Posisi Pemuda dalam Pembangunan menurut Islam



Oleh: Safda Sae, S. Sosio 
Aktivis Dakwah Kampus 



 
Pemuda Islam merupakan tulang punggung yang membentuk komponen pergerakan. Mereka memiliki kekuatan yang produktif serta kontribusi tanpa limit. Islam memandang pemuda muslim sebagai orang yang memikul tugas berat dan kewajiban besar terhadap diri, agama, dan umatnya. Memiliki suatu kewajiban yang akan menyingkap eksistensinya dan mengoptimalkan potensi dirinya. 

Islam Memberi arah yang Shohih pada Pemuda : 
Menjadikan syariat Islam sebagai landasan dan tujuan “Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami beri mereka bimbingan lebih banyak lagi.” (QS Al-Kahfi: 13) 

Pemuda dalam pembangunan Islam tidak sama dengan pembangunan hari ini yang mana pemudanya hanya dijadikan sebagai pelaksana teknis pembangunan dan tidak berpengaruh pada tujuan pembangunan yang dijalankan yaitu kesejahteraan rakyat. Kontribusi pemuda dalam berbagai penemuan untuk pendukung pembangunan yang ada di masa peradaban islam memiliki fungsi untuk memudahkan urusan rakyat yang akan direalisasikan oleh negara tidak dengan cara kapitalisasi. 

Sehingga kesejahteraan masyarakat pun teraih dalam negara Islam, diantaranya: 
1. Zero kemiskinan, Di era kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, Khalifah Dinasti Umayyah mengutus seorang petugas pengumpul zakat, Yahya bin Said untuk memungut zakat ke Afrika. “Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikannya kepada orang-orang miskin. Namun, saya tidak menjumpai seorang pun,” ujar Yahya. Pada era itu, Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah mengentaskan rakyatnya dari kemiskinan. Semua rakyatnya hidup berkecukupan. “Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli budak lalu memerdekakannya,” kisah Yahya bin Said. 

2. Gaji, Dari Ibnu Abi Syaibah, dari Sadaqah ad-Dimasyqi, dari al-Wadhi’ah bin Atha, bahwa Khalifah Umar bin Khaththab memberi gaji 15 dinar (1 dinar = 4,25 gram emas; 15 dinar = 63.75 gram emas). Bila saat ini harga per gram emas Rp900 ribu, berarti gaji guru pada saat itu setiap bulannya sebesar Rp57.375.000. Begitu pun masa Shalahuddin al-Ayyubi (abad 12) di dua madrasah yang didirikannya, yaitu Madrasah Suyufiah dan Madrasah Shalahiyyah, gaji guru berkisar antara 11—40 dinar. Artinya, apabila dikurs dengan nilai saat ini, gaji guru adalah Rp42—153 juta.

3. Rumah rakyat termasuk pemuda, dirancang dengan konsep Islami yang memiliki privasi, tata ruang dengan pencahayaan alami dan sirkulasi udara yang memadai, bahan bangunan yang tepat, pendingin pasif memanfaatkan ventilasi alami, akses air strategis. 

Negara Islam memastikan optimalisasi peran pemuda dalam pembangunan berdasarkan perintah Allah swt. Landasan pembangunan generasi akan bertumpu pada ideologi Islam, termasuk landasan dalam sistem pendidikan. Output pendidikan Islam akan menghasilkan generasi berkepribadian Islam serta menguasai ilmu dan teknologi yang berguna bagi kehidupan. Pembangunan di dalam khilafah Islamiyah secara politis dan historis meniscayakan tujuan pembanguan yaitu: kesejahteraan dan kemuliaan manusia di dunia dan akhirat. 

Maka, peran pemuda dalam upaya pembangunan adalah: 
Membangun kesadaran kolektif agar tidak teraruskan dengan proses pembangunan sebagai alat penjajahan hari ini. Pemuda harus mengkaji islam secara utuh dan akan menghasilkan mafahim maqayis qanaat. 

Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dalam beberapa kitabnya acapkali menyinggung 3 (tiga) istilah khas, yaitu mafahim, maqayis, dan qanaat. Misalnya, dalam kitab Dukhul Al-Mujtama’ (1958): 
1. Mafahim (pemahaman)) : Pemikiran Islam menjadi Pemahaman. Mafahim adalah pemikiran yang telah dipahami maknanya dan dibenarkan oleh seseorang (Shalih, 1988:24-26; Al-Qashash, 1995:141; Athiyat, 1996:49). 
2. Maqayis adalah pemikiran yang digunakan sebagai kriteria/standar untuk menilai berbagai pemikiran dan realitas. (Islam sebagai standart atau kriteria untuk menilai sesuatu) 
3. Qanaat adalah pemikiran yang telah dipahami dan dibenarkan oleh seseorang dan diterima dg penerimaan yang bulat, yakin dan puas terhadap suatu pemikiran. 

Maka, para pemuda hebat adalah mereka yang mafahim, maqayis, dan qanaat-nya berdasarkan standar Islam dan selalu berburu ketaatan kepada Allah SWT dan dengan begitu pemuda akan menempati posisi mulia. Posisi yang mengikuti arah dari pemilik manusia, alam semesta, dunia dan seluruhnya. 

Pemuda adalah harapan umat dan dunia,  pemuda yang mau bersusah payah mengkaji Islam dan memperjuangkannya. Harus mengerahkan sebagian besar hidup untuk menggapai janji Allah dan Rasul-Nya, yakni kemenangan Islam. Oleh karena itu, umat Islam dan dunia ini membutuhkan pemuda hebat. Hebatnya pemuda ketika pemuda memiliki pandangan yang visioner, maqayis perbuatannya adalah akidah Islam, saleh, dan juga muslih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak