Awas! Open Bo Jangkiti Anak


Oleh: Mariyam Sundari
 (Jurnalis/Pengamat Kriminal)
 

Istilah open booking (open bo) adalah merujuk kepada prostitusi seksual yang kini banyak dilakukan oleh oknum muncikari memanfaatkan media sosial untuk bertransaksi. Korbannya adalah perempuan yang dibujuk atau tergiur untuk mendapatkan uang tambahan. Tidak hanya perempuan dewasa, bahkan prostitusi ini sudah mulai merambat kepada anak-anak di bawah umur yang masih duduk di bangku sekolah. 

Seperti yang terjadi di Flores, Nusa Tenggara Timur bahwa tim gabungan mengamankan 10 perempuan, salah satunya adalah anak sekolah yang masih duduk di bangku pendidikan (SMA), diduga terlibat dalam pelayanan seksual secara daring alias open booking (open bo), kompas.com (11/19/2025). Selain itu juga masih banyak terjadi di tempat lain. 

Termasuk di Jakarta, ada seorang narapidana berinisial (AN) 40 tahun yang mengendalikan prostitusi online anak di bawah umur dari penjara Cipinang, Jakarta Timur. Eksploitasi ini juga sama disebut (open bo) atau booking online, Tempo.co, (21/7/25). 

Anak-anak pemikirannya masih belum labil, dan belum memahami mana baik mana buruk sehingga mudah dipengaruhi dan dikendalikan. Termasuk diiming-imingi uang yang banyak, mereka hanya mengira itu sebuah rezeki dan kebaikan, tidak memahami dampak buruk yang akan terjadi karena melanggar aturan agama. 

Namun, Mirisnya terkadang yang mengendalikan anak-anak adalah orang terdekat, misal orang tua. Tak jarang banyak seorang ibu menjual anak perempuannya yang masih di bawah umur untuk memperoleh cuan dan keuntungan. Tak peduli bagaimana nasib anaknya apakah akan sengsara, trauma dan lain sebagainya. 

Tidak dipungkiri memang beginilah hidup dalam sistem kapitalis sekuler yang jauh dari ranah agama. Tolok ukurnya adalah keuntungan. Jika, sesuatu perilaku yang dianggap itu akan membawa kemanfaatan bagi diri individu, maka hal-hal yang bertentangan dengan syariat pun bisa dilegalkan. 

Tak peduli halal haram untuk dapat kesenangan dan kepuasan. Bahkan seolah dia lupa bahwa yang dimanfaatkan adalah darah dagingnya sendiri, innalilahi. Jadi hanya aturan Islam sajalah yang mampu mengatasi segala persoalan yang ada dalam kehidupan, yang tolok ukurnya berdasarkan halal haram.[]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak