Oleh : zuxy
Pada Oktober 2025, terdapat tiga kasus bunuh diri yang dilakukan remaja belasan tahun. Di Sukabumi, Jawa Barat, seorang remaja.
Kriminal Polres Garut menyelidiki kematian seorang siswa kelas X SMAN 6 berinisial PN, 16, warga Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Korban mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri lantaran tidak naik kelas hingga dugaan perundungan di sekolah.
Meningkatnya angka bunuh diri di kalangan pelajar menjadi tanda serius yang perlu kita diperhatikan. Meski sebagian disebabkan oleh perundungan, tidak semuanya berakar dari hal itu. Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak remaja memiliki ketahanan mental yang lemah, sehingga mudah tertekan dan kehilangan harapan ketika menghadapi masalah.
Kerapuhan mental tersebut berhubungan dengan lemahnya pondasi keimanan dan nilai moral anak. Hal ini muncul karena sistem pendidikan yang berorientasi pada hasil akademik, sementara aspek spiritual dan pembentukan karakter kurang diperhatikan. Akibatnya, ajaran agama hanya dipahami sebatas teori, tanpa benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor sosial lain seperti tekanan ekonomi keluarga, konflik rumah tangga, hingga pengaruh media sosial turut memperburuk kondisi mental anak. Paparan konten negatif dan komunitas daring yang membahas bunuh diri sering kali membuat remaja merasa bahwa mengakhiri hidup adalah jalan keluar dari penderitaan. Padahal, hal tersebut justru menunjukkan lemahnya pemahaman dan kehilangan makna hidup. Pihak dari sekolah pun tidak menghiraukan terkait kasus bunuh diri pada siswanya, hanya dijadikan hal biasa bagi mereka
Islam menempatkan akidah sebagai fondasi utama pendidikan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun seluruh jenjang pembelajaran, agar anak memiliki keteguhan jiwa dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah membentuk pola pikir dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai Islam, sehingga tumbuh menjadi kepribadian Islam yang kuat.
Penerapan sistem Islam mampu mencegah dan menyembuhkan gangguan mental secara menyeluruh, sebab Islam menjamin kebaikan seperti terpenuhinya kebutuhan dasar, keharmonisan keluarga, dan panduan hidup yang sesuai dengan tujuannya. Kurikulum pendidikan dalam sistem Khilafah menggabungkan pembentukan karakter Islami dengan penguasaan ilmu pengetahuan, sehingga dapat memecahkan berbagai persoalan hidup dengan cara yang sesuai syariat.
