Gema Takbir dari Gaza: Seruan Persatuan Umat di Hari Pengorbanan


Oleh: Nettyhera
(Pengamat Kebijakan Publik)


Di saat jutaan kaum Muslimin di berbagai belahan dunia bertakbir menyambut Hari Raya Idul Adha, di Gaza suara takbir itu bercampur pilu dengan suara dentuman bom. Di saat umat Islam lainnya mengenakan pakaian terbaik dan menyembelih hewan qurban, di Gaza mereka membungkus jenazah anak-anak yang syahid dalam lembaran kain putih seadanya. Di sana, Hari Raya bukan tentang kemeriahan, melainkan tentang bertahan hidup dan menahan duka yang terus mengalir tanpa henti.

Inilah paradoks besar dunia Islam hari ini. Gaza bukan hanya ujian bagi rakyat Palestina, tapi juga menjadi cermin keutuhan dan kejujuran kita sebagai umat yang katanya satu tubuh. Bila satu bagian tubuh terluka, maka bagian lainnya ikut merasakan. Namun, mengapa luka Gaza seolah tidak terasa oleh sebagian besar pemimpin dunia Islam?


Duka Palestina, Luka Kolektif Umat

Gaza telah menjadi simbol penderitaan umat Islam modern. Puluhan ribu syuhada telah tumbang. Ribuan anak-anak menjadi yatim piatu. Rumah-rumah, masjid, sekolah, bahkan rumah sakit luluh lantak oleh bom-bom Zionis. Ironisnya, kekejaman itu terus berlanjut tanpa adanya respons tegas dari negara-negara mayoritas Muslim. Sebagian justru terjebak dalam diplomasi semu dan perjanjian damai palsu yang tidak lebih dari sekadar ilusi. Bahkan baru-baru ini, muncul pernyataan dari Presiden RI terpilih yang membuka peluang pengakuan terhadap Israel jika Palestina dimerdekakan, seolah nasib bangsa yang terjajah bisa ditukar guling dengan legalitas penjajahnya.

Inilah buah dari sistem internasional saat ini yang dibangun di atas asas sekularisme dan kepentingan politik global. Ketika negara-negara Muslim diatur oleh standar nasionalisme dan kepentingan geopolitik semata, maka solidaritas keimanan menjadi tumpul. Palestina pun tak lebih hanya menjadi alat tawar-menawar diplomatik, bukan ladang perjuangan dan pengorbanan sebagaimana mestinya.


Idul Adha: Momentum Kebangkitan Umat

Idul Adha sejatinya bukan hanya hari besar ritual. Ia adalah hari besar ideologis. Hari ketika kita mengenang totalitas pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam ketaatan mutlak pada perintah Allah. Hari ketika kita diminta menyembelih ego, syahwat kekuasaan, dan ketundukan pada aturan manusia demi tunduk sepenuhnya pada hukum Allah. Maka menjadi sangat kontras, jika pada hari sebesar ini umat Islam justru tidak mampu memperlihatkan ketaatan yang sama dalam urusan umat dan politik global.

Gema takbir seharusnya menjadi panggilan untuk kembali kepada persatuan sejati—bukan dalam bentuk forum-forum simbolik atau aliansi lemah tanpa kekuatan—tetapi dalam bentuk institusi pemersatu umat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ dan para khalifah setelah beliau.


Khilafah: Solusi Politik yang Terlupakan

Sistem Khilafah bukan sekadar romantisme sejarah. Ia adalah kebutuhan nyata umat Islam hari ini. Di bawah kepemimpinan Khilafah, umat Islam pernah bersatu dari Andalusia hingga Nusantara. Tidak ada sekat nasionalisme, tidak ada pembiaran atas penjajahan satu negeri Muslim terhadap yang lain. Ketika satu wilayah diserang, maka seluruh wilayah bangkit membela. Ketika rakyat Palestina dipersekusi, maka tak perlu menunggu PBB atau negara adidaya bersuara. Khilafah-lah yang akan langsung mengerahkan pasukannya.

Inilah yang sangat ditakuti oleh penjajah Zionis dan para pendukungnya di Barat. Mereka sadar, selama umat Islam tidak memiliki kepemimpinan tunggal dan tetap tercerai-berai dalam lebih dari 50 negara, maka mereka akan leluasa melakukan apa pun. Gaza akan terus dijadikan ladang pembantaian tanpa ada kekuatan nyata yang menghentikannya.

Maka, tugas kita sebagai umat yang masih beriman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menghidupkan kembali proyek besar ini: membangun kesadaran umat akan pentingnya institusi Khilafah sebagai pelindung sejati umat. Ini bukan sekadar mimpi. Ini adalah amanah syariat.


Menyambut Idul Adha dengan Jiwa Pengorbanan

Mari kita jadikan Idul Adha tahun ini sebagai titik balik. Jangan hanya membatasi pengorbanan pada hewan sembelihan. Jadikan setiap pengorbanan sebagai bagian dari perjuangan menegakkan kembali kemuliaan Islam. Sampaikan narasi yang benar tentang Palestina. Bongkar konspirasi di balik solusi dua negara yang hanya menguntungkan Zionis. Edukasi masyarakat tentang pentingnya persatuan politik umat dalam wadah Khilafah.

Gema takbir dari Gaza adalah seruan bagi kita semua. Seruan untuk bangkit. Seruan untuk bersatu. Seruan untuk membela kehormatan umat dan agama ini dengan pengorbanan terbaik yang bisa kita persembahkan.

Semoga Allah segera menurunkan pertolongan-Nya dan membangkitkan kembali izzah umat ini melalui tegaknya Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak