(Sari Isna_Tulungagung)
Otoritas militer Israel mengeluarkan larangan bagi warga Palestina di Jalur Gaza untuk mendekati pusat-pusat distribusi bantuan. Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan di platform X, menyampaikan bahwa penutupan pusat distribusi dilakukan untuk keperluan renovasi, reorganisasi, dan peningkatan efisiensi. Penutupan ini terjadi sehari setelah militer Israel dilaporkan menyerang sekelompok warga Palestina yang tengah menunggu bantuan di bundaran Al-Alam, Rafah, selatan Gaza. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 27 orang. Lebih jauh, kantor media Pemerintah Gaza menyatakan bahwa sejak 27 Mei lalu, serangan-serangan Israel di sekitar pusat distribusi yang dikelola GHF dan didukung oleh Israel dan Amerika Serikat telah menyebabkan 102 kematian dan mencederai 490 warga lainnya.(beritasatu.com, 04/06/2025)
Sedikitnya 17 warga Palestina dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu (7/6/2025) dini hari waktu setempat, bertepatan dengan hari kedua perayaan Iduladha, imbas serangan udara dan tembakan militer Israel di wilayah selatan Jalur Gaza, terutama di daerah Khan Younis dan Rafah. Menurut keterangan dari sejumlah sumber Palestina, sebanyak 12 orang, termasuk empat anggota dari satu keluarga yang meninggal dunia dan lebih dari 40 orang lainnya mengalami luka-luka setelah pasukan Israel menyerang tenda-tenda pengungsi yang berada di wilayah barat Khan Younis.(beritasatu.com, 07/06/2025)
Serangan-serangan yang dilancarkan zionis menunjukkan bahwa hingga hari ini Palestina masih menjadi sasaran genosida penjajah Zionis Yahudi, bahkan bayi-bayi yang masih merah yang tak memiliki dosa. Bagi Zionis, dosa mereka adalah karena mereka bayi Muslim keturunan Palestina. Zionis juga menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh secara pelan-pelan generasi Palestina. Bahkan di hari raya serangan pun tak berkurang.
Mirisnya, negara-negara besar dunia diam melihat penindasan dan kekejaman yang dialami warga Palestina. Bahkan Penguasa muslim juga hanya sibuk retorika tanpa tindakan nyata dnegan mengirimkan pasukan untuk mengusir penjajah. Mereka diam meski raasa kemanusiaan terkoyak. Padahal rasa itu adalah rasa fitrah bagi manusia untuk menolong sesamanya, apalagi bayi yang lemah tak berdaya. Terlebih bagi seorang muslim, sesame muslim adalah saudara dan seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit maka semua anggota tubuh lainnya merasakan juga.
Matinya rasa kemanusiaan sesungguhnya menunjukkan matinya sifat dasar manusia. Dan ini adalah buah kapitalisme yang mengagungkan nilai materi dan rasa superior disertai dengan kebencian atas manusia lainnya. Kekejaman yang begitu rupa tak mengusik nurani para pemimpin muslim. Nasionalisme yang lahir dari Barat pun menghalangi untuk bersikap adil pada muslim palestina. Sungguh nationstate ini nyata adanya. Ketika warga Gaza diserang, ditembaki, sampai mati pun tak membuat para pemimpin muslim terutama di sekitar Palestina untuk mengambil tindakan tetapi malah membiarkan.
Meskipun dunia sudah bersuara, tapi tembok nasionalisme yang membatasi begitu kejamnya. Tak ada seorang penguasa negeri muslim pun yang membebaskannya dengan kekuatan senjata, meski umat sudah menyerukan jihad. Jihad tak mungkin terwujud tanpa adanya seruan negara. Dan model negara hari ini tak mungkin menyerukan jihad, apalagi mereka justru bergandengan tangan dengan penjajah Yahudi.
Seruan jihad hanya mungkin dikumandangkan oleh khilafah. Karena hanya dengan jihad dan khilafahlah Palestina bisa dibebaskan. Khilafah sebagai simbol pemersatu umat muslim sedunia yang menjadikannya sebagai perisai umat. Menjadikan khilafah sebagai pelindung dan penjaga darah, harta, nyawa, dan kehormatan kaum muslimin. Oleh karena itu, umat harus berjuang menegakkan khilafah. Tegaknya khilafah tak mungkin terwujud ketika umat masih hidup dalam tonggak kapitalisme sekulerisme.
Upaya menegakkan Khilafah membutuhkan kepemimpinan jamaah dakwah ideologis yang konsisten menyerukan tegaknya Khilafah. Jamaah ini akan membangun kesadaran umat, dan menunjukkan jalan kemuliaan bagi umat. Umat sudah seharusnya menjawab seruan jamaah dakwah ini dan berjuang bersama menjemput nashrullah. Pentingnya membangun kesadaran umat akan pentingnya persatuan. Karena hanya dengan persatuan umatlah Palestina akan terbebaskan. Janji Allah itu pasti, kemenangan itu akan kembali.
Tags
Opini