Antara Dompet dan Ijab Kabul: Dilema Generasi Masa Kini




Oleh: Erika Febiana, A.md.S.I.Ak



Pernikahan adalah langkah awal untuk memulai kehidupan berpasangan yang halal, tetapi realitanya tidak semudah itu. Dominasi generasi muda terjebak dengan ekonomi yang tidak stabil dan dibanyangi oleh kekhawatiran akan kemiskinan yang tersistematis ketika memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan, dan ini menjadikan generasi muda dilema antara menutuskan menikah atau menunda pernikahan, bahkan memutuskan untuk tidak menikah sama sekali.

Begitu banyak fakta yang ramai di tengah tengah masyarakat baik skala nasional maunpun internsional dengan keadaan ekonomi yang tidak stabil bahkan cenderung kurang. Menurut data Badan Pusat Statistik, banyak penduduk dengan usia 15-24 tahun menempati tingkat pengangguran terbuka di Indonesia yakni sebesar 16,89 persen, mereka menerima upah tergolong paling rendah, yaitu upah penduduk berusia 20-24 rata-rata hanya Rp 2,6 juta per bulan. Perbedaan  sangat signifikan dari rata-rata upah nasional sebesar Rp 3,33 juta per bulan pada Agustus 2025. (kompas, 27/11/2025).  

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis dari Pew Research Center yang bertajuk ”Young Adults in the U.S. are Reaching Key Life Milestones Later Than in the Past” menjelaskan bahwa tekanan biaya hidup dan ketidakstabilan ekonomi menjadi penyebab utama generasi muda di Amerika Serikat menunda fase milestone atau menikah, memiliki rumah, dan kemudian punya anak. (kompas, 27/11/2025).

Keadaan ekonomi yang tidak stabil menjadi penyebab generasi muda untuk menunda menikah bahkan memilih tidak menikah sama sekali, dengan dibayangi kasus perceraian yang semakin melonjak yang disebabkan oleh kasus perekonomian menjadikan narasi marriage is scary semakin kuat.

Kapitalisme: Tangan Tak Terlihat yang Membuat Pernikahan Tak Terjangkau

jika di teliti lebih dalam penyebab ketidakstabilan ekonomi yaitu karena diterapkannya sistem kapitalisme, sistem kapitalisme adalah sistem yang berlandaskan paham sekularisme yaitu pemisahan agama dengan kehidupan dan mengusung paham kebebasan atau liberalisme sehingga yang mempunyai kendali terhadap ekonomi adalah orang orang yang mempunyai modal, setiap orang bebas menggunakan cara apasaja untuk mendapatkan kekayaannya, tidak heran jika pada sistem kapitalisme ini yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin karena adanya ketidakadilan dalam pendistribusian ekonomi di tengah tengah masyarakat.

dalam sistem ekonomi kapitalisme sering mengalami inflasi yang mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi, imbasnya phk masal atau ketidakpastian dalam pekerjaan yang semakin membuat kekhawatiran pada generasi muda jika memilih untuk menikah.

hal ini diperparah lagi dengan tidak adanya peran pemerintah dalam mengurusi masyarakat nya, dan sumber daya alam dikelola oleh individu atas izin dari pemerintah untuk di eksploitasi tanpa batas, sehingga hasil dari sumber daya alam tadi tidak bisa di gunakan untuk kepentingan masyarakat melainkan kepentingan individu pemilik modal.

tidak hanya itu, ditambah lagi dengan bebasnya konten media sosial dengan gaya flexing dan hedonisme nya, seolah olah dalam memulai langkah pernikahan harus sesempurna konten influencer yang di posting.

dengan demikian sistem kapitalisme meskipun tidak terindera tindakannya tetapi menjadi penyebab utama dalam generasi muda untuk memulai kehidupan pernikahan dan efeknya ada pada angka kelahiran yang menurun.

Islam mempermudah jalan pernikahan. Islam adalah sebuah sistem yang mengatur kehidupan manusia, tidak hanya sebagai agama ritual, bahkan perihal pernikahan.


Islam benar benar mempermudah pernikahan bahkan dalam hadist Rasulullah saw. bersabda

"Yang paling besar keberkahannya adalah yang paling mudah maharnya."
(HR. Ahmad).

sungguh dalam Islam tidak memberatkan dari segi ekonomi, yang terpenting memenuhi rukun nikah,

Didalam sistem Islam, negara wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat, dan membuka lapangan pekerjaan seluas luasnya, dan untuk kepemilikan baik itu air, api, padang rumput di kelola oleh negara dan hasilnya di gunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan tercapainya kesejahteraan masyarakat,

dalam sistem islam juga ada nya pendidikan dengan berlandaskan keimanan membentuk generasi yang berkarakter islam, bukan generasi hedonisme dan materialisme, dan adanya pendidikan untuk mempelajari berumahtangga sehingga menjadikan pernikahan menjadi kuat dan mencetak generasi generasi yang gemilang.

Wallahu a'lam bish-shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak