Islam Kafah Solusi Tuntas Masalah Palestina

 



Oleh. Jingga Dahayu

 (Pegiat Literasi)


Sejak 7 Oktober 2023 hingga kini 2025, Palestina terutama wilayah Gaza selalu mendapatkan serangan oleh Israel setiap saatnya. Mereka, rakyat Palestina, seperti tak dibiarkan bernapas dengan tenang, selalu merasa dihantui akan serangan-serangan yang akan menimpa mereka setiap saatnya. 

Anak-anak, bayi, wanita dan lelaki dewasa, bahkan orang tua yang sudah renta menjadi korban dari ganasnya perbuatan Israel terhadap rakyat Palestina. 

Berbagai upaya dilakukan oleh sebagian umat Muslim di seluruh dunia. Mulai dari penggalang dana untuk membantu kebutuhan rakyat Palestina, menjadi relawan membantu di lapangan, juga melakukan berbagai aksi guna menyuarakan untuk mengajak manusia berperang membela rakyat Palestina dengan makna sebenarnya.

Koalisi Global Bela Al-Quds dan Palestina, melaksanakan konferensi dunia untuk Palestina dengan tema "Kemenangan untuk Gaza adalah tanggung Jawab Umat" pada sabtu 27 April 2025.

Konferensi ini diselenggarakan untuk menyadarkan umat bahwa betapa pentingnya kesadaran umat terhadap masalah Palestina yang sebenarnya adalah masalah seluruh umat. (Sindonews, 28-04-2025)

Kegiatan serupa seperti aksi juga sering dilakukan oleh berbagai negara. Namun apakah itu bisa menjadi solusi dalam meraih kemerdekaan Palestina dari genggaman Israel? Memang benar banyak umat Muslim yang menyuarakan tentang Palestina dengan menaikkan hastag di media sosial maupun terjun langsung melakukan aksi. 

Tetapi apakah bisa menghentikan serangan Israel terhadap Palestina? ternyata tidak. Para pemerintah tentu saja mengetahui akan hal ini, banyaknya masyarakat yang meminta mereka untuk mendukung Palestina dan membantu menyerang balik Israel. Namun faktanya hanya omong kosong belaka akan janji-janji mereka untuk membantu rakyat Palestina. 


Tetapi tidak berarti menyuarakan kemerdekaan Palestina adalah hal yang sia-sia dan tidak perlu di perjuangkan. Setidaknya hal tersebut mulai berdampak pada penguasa negara-negara besar. Membuat para pemimpin tergerak untuk membantu Palestina. 


Tetapi tidak hanya cukup dengan menyuarakan dan membuat naluri kemanusiaan tergerak saja. Solusi adalah menjadi hal yang harus dimiliki dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Satu-satunya solusi yang bisa benar-benar memerdekakan Palestina adalah kepemimpinan negara dengan Islam. Sayangnya di zaman yang jauh dari masa kejayaan Islam, sehingga susah menggugah kesadaran umat akan pentingnya persatuan umat Islam demi kemerdekaan Palestina. 

Menurut David Lammy, pada akhir April lalu pemerintah Inggris telah bernegosiasi bersama Perancis dan Arab Saudi mengenai pengakuan atas negara Palestina. (Viva, 1-5-2025)

Namun dengan kemungkinan yang ada akan susah untuk menyelesaikan problem Palestina jika Amerika sebagai negara adidaya tetap berkuasa dengan sistem yang ada. 

Amerika sendiri adalah negara utama pemasok kemiliteran Israel terhadap penyerangan pada Palestina. Amerika tidak ingin mengakui adanya kenegaraan Palestina, karena itulah mereka mendukung Israel untuk merebut tanah Palestina, hal tersebut dikarenakan Amerika memiliki ambisi politik tersendiri terhadap tanah di Palestina.

Para pemimpin negara mayoritas nonmuslim sekarang pun lebih memilih untuk tidak ikut andil dalam mendukung Palestina karena takut akan kekuasaan umat muslim yang akan datang. Karena jika menurut sejarah, Islam sendiri pernah menguasai 2/3 benua di dunia, dan hal tersebut membuat negara non /muslim pada zamannya memiliki ambisi untuk meruntuhkan kekuasaan Islam. 

Selama Islam menguasai dunia, orang-orang nonmuslim selalu berambisi untuk mengambil tanah di Palestina. Menurut kepercayaan agama mereka terutama Yahudi /, tanah di Palestina adalah tanah suci yang dijanjikan oleh tuhan dalam kitab mereka. 

Namun selama itu juga mereka tidak pernah mendapatkan tanah Palestina hingga kekuasaan islam runtuh pada 3 Maret 1924 oleh Musthafa Kemal, yang saat itu dipimpin oleh sultan Abdul Hamid II, pada kerajaan Turki Ustmani.

Sekarang para pemimpin-pemimpin di berbagai negara pun tidak dapat membantu, bahkan lebih tepatnya tidak ingin, dikarenakan mementingkan hubungan politik dengan negara adidaya saat ini, Amerika. Mereka lebih mementingkan urusan di negeri sendiri walaupun secara individual mereka adalah seorang Muslim.

Hal seharusnya dilakukan para pemimpin di berbagai negara terutama negara Muslim adalah mengirimkan pasukan perang membantu Palestina dalam menyerang kembali Israel. Tidak hanya pasokan bahan pangan ataupun dukungan, kiriman tentara untuk jihad fi sabilillah adalah hal yang paling sangat dibutuhkan rakyat Palestina saat ini.

Karena saat ini Palestina sendiri kekurangan tentara dan alat persenjataan yang memadai untuk membalas serangan Israel yang menggunakan kemiliteran paling maju.

Namun sayangnya masih banyak umat yang memiliki pola pikir individualis dan juga nasionalis. Memahami bahwa masalah Palestina adalah urusan rakyat dan pemimpinnya sendiri. Mereka tak peduli dan lebih mementingkan negerinya yang dianggap sudah lebih dari cukup bermasalah. 

Maka peran umat Islam yang sebenarnya sangat dibutuhkan. Semestinya umat Islam paham betul bahwa kenegaraan dengan sistem Islam kafah adalah satu-satunya solusi paling realistis dari penyelesaian masalah Palestina, bahkan menjadi solusi dari seluruh problem yang telah ada. 

Oleh karena itu tidak hanya cukup dengan menyuarakan pembelaan terhadap Palestina, umat harus memiliki kesadaran dan berupaya untuk menegakkan kepemimpinan daulah Islam. Sebuah sistem negara Islam yang dipimpin oleh khalifah yang menegakkan aturan, hukum-hukum Islam secara keseluruhan.


Wallahu a'lam bishawab 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak