Seriusnya Krisis Moral di Kalangan Pelajar



Oleh : Aksara Adhikari 
(Pelajar Kota Bogor)




Belakangan ini publik digemparkan oleh dua peristiwa di dunia pendidikan. Yang pertama, kasus kepala sekolah SMAN 1 Cimarga Banten, yang menampar siswa karena ketahuan merokok. Serta viralnya foto siswa SMA di Makassar yang merokok santai di samping gurunya.

Dua insiden ini mencerminkan adanya krisis moral yang serius dikalangan remaja, sekaligus dilema bagi para pendidik. Di satu sisi, guru berusaha keras menegakkan disiplin, namun di sisi lain batas antara ketegasan dan kekerasan menjadi semakin kabur.

‎Fenomena ini menunjukan berapa lemahnya wibawa guru di era modern. Ketika guru menegur murid yang salah, justru sering berujung pada pelaporan atau kecaman. Sementara itu, perilaku remaja yang merokok dianggap sebagai simbol kebebasan dan kedewasaan.

Padahal faktanya, hal tersebut justru menandakan krisis moral dan kurangnya pengawasan dari lingkungan serta negara. Data WHO yang menyebut jutaan remaja menggunakan vape memperlihatkan betapa parahnya masalah ini secara global.

Dalam Islam, guru memiliki kedudukan mulia sebagai pemandu akhlak dan pembentukan kepribadian. Amar makruf nahi munkar harus dilaksanakan tanpa kekerasan, dengan pendekatan yang mendidik dan penuh kasih.

Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam menanamkan kesadaran bahwa hidup memiliki tujuan mulia, yakni beribadah dan menjaga diri dari hal yang membahayakan. Dengan demikian, solusi sejati bukan sekadar menegakkan disiplin, tetapi juga membangun generasi beriman yang tahu cara menghormati guru dan menjaga kehormatan dirinya.

Sayangnya hal tersebut tidak bisa dijalankan secara paripurna dalam sistem Kapitalisme yang diterapkan saat ini. Pemahaman tentang penghormatan dan sikap sopan santun kepada guru atau orang yang lebih tua, jelas tidak termaktub di dalamnya.

Sebaliknya, prinsip-prinsip terkait kebebasan bertindak dan pemisahan agama dari kehidupan justru menjadi pijakan utamanya. Alhasil, tipe-tipe anak yang tidak bisa di atur, merasa selalu benar dan jauh dari nilai-nilai keislaman merupakan jelmaan dari pendidikan yang dianut oleh sistem Kapitalisme. Maka dari itu, sistem semacam ini sungguh tidak layak. Islam lah satu-satunya sistem yang layak dan wajib untuk diterapkan.

Wallahu A'lam bis Shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak