Oleh: Nunik Umma Fayha
Rafah, Ahad, 26/05/2024, para pengungsi, penghuni tenda darurat sudah bersiap tidur ketika tiba-tiba datang serangan Israel yang menimbulkan nestapa dan kedukaan. Dengan kepongahan, bom-bom Israel 'diganjurkan' ke tengah pemukiman darurat pengungsi Gaza menyebabkan kerusakan dan api yang berkobar membakar pemukiman sementara yang sebetulnya tak layak disebut tempat tinggal. Sekitar 45-50 nyawa harus berpisah dari raga, bahkan organ tubuh terpisah dari 'wadhag., InsyaaAllah syahid (cnbcindonesia.com, 28/05/2024). Sebuah meme bahkan menuliskan, "Jalan dari Rafah menuju surga sesak oleh anak-anak, malam itu "
Dengan semua kepongahan, Rafah terus dihujani bom, bahkan Selasa, 28/05/2024 kemarin 21 nyawa melayang lagi oleh hantaman tembakan maut IDF (detik.com, 29/05/2024).
Israel berkilah serangan tersebut sebagai balasan dari 8 roket dari Rafah yang dijatuhkan ke wilayah Israel sebelumnya. Mereka hanya mengakui serangan menyasar Hamas.
Kekejaman Israel akhirnya membuat para petinggi dunia berteriak. Bahkan Macron yang biasa sekata dengan polisi dunia, Amerika Serikat, ikut gerah. Dia menyatakan Perancis sedang bersiap mengakui negara Palestina menyusul lebih 140 negara yang telah lebih dulu memberikan pengakuan. Menlu Jerman, Baerbock dan Pimpinan Uni Eropa, semua bersuara menyikapi kedegilan Israel. Keputusan ICJ, Pengadilan Tinggi di bawah PBB, perihal penghentian serangan Israel, harus dihormati. Senada hal ini dari Uni Afrika juga menyatakan perintah ICJ harus segera ditegakkan.
Sebaliknya sekutu abadi Amerika Serikat melalui juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, menyatakan, tidak ada perubahan sikap negaranya sebab tindakan Israel dianggap masih belum sampai di garis merah. Menurut AS, Israel belum melakukan pengiriman tentara besar-besaran, belum ada gerakan dalam unit besar dan dianggap serangan Israel belum sampai untuk menghancurkan Rafah. Berdasar fakta ini maka tidak ada perubahan kebijakan termasuk pasokan senjata tetap akan dilakukan.
Berdasar pantauan media, berbagai senjata, hulu ledak buatan Amerika ditemukan di daerah terdampak serangan.
Senada dengan sekutunya, Israel sangat geram dengan tanggapan berbagai negara yang mengecam aksinya. Mereka menyebut bahwa sikap negara-negara yang mengutuk aksinya tersebut sebagai "penghargaan terhadap teror!" Israel memang tiada banding dalam kebebalan nurani. Sebagai 'the real terorist' mereka adalah rajanya 'playing victim'.
Mereka tidak mengakui 76 tahun pendudukan atas Palestina. Setiap tahun mereka mengusir penduduk Palestina dan merebut tanahnya. Ketika patriot negeri Palestina menuntut kebebasan, menuntut balik negerinya, mereka disebut teroris. Sementara mereka sendiri yang setiap saat melakukan teror pada rakyat Palestina justru menganggap diri sebagai korban.
Sejatinya Palestina adalah negeri yang menjadi hak seluruh kaum muslimin. Menjaganya adalah kewajiban sebab status sebagai tanah kharaj yang dibebaskan dengan jihad. Jihad panjang berjilid-jilid dan terakhir berada di bawah Khilafah Utsmani sampai ketika pasukan sekutu Inggris mengambil alih dan memberikan tanahnya pada bangsa Yahudi yang kemudian mendirikan negara Israel. Negara yang didirikan di atas tanah, darah dan penderitaan pemilik sahnya.
Kondisi Palestina saat ini adalah gambaran kondisi umat saat ini. Dijajah, diusir, dipecah belah tanpa ada pelindung, tanpa ada junnah sebagai pengayom. Tameng terakhir telah dirubuhkan kafirin meminjam tangan Kemal Pasha yang matinya pun jasadnya tak diterima bumi.
Saat ini Palestina khususnya Gaza sedang dalam cengkeraman Zionis-Israel. Rafah yang disebut tanah terakhir bagi rakyat Palestina, yang tadinya disebut daerah satu-satunya bagi tujuan pengungsi pun menjadi sasaran serangan zionis yang kehabisan akal menghadapi liatnya para penjaga bumi Syam.
Hendak menghabisi tapi jerih juga dengan suara dunia tapi tak jua mundur karena mereka juga punya tujuan yang diklaim kebenaran dan keunggulan bangsanya. Mereka merasa paling berhak atas bumi Syam, padahal seperti kita tahu bumi Syam diperuntukkan mereka ketika beriman. Saat ini kita tahu siapakah Zionis-Israel, sebuah bangsa barbar yang merasa terbaik di antara umat manusia sehingga bangsa lain harus tunduk padanya. Bangsa bengis yang tidak pernah merasa bersalah telah membantai pulihan ribu nyawa.
Di Mana Pemimpin Negeri Muslim
Sungguh suatu penghinaan atas fakta para pemimpin negeri muslim yang bisanya sekedar berteriak mengecam kebuasan Zionis-Israel tapi tidak juga mengirim tentaranya. Laksana singa sirkus yang cukup mendapat tepukan usai berpidato dan bukannya singa si raja hutan yang membuat orang terbirit ketika dia mengaum.
Gambaran yang sesuai apa yang pernah disampaikan Golda Meir, perdana Mentri wanita Israel ketika didapatinya tak satu pun negeri muslim bergerak setelah Masjid Al Aqsha dibakar, 21 Agustus 1969. Meir sempat menyatakan ketakutannya atas kemarahan dan serangan bangsa Arab. Tapi ketika ternyata tak satu pun moncong senjata dan tentara diturunkan ke bumi Palestina, Meir menyatakan bahwa hari pembakaran Al Aqsha adalah hari terbaiknya. Meir menyebut bahwa hari itu adalah hari dinyatakan dengan benderang bahwa kedudukan Zionis-Israel aman di tengah bangsa Arab.
Masih kurang jelaskah fakta ini? Bagaimana mungkin negeri-negeri muslim yang bila dipersatukan, memiliki jumlah tentara luar biasa besar, mempunyai senjata canggih dan hebat yang sangat banyak, tapi menghadapi 127ribu berandalan IDF yang berani petentang petenteng hanya ketika merasa lokasi sudah aman, tak mampu melawan.
Bukan tentara dan senjatanya yang tak mampu, tapi para penguasanya yang tak mampu membuat kebijakan melawan 'para toean' yang sedang menjadi raja dunia, yang berdiri sok jago mendukung zionisme.
Allah tak rela kita menjadikan mereka, Zionis-Israel dan para pendukungnya, sebagai 'teman' kecuali menempatkan kita sebagai golongan mereka. Janganlah menjadi orang-orang zalim yang Allah tak mau memberi petunjuk. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Fakta yang ada serta solusi yang telah diusulkan dan dilakukan selama ini menguatkan bahwa tidak ada gerak lain yang mampu membebaskan Palestina khususnya Gaza dari kebrutalan Zionis-Israel melainkan dengan Jihad dan Khilafah.
AllahuAkbar!!!

Semoga segera tegak khil4f4h pembebas Palestina
BalasHapusAllahuAkbar
BalasHapus