Tawuran Pelajar, Potret Kelam Dunia Pendidikan Kita

Oleh: Nailizi

Telah di temukan Seorang pelajar tergeletak di depan sebuah minimarket Jalan Darmais, Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar). Pelajar tersebut ditemukan dalam kondisi terluka di bagian kepala akibat tawuran. Pihak kepolisian kemudian menghubungi ambulan untuk membawa korban ke rumah sakit. Setelah ditelusuri, korban diketahui merupakan pelajar kelas 12 salah satu SMK di Kota Bogor. Kemudian diketahui dua korban tawuran lainnya saat polisi ke rumah sakit (RS).

Polisi mengatakan bahwa tawuran terjadi atas adanya perjanjian diantara kedua belah pihak. Sehingga terjadinya peristiwa tawuran yang memakan korban.

Terjadinya peristiwa tawuran dikalangan pelajar merupakan potret buram dari sistem pendidikan kita saat ini dimana dipisahkannya  agama dari kehidupan, termasuk dari kurikulum, tujuan pendidikan, dan pembentukan karakter. Dalam sistem ini, agama hanya diajarkan sebatas pengetahuan, bukan sebagai landasan perilaku. 

Perilaku tawuran sering disebut sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. Kebebasan berekspresi ala sistem sekular sering dipahami secara keliru oleh remaja sebagai kebebasan tanpa batas. Mereka merasa bebas untuk mengatakan, melakukan, atau menunjukkan apa pun tanpa mempertimbangkan norma agama maupun dampaknya pada orang lain. Menjadikan kebebasan ini justru dapat membentuk karakter yang impulsif, mudah tersinggung, dan bereaksi berlebihan terhadap masalah-masalah kecil.

Remaja seperti ini cenderung mengutamakan emosi daripada akal, sehingga tidak terbiasa menganalisis masalah secara serius. Mereka tidak mempertimbangkan sebab-akibat, tidak memikirkan konsekuensi jangka panjang, Kurang memiliki rasa tanggung jawab moral maupun sosial.

Oleh karena itu Remaja membutuhkan pembinaan yang dimulai dari akidah hingga akhlak agar terbentuk generasi yang kuat, berkarakter, dan mampu mengembalikan kejayaan peradaban Islam. Dalam pandangan sebagian pemikir Islam, pembinaan seperti ini memerlukan peran negara yang menyediakan lingkungan pendidikan dan sosial yang mendukung baik di keluarga, sekolah, masyarakat, hingga media sosial, sehingga pembinaan berlangsung menyeluruh dan konsisten. Dengan pembinaan ini, niscaya akan terbentuk remaja-remaja yang berprilaku positif dan jauh dari perilaku menyimpang seperti tawuran.

Wallahu a'lam bis shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak