Anak Muda Takut Nikah


Oleh : Nurfillah Rahayu
( Forum Literasi Muslimah Bogor)



Pernikahan merupakan Ibadah untuk melengkapi separuh agama yang diperintahkan Allah SWT. Dengan Pernikahan, yang haram bisa menjadi halal, mencegah zina serta melanjutkan keturunan dan membina generasi Islami sehingga mendatangkan ketenangan lahir dan bathin. 
Namun apa jadinya jika saat ini banyak anak muda takut nikah. Berdasarkan Survei IDN Research Institute (2025) menunjukkan 68% Milenial dan 63% Gen Z menunda pernikahan.

Tentu saja hal ini mengundang kekhawatiran. Karena banyak anak muda menilai kestabilan ekonomi lebih penting daripada segera menikah. Belum lagi lonjakan harga kebutuhan, biaya hunian, dan ketatnya persaingan kerja menjadi alasan utama. Seolah usaha maximal yang sudah dilakukanpun seakan masih jauh dari kata cukup dalam membina bahtera rumah tangga. Tidak hanya itu narasi “marriage is scary” memperkuat ketakutan akan pernikahan. Berbagai alasan seperti ekonomi, mental, adat istiadat dan lain sebagainya membuatnya berfikir berulang kali untuk menikah.

Inilah buah dari sistem kapitalisme yang membuat banyak anak muda
ketakutan miskin karena memang yang terjadi saat biaya hidup tinggi, pekerjaan sulit, upah rendah jauh dari kata cukup.
Terlihat jelas negara sebagai regulator cenderung lepas tangan dalam menjamin kesejahteraan rakyat sehingga beban hidup dipikul individu.
Gaya hidup materialis dan hedonisme tumbuh dari pendidikan sekuler dan pengaruh media liberal.
Tolak ukur kebahagiaannya dilandaskan pada materi semata. Halal dan haram tidak lagi jadi acuan dalam bertindak.
Sehingga pernikahan dipandang beban, bukan sebagai ladang kebaikan dan jalan melanjutkan keturunan.

Untuk itu sudah saatnya beralih dari sistem kapitalisme yang jelas menyengsarakan umat kepada Sistem Islam yang sempurna dalam mengatasi segala permasalan kehidupan yang terjadi.
Dalam Sistem Islam Negara akan menjamin kebutuhan dasar rakyat dan membuka lapangan kerja yang luas melalui penerapan sistem ekonomi Islam.
Pengelolaan milkiyyah ammah oleh negara, bukan swasta/asing, sehingga hasilnya kembali untuk kesejahteraan masyarakat dan mampu menekan biaya hidup. Tidak seperti saat ini yang terjadi pengelolaan sumber daya alam yang ada dkuasai asing sehingga pribumi tidak mendapatkan jaminan kebutuhan yang cukup.
Islam juga mengatur pendidikan berbasis aqidah membentuk generasi berkarakter, tidak terjebak hedonisme dan materialisme. Yang hanya mementingkan urusan dunia semata. Mereka justru menjadi penyelamat umat.
Tak hanya itu Sistem Islam Dengan  Khilafahnya akan memberikan penguatan institusi keluarga, dengan mendorong pernikahan sebagai ibadah dan penjagaan keturunan. Sehingga anak muda tak takut lagi menikah karena memang Kesehatan, Pendidikan dan Biaya Hidup diatur dengan sempurna agar semuanya tercukupi dengan layak dan kualitas terbaik. Dengan demikian peradaban generasi gemilang akan banyak dihasilkan.

Wallahua'lam Bishshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak