Oleh: Zennaisa
Sebanyak 15 anak dari 50 murid SMP di Surabaya dinyatakan positif mengonsumsi narkoba (BNNP Jawa Timur). Namun pihak kepolisian belum bisa menemukan jenis narkoba apa yang dikonsumsi oleh mereka. Polisi menangkap pelaku yang diduga telah menjadi pengedar narkoba tersebut saat operasi pemulihan kampung rawan narkotika.
Jalan Kunti, atau yang dijuluki sebagai Kampung Narkoba di Surabaya. Di sana berjajar bedeng-bedeng kecil yang terbuat dari kayu beratapkan terpal sering untuk transaksi narkoba dan pesta sabu. Bahkan polisi pernah mendapatkan adanya bunker di salah satu rumah saat menggrebek kampung narkoba tersebut.
Walikota Surabaya meminta agar para orang tua mengevaluasi diri dan sadar akan perannya sebagai orang tua untuk mengasuk anak, tidak menyerahkan sepenuhnya kepada para guru di sekolah.
Remaja saat ini sudah mulai kehilangan nilai keimanan dan kebahagiaan hakikinya, sehingga mudah terjebak hal-hal yang buruk. Peredaran narkoba ini sangat sistemik dan merajalela, membuktikan bawaha pengawasan negara dan masyarakat lemah. Jika kampung narkoba dibiarkan seperti itu, maka akan menjadi malapetaka bagi remaja.
Penguatan nilai keimanan dan kebahagiaan hakiki sangat penting dalam keluarga dan dunia pendidikan. Keluarga dan lembaga pendidikan wajib menanamkan iman, takwa, dan akhlak mulia sejak dini, karena keimanan yang kuat menjadi benteng bagi remaja agar tidak tergelincir dalam maksiat dan perbuatan merusak diri.
Negara wajib melindungi remaja dari bahaya narkoba dan segala hal yang membahayakan generasi. Dalam Islam, negara berkewajiban menjaga generasi dari kerusakan, termasuk bahaya narkoba. Negara harus menegakkan hukum, memberikan edukasi, dan menciptakan lingkungan yang aman dari segala hal yang merusak moral.
Kemungkaran tidak boleh dibuarkan merajalela, amar ma'ruf nahi mungkar menjadi kewajiban bersama.
Masyarakat, keluarga, dan negara harus saling membantu menghentikan keburukan agar remaja tumbuh dalam lingkungan yang diridhoi Allah.
Tags
opini