Sudan Mulia dengan Islam, tapi Aturan Kufur Menghinakannya



Oleh : Elis Irma Ratnasari
 (Aktivitas Dakwah, Pemerhati Generasi)



Langkah kaki terhenti sejenak ketika keluar rumah papasan dengan seorang Muslimah penuh senyum menyapa "Assalaamualaikum". Senang sekaligus menyayat hati, karena perawakan dan warna kulitnya mirip sekali dengan Muslimah Sudan yang kini tengah dirundung duka.

Dilain kesempatan, Muslim Sudan begitu ramah. Mereka kerap menyapa dan ngobrol ramah tamah tak jauh beda dengan orang Indonesia. Begitulah karakter Muslim Sudan yang kami temui selama tinggal di negara gurun ini.

Jika kita membaca sejarah, Islam masuk ke Sudan tak lepas dari perpanjangan tangan sahabat Rasulullah, yakni Amr bin Ash. Amr bin Ash sebagai gubernur Mesir kala itu, dengan izin Allah mampu menyebarkan Islam hingga ke wilayah Sudan.

Islam berkembang pesat di Sudan, bahkan disaat pemerintahan Islam terakhir yang berpusat di Istanbul mulai goyah, Sudan tetap berjuang untuk konsisten menerapkan syari'at Islam.

Upaya penerapan syari'at Islam sempat menggema di tahun 1989. Waktu itu presiden terpilih Omar Hasan dan jajarannya berupaya untuk mengokohkan identitas negara mereka. Dengan Islam, mereka yakin akan mampu membawa negara Sudan pada kemakmuran, ketertiban, dan kesejahteraan.

Perjuangan selalu menghadapi rintangan. Negara asing tentunya tidak suka dengan ide penerapan syari'at Islam. Tak aneh jika Sudan kala itu sempat dicap sebagai negara lahirnya para teroris. Bahkan di tahun 1993 Sudan dijuluki sebagai negara yang mensponsori terorisme global.

Begitulah ketika asing sebagai pembawa ide kebebasan (ide kufur) bertemu dengan ide penerapan syari'at Islam, di negeri negeri kaum Muslimin mereka gencar "berjualan" ide "terorisme". Padahal kampanye yang selalu digaungkan, hanya untuk menghalangi dan melawan kepentingan mereka terhadap negeri negeri kaum Muslimin.

Allah telah memberkahi negeri negeri kaum Muslimin dengan kekayaan alam melimpah. Sebagai contoh jika penerapan Islam berhasil dilakukan, hak seperti pengelolaan kekayaan alam di suatu negeri itu wajib untuk masyarakat, sangat berbeda dengan ide kebebasan kufur yang memperbolehkan kekayaan alam dimiliki individu.

Termasuk yang terjadi hari ini di Sudan tidak bisa dilepaskan dari betapa potensial dan kayanya negeri tersebut. Bahkan disebutkan, penghasilan emas Sudan masuk pada tiga besar di Afrika.

Aktivis dakwah Sudan, Ibrahim Utsman dalam siaran persnya menyebutkan bahwa apa yang terjadi di Sudan hari ini tidak lepas dari persaingan internasional.

Aktivis dakwah tersebut menyebutkan Amerika berusaha mencapai target sebagai berikut : Pertama, menghilangkan pengaruh Inggris. Kedua, menghancurkan pengaruh militer Inggris yang terepresentasi melalui gerakan-gerakan bersenjata di Darfur. Ketiga, memisahkan wilayah Darfur, dan memecah belah sisa-sisa Sudan.

Keempat, menyelesaikan normalisasi hubungan dengan entitas Zion*s yang dimulai oleh pimpinan militer dan pimpinan RSF di Sudan. “Ini dalam rangka pengaturan wilayah oleh Trump, menyerahkan kawasan itu sepenuhnya kepada boneka Amerika, entitas Zion*s, untuk memerangi Islam di bawah bendera perang melawan terorisme, sekaligus menempatkan entitas tersebut berkuasa atas sumber daya kawasan dan menyebarkan korupsi serta kerusakan di dalamnya." Tuturnya.

Begitu jahat dan liciknya ketika ide kufur masuk, ia telah menghinakan dengan sehina hinanya negara Sudan dan saudara saudara kita disana. Hanya Islam yang akan menghapus duka dan air mata Sudan, semoga cahaya Islam itu segera kembali menerangi Sudan dan negeri negeri Muslimin lainnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak