Matinya Rasa Kemanusiaan di Tengah Genosida Palestina



Oleh Fauziah Nabihah




Militer Israel menutup akses warga Palestina ke pusat distribusi bantuan di Gaza dan menetapkan area tersebut sebagai zona tempur, sehingga bantuan kemanusiaan pun terhambat (beritasatu.com, 04/06/2025).

Terbaru, sebanyak 17 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Khan Younis dan Rafah saat hari kedua Idul Adha, termasuk satu keluarga yang menjadi korban di tenda pengungsi, serta lima orang lainnya ditembak di dekat pusat bantuan. (beritasatu.com, 7/06/2025).

Tidak menutup kemungkinan jika korban tewas dan terluka akan terus bertambah. Karena hingga hari ini, Palestina masih menjadi sasaran genosida penjajah Zionis Yahudi, bahkan bayi-bayi merah yang tak berdosa. Sedangkan negeri-negeri muslim tidak bergerak untuk mengusir keberadaan Zionis Yahudi dan menghentikan genosida secara nyata.

Di sisi lain, Amerika beserta aliansi Tentara Salibnya juga makin meningkatkan dukungan militer, politik, dan ekonominya, yang memungkinkan pembunuhan terus berlanjut. Zionis juga menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh pelan-pelan generasi Palestina. Bahkan di hari raya serangan mereka terus berlanjut.

Acapkali Yahudi melakukan kekejian demi kekejian, namun Penguasa Muslim hanya sibuk beretorika tanpa tindakan nyata. Miris, meskipun rasa kemanusiaan terkoyak melihat genosida, para penguasa-penguasa tersebut tetap tak tergerak untuk segera menghalau serangan dengan mengirimkan pasukan.

Padahal rasa kemanusiaan merupakan bagian dari fitrah manusia yang diberikan oleh Allah. Fitrah ini mencakup kecenderungan alami manusia untuk pedul kepada sesamanya, apalagi melihat bayi yang lemah tidak berdaya turut menjadi korban kekejaman Zionis. Tak pelak matinya rasa kemanusiaan sesungguhnya menunjukkan matinya sifat dasar manusia.

Rasa kemanusiaan bukan hanya soal empati atau simpati yang bersifat emosional semata, tetapi harus diarahkan dan diwujudkan melalui sistem hidup yang sesuai dengan syariat Islam.

Buah dari kapitalisme menghasilkan individu yang mengagungkan nilai materi. Para penguasa muslim malah makin terjerumus ke dalam pengkhianatan, terus memihak kepada entitas Yahudi dan tunduk pada komando Amerika. Kekejaman Zionis Yahudi tidak tidak cukup untuk mengusik nurani mereka.

Dalam memandang permasalahan Palestina, sudah selayaknya jika dikembalikan pada aturan Sang Pencipta, Allah SWT. Tidak akan bisa jika solusi yang diterapkan adalah aturan dari manusia. Inilah satu-satunya cara untuk mewujudkan keadilan, menghapus penjajahan, dan melindungi kehormatan umat manusia.

Seharusnya, cukuplah ini menjadi bukti nyata hilangnya perlindungan politik terhadap umat Islam akibat absennya institusi khilafah. Tanah Palestina adalah tanah kaum Muslim yang wajib dibebaskan dari penjajahan dengan jihad fi sabilillah, bukan melalui perundingan atau kompromi politik.

Berbagai massa aksi membatasi diri mereka hanya pada “aksi damai”, sesuatu yang sama sekali tidak memadai dalam menghadapi kengerian yang tengah terjadi. Perdamaian dan solusi dua negara tidak akan bisa membebaskan Palestina dari kekejian Zionis Yahudi.

Solusi dua negara berarti mengakui keberadaan Negara Palestina sekaligus mengakui keberadaan Israel sebagai negara. Namun, pembentukan Israel dilakukan melalui pendudukan wilayah Palestina, penindasan, perampasan tanah, pengusiran, hingga tindakan genosida terhadap rakyat Palestina. Mengakui Israel berarti juga mengakui keberadaan penjajah di tanah yang mereka duduki secara paksa.

Tidak ada seorang penguasa negeri muslim pun yang membebaskan Palestina dengan kekuatan senjata, meski umat sudah menyerukan jihad. Padahal Jihad tak mungkin terwujud tanpa adanya seruan negara. Sedangkan model negara hari ini tak mungkin menyerukan jihad, apalagi mereka justru bergandengan tangan dengan penjajah Yahudi.

Oleh karena itu, umat harus berjuang untuk mengupayakan tegaknya khilafah. Upaya penegakan ini tentu membutuhkan kepemimpinan jamaah dakwah ideologis yang konsisten menyerukan tegaknya Khilafah. Jamaah ini yang akan membangun kesadaran umat dan menunjukkan jalan kemuliaan bagi umat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak