Oleh: Kartika Septiani
Korupsi di negeri ini sudah sangat merajalela, melihat kasus korupsi di berbagai media baik sosial atau cetak, seperti makanan sehari-hari bagi rakyat. Bahkan beberapa waktu lalu, ramai masyarakat membuat peringkat "Liga Korupsi Indonesia", mengurut besaran kasus korupsi dari milyar hingga triliun.
Seperti dugaan kasus korupsi baru-baru ini yang diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam proyek pengadaan mesin electronic data capture (EDC), di salah satu bank pelat merah, yang mencapai nilai 2,1 triliun, pada periode 2020 hingga 2024. (www.beritasatu.com , 30/06/2025)
Hukum Tebang Pilih
Ini adalah salah satu dari sekian banyak nya kasus korupsi. Setiap harinya rakyat disuguhkan dengan berita kasus korupsi yang tidak ada habisnya. Bahkan malah semakin marak dan terus bertambah. Hal ini bisa terjadi karena bukan lain adalah penerapan sanksi yang tidak tegas, bahkan longgar apalagi untuk para koruptor. Sistem hukum yang "tumpul keatas dan tajam ke bawah" begitu nyata dirasakan.
Contohnya saja, ketika rakyat biasa hanya mencuri setandan pisang dikarenakan kelaparan, namun menerima sanksi sosial dengan dipukuli oleh masyarakat, belum lagi urusannya dengan aparat penegak hukum, dipenjara dengan waktu yang lama. Namun, para koruptor yang mencuri uang rakyat ratusan triliun, masih bisa tersenyum melambaikan tangan seolah tak bersalah, dan dihukum dengan hukuman yang sangat ringan, penjara singkat dengan fasilitas penjara seperti rumah pribadi, sungguh sangat miris.
Maraknya kasus korupsi ini adalah buah dari penerapan aturan yang memisahkan agama dari kehidupan atau dikenal dengan sistem sekularisme kapitalisme. Bukti bahwa sistem ini tidak mampu mengurusi rakyat dan tidak dapat diandalkan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Justru menumbuh suburkan politik transaksional yang memanfaatkan amanah kekuasaan untuk keuntungan pribadi dan segelintir orang saja. Menyalahi wewenang dan menyalahgunakan kekuasaan.
Sistem Islam Paling Sempurna
Sistem sekularisme Kapitalisme, sangat bertolak belakang sekali dengan Islam. Ketika Islam diterapkan secara sempurna dan dijadikan sistem kehidupan, maka Islam mampu menghadirkan jiwa yang amanah atas kekuasaan sebagai tanggung jawab besar dihadapan Allah SWT. Dengan itulah mampu meminimalisir munculnya kasus korupsi, atau penyalahgunaan kekuasaan.
Kepemimpinan dalam Islam hanya berasaskan aqidah Islam dan penerapannya sesuai tuntunan syariat yang dipancarkan kepada para individu bertakwa dan takut pada murka Allah. Islam juga akan memberikan sanksi tegas jika terjadi kasus korupsi seperti ini, sehingga tidak akan terulang kembali. Dengan begitu, kesejahteraan dan keadilan akan dirasakan oleh seluruh rakyat. Wallahu'alam bishowab.
Tags
Opini
