Ayah Aniaya Anak Menjamur dalam Sistem Kufur

Oleh: Mariyam Sundari
 (Jurnalis/Pengamat Kriminal)


Miris rasanya hati ini mendengar kasus demi kasus setiap hari berseliweran terutama kasus yang dilakukan oleh orang terdekat dalam keluarga yaitu Seorang Ayah yang seharusnya menjaga, melindungi putra-putranya justru malah banyak menganiaya. Ini jelas perilaku menyimpang yang harus segera dihentikan. Karena anak merupakan amanah yang punya hak untuk diberikan penjagaan, pendidikan, serta kasih sayang yang tulus dari orang tuanya termasuk ayah sebagai pemimpin yang membina keluarganya. 

Lantas, apa yang menjadi penyebab subur kasus penganiayaan terhadap anak saat ini? Seorang Ayah sampai bisa melakukan tindak pidana pasti ada penyebab yang membuat pelakunya dengan sukarela melakukannya. Hal paling utama adalah adanya pendidikan yang salah terutama pendidikan yang jauh dari akidah dan keimanan. Karena faktanya saat ini sistem kapitalis sekuler yang diterapkan negara memang menjauhkan ranah agama dari kehidupan. 

Sudah pasti jelas, pendidikan dalam kapitalis tidak mengedepankan agama sebagai pondasi awal dalam kehidupan melainkan hanya menyuguhkan materi semata, hingga melahirkan generasi yang jauh dari iman. Akibatnya, nafsu dikedepankan yang mampu mengantarkan seseorang berbuat tindak pidana tanpa peduli perbuatannya itu apakah baik, buruk, merugikan orang lain atau tidak. Apakah targetnya itu adalah anaknya sendiri atau keluarga yang lain, yang terpenting bagi dirinya adalah memuaskan diri dalam bertindak. 

Dalam kapitalis tolok ukurnya adalah  keuntungan. Segala sesuatu diukur atas dasar manfaat, baik manfaat bagi diri berupa kepuasan maupun manfaat secara materi. Jadi, misal minuman  memabukkan yang diharamkan dalam Islam, kalau diukur dalam kapitalis akan menjadi sah saja jika dilegalkan. Karena ada manfaatnya bagi manusia, misal menghangatkan tubuh di musim dingin. 

Termasuk para pekerja komersial (PSK), mereka dianggap memberikan jasa manfaat. Maka sah-sah saja jika dilakukan karena adanya kemanfaatan dan keuntungan bagi manusia lain. Jadi, tolok ukurnya kebahagiaan dan kepuasan pribadi bukan halal haram, serta tidak peduli bagaimana dampak kerusakan yang akan ditimbulkan. Ini kalau diukur dalam ranah ekonomi, karena banyak kasus terjadi, sebabnya masalah ekonomi dalam keluarga. 

Termasuk masalah penganiayaan oleh Seorang ayah kepada anaknya, dalam kapitalis hal ini jelas tidak menjadi masalah karena jika dilakukan untuk kepuasan pribadi atau mungkin tujuan supaya istrinya kembali ke rumah dan lain sebagainya. Hal ini kan bernilai manfaat bagi pelakunya. Tak peduli itu merupakan tindak pidana yang menghantarkannya pada kezaliman yang akan membawanya pada kenistaan. 

Jadi, pasti butuh solusi tuntas, yang mampu memberikan pendidikan yang terbaik. Mengajarkan akidah, akhlak mulia melahirkan generasi beriman, bertakwa penuh amanah. Tidak lain hanya ada dalam aturan Islam. Jika Islam diterapkan semua permasalahan dalam hidup termasuk penganiayaan terhadap anak akan diselesaikan segera. InsyaAllah. []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak