Oleh Nia Faeyza
Koalisi Global Bela Al-Quds dan Palestina resmi membuka Konferensi Al-Ruwad ke-14 di Istanbul, Turki, pada Sabtu, (27/4/2025). Konferensi Dunia untuk Palestina yang mengangkat tema "Kemenangan untuk Gaza adalah Tanggung Jawab Umat” itu dihadiri oleh tokoh-tokoh dan pemimpin nasional, pemimpin media, budayawan, aktivis sosial, serikat pekerja, akademisi, pemuda, dan berbagai lembaga dari sekitar 60 negara di seluruh dunia. Turut hadir pula para tokoh pejuang, ulama, mantan tahanan, serta tokoh gerakan rakyat Palestina, di antaranya: Khaled Mashal, Abdul Nasser Isa, dan Usamah Hamdan.
Konferensi itu berlangsung di tengah berlanjutnya genosida terhadap rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza. Forum tersebut juga menjadi ajang strategis untuk merumuskan inisiatif, mengembangkan mekanisme dukungan, serta merancang program baru yang melibatkan seluruh elemen umat — baik individu maupun lembaga — dalam upaya memerkuat perjuangan Palestina.
Sambutan Kepala Biro Politik Hamas Urusan Luar Negeri
Di dalam sesi pembukaan, Kepala Biro Luar Negeri Hamas, Khaled Mashal menyampaikan pesan kepada seluruh muslim internasional. "Siapa pun yang menganggap permasalahan Palestina adalah urusan bersama, Al-Aqsa sebagai kiblat umat Islam, dan penjajah Zionis adalah musuhnya, ketahuilah, rakyat Gaza saat ini sedang disembelih, tetapi dunia hanya menonton. Penduduk Gaza merasakan kelaparan dan kehausan. Jangan diam! Tidak layak bagi kita untuk berdiri diam menyaksikan jutaan saudara kita mati kelaparan dan kehausan," serunya.
Peta Persoalan Palestina
Provokasi yang dilakukan Zionis Yahudi terhadap kaum Muslim dimulai saat klaim Yahudi Zionis tentang bumi Palestina dengan keberadaan Baitul Maqdis disitulah mereka meyakini bahwa kaum Yahudi memiliki hak atas keberadaan kota suci tersebut.
Mereka mengklaim bahwa Baitul Maqdis adalah "negeri terjanji" untuk Bani Israil dengan diutusnya Nabi Musa as. sebagai messiah (sang penyelamat) bagi mereka yang diperbudak Fir'aun di Mesir. Namun setelah diselamatkan, mereka malah kembali durhaka dengan menyembah patung sapi betina.
Lalu Bani Israil kembali menyatakan keimanannya terhadap Nabi Dawud as.
Selanjutnya penerus Nabi Dawud as., adalah Nabi Sulaiman as. Saat itu Baitul Maqdis direnovasi menjadi semakin megah dan indah. Saat itu pula Bani Israil berada dalam puncak kejayaan dan kemegahan.
Namun, setelah Nabi Sulaiman as. wafat, Bani Israil kembali durhaka dan mengingkari keimanannya. Taurat dan Zabur dikotori dengan munculnya Talmud. Sejak itulah muncul agama Yahudi.
Inilah klaim- klaim Zionis Yahudi yang membuat mereka bernafsu untuk merebut kembali Baitul Maqdis dari tangan kaum Muslim. Dan bermaksud menjadikannya sebagai The Third of Solomon's Temple. Dan hal ini pula yang menghantarkan pada peristiwa 7 Oktober 2023 lalu.
Singkat cerita, Sejak pertengahan September 2023, Zionis Yahudi menutup akses ke Yerusalem. Lalu mereka membuka gerbang komplek Masjid al-Aqsha bagi kedatangan ribuan Yahudi untuk merayakan Hari Naf Hulbuk yaitu Perayaan Meniup Terompet yang terbuat dari tanduk hewan sebagai tanda kemenangan Yahudi sekaligus penguasaan mereka atas tanah Palestina, khususnya al-Aqsha. Mereka berencana meruntuhkan al-Aqsha dan membangun The Temple of Solomon. Mereka juga berencana untuk memotong sapi betina merah pada 8 Oktober 2023 yakni untuk penyambutan Dajjal sebagai raja Yahudi di akhir zaman.
Namun, Hamas menggagalkan rencana tersebut dengan aksi serangan yang mereka sebut dengan Operasi Badai al-Aqsha (Tauufaan al-Aqsha) tepat pada 7 Oktober, sehari sebelum agenda pemotongan tersebut. Ribuan roket diluncurkan, mereka membobol pagar kawat tinggi yang memblokade Gaza, pembatas dengan daerah yang dihuni warga Zionis Yahudi. Lalu menghancurkan menara pengawas dan komunikasi menggunakan drone sehingga menimbulkan area blank spot. Peledak dan traktor juga digunakan untuk membuat celah dan menghancurkan pagar pembatas.
Dari serangan dadakan tersebut Hamas menawan sejumlah tentara dan warga sipil di belasan kota dan desa, serta menguasai delapan pangkalan militer.
Irone dome yang sejak 2011 menjadi perisai langit Zionis Yahudi dari serangan roket, pada serangan itu hanya mampu menghalau sebagian kecil saja. Hal ini seolah membantah mitos bahwa betapa kuat dan hebatnya Zionis Yahudi.
Ini baru serangan Hamas, lantas bagaimana jika seluruh tentara umat Islam turut menyerang?
Semua Mata Menyaksikan
Kejahatan Zionis Yahudi sedang dipertontonkan di depan mata dunia. Berkali-kali Zionis menghujani Gaza dengan bom fosfor putih yang jelas-jelas dilarang oleh Hukum Humaniter Internasional, sebab efeknya bisa membakar kulit, merusak saluran pernafasan, dan merusak organ dalam.
Ini berarti Zionis telah melanggar hukum internasional. Namun tidak ada yang berani menghukumnya sampai detik ini, termasuk PBB.
Lebih fatal lagi, dalam serangannya Zionis tidak pandang bulu. Semua fasilitas umum jadi sasaran, rumah sakit, masjid, kamp pengungsi, gereja. Memutus aliran listrik, internet, dan air bersih.
Lalu jika dilihat dari jumlah korban jiwa, kebanyakan adalah wanita dan anak-anak. Padahal dalam aturan perang internasional sasaran tidak boleh anak-anak, wanita, dan lansia. Tapi sekali lagi Lembaga Hukum Internasional tidak ada yang berani menghukum Zionis.
Banyak pelanggaran-pelanggaran Zionis dalam serangannya tapi tidak ada yang bertindak, ibarat tontonan film perang yang dianggap angin lalu. Mesir adalah negara yang berbatasan darat dengan Palestina, tapi tidak berbuat apa-apa. Lebih parahnya lagi mereka menutup satu-satunya akses masuknya bantuan logistik dari seluruh dunia termasuk Indonesia, di pintu perbatasan Rafah.
Lalu Yordania, juga negara yang berbatasan langsung dengan Palestina. Namun masih belum terlihat tanda-tanda menolong, jangankan mengirim tentara, sekedar menerima pengungsi pun tidak.
Serangan Hamas adalah sebagai tamparan keras bagi penguasa Arab dan negara-negara tetangga lainnya yang hanya tetap diam.
Kaum Muslim tersebar di 50 negara di seluruh belahan dunia, seandainya dari setiap negara mengirim 10 batalyon saja itu sudah lebih dari cukup untuk melawan Zionis.
"Bunuhlah mereka dimana saja kalian jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian" (QS al-Baqarah : 191)
Dalil ini cukup untuk mendorong para penguasa negeri Muslim agar mengirim bala tentaranya untuk membebaskan Palestina.
Baitul Maqdis dan Kabar Gembira bagi Umat Islam
Bumi Syam adalah simbol kekuasaan dunia, dari zaman dulu hingga akhir zaman kelak. Pertanda kemenangan Islam atas Bumi Syam telah muncul sejak Rasulullah saw dilahirkan ke dunia. Keluarnya cahaya yang tampak menerangi Bumi Syam saat Nabi Muhammad saw dilahirkan menyisakan pertanyaan "Mengapa harus Bumi Syam?"
Ibnu Katsir menuturkan, "Pengkhususan Negeri Syam dengan cahaya di atasnya menjunjukkan tegaknya Islam dan kenabiannya di Negeri-negeri Syam. Oleh karena itu Syam pada akhir zaman menjadi benteng pertahanan Islam dan umatnya. Di negeri ini pula Isa bin Maryam as. turun ketika ia muncul di Damaskus di Menara Putih arah Timur di sana.
Ini menggambarkan bahwa Bumi Syam adalah simbol kemuliaan pada akhir zaman. Bumi Syam khususnya Palestina adalah pusat Kekhilafahan yang menjadi simbol kekuasaan dan pusat persatuan Dunia Islam. Ditegaskan bisyarrah tegaknya Kekhilafahan dari Salamah bin Nufail ra., yang berkata bahwa Rasulullah saw bersabda :
"Pusat Darul Islam adalah Negeri Syam" (HR ath-Thabarani).
Imam ash-Shan'ani dalam Syarh al-Jami al-Shaghir (VII/246) menguraikan bahwa seakan-akan Nabi saw menunjukkan bahwa ia terjadi pada masa tersebarnya fitnah. Negeri Syam kala itu menjadi tempat paling aman. Kaum Muslim di dalamnya paling selamat. Lalu hadits ini mendorong berpatokan pada Negeri Syam pada masa munculnya fitnah, sebagaimana banyak ditunjukkan hadits-hadits. Negeri Syam yang dimaksud adalah Palestina.
Rasulullah saw bersabda :
"Wahai para Hawalah, jika engkau melihat Kekhilafahan telah turun di Tanah yang Suci (Palestina), maka sungguh telah dekat bencana gempa dan berbagai kesedihan serta perkara-perkara besar. Pada saat itu Hari Kiamat lebih dekat kepada orang-orang daripada tanganku ini ke kepalamu" (HR Abu Dawud).
Syaikh Said Hawa dalam Al-Asas fi as-Sunnah (II/205) menuturkan bahwa zhahir hadits ini mengabarkan Khilafah akan tegak dengan ibukotanya adalah al-Quds. Isa bin Maryam as akan menuju al-Quds setelah ia diturunkan di Damaskus. Ini menunjukkan bahwa Palestina pada saat itu dalam genggaman kaum Muslim dan bahwa Negara Yahudi akan sirna. Pada masa itulah kaum Muslim hidup dalam keberkahan dengan tegaknya syariah Islam secara totalitas.
(Sumber : al-wa'ie , 1-28 Februari 2025)
Hadits-hadits bisyarrah (kabar gembira yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat-Nya, baik melalui Al-Qur'an maupun ucapan Rasul-Nya) terkait dengan akan kembalinya Baitul Maqdis dan Palestina ke tangan kaum Muslim, seharusnya diyakini dan disambut gembira oleh kaum Muslim bahwa pada akhirnya kaum Muslim yang akan memenangkan peperangan.
Saatnya kita fokus pada penegakkan institusi yang akan membebaskan Palestina yakni Institusi Khilafah. Melalui jihad maka Zionis Yahudi beserta sekutunya akan diusir dari bumi Palestina. Serta akan membebaskan negeri Muslim lainnya, termasuk Indonesia dari sistem kufur dan segala bentuk penjajahan.
Wallaahu a'lam bish-shawwab.
Tags
Opini