Oleh Hardi Jofandu
Sangat disayangkan kalau usia muda hanya habis untuk urusan percintaan. Terlalu receh dan murahan. Yang di dapat hanya galau dan sakit hati. Ujung-ujungnya usia muda hanya habis pada lingkaran setan : Putus nyambung, putus nyambung. Udah putus cari pacar lagi, gitu-gitu aja sampai usia mudanya habis.
Padahal usia muda itu usia yang sangat produktif. Masa untuk mengembangkan bakat dan skill terbuka lebar. Di masa muda, waktu kita begitu luang untuk mengembangkan bakat, menambah ilmu, bahkan sangat luang untuk ngumpulin duit. Udah gitu, otak kita masih fresh. Pelajaran akan gampang dicerna karena belum banyak beban pikiran.
Maka mumpung masih muda, fokus. Belajar sungguh-sungguh, bangun skill dan bakat. Kejar prestasi sebanyak-banyaknya. Karena inilah yang akan menjadi bekal kita menghadapi tantangan di masa depan.
Semakin banyak ilmu, skill dan prestasi yang kita miliki, maka kita akan mengarungi masa depan yang keras dengan lebih mudah.
Adapun untuk urusan cinta, ada waktunya nanti. Ada saatnya. Kalau kita udah punya kesiapan dan ada kemauan membangun rumah tangga, disitulah waktunya. Untuk cowok, kalau udah mikir cinta harus bener bener serius. Harus udah siap dengan segala sesuatunya. Dia harus kerja ngumpulin duit buat nikah yang nilainya selangit. Nggak hanya itu, Ilmu-ilmu tentang pernikahan pun udah harus khatam. Jika sudah siap segala sesuatunya, barulah dia datang melamar wanita yang dia inginkan.
Untuk cewek, persiapannya kurang lebih sama. Kalau udah mikir cinta, si cewek udah harus belajar ilmu-ilmu pernikahan, termasuk belajar tentang memasak atau ilmu-ilmu yang semacam itu. Kalau udah siap dengan segala sesuatunya, barulah ia bisa menerima pinangan seorang lelaki.
Jadi urusan cinta sebenarnya lebih banyak berbicara soal kesiapan. Soal belajar dan belajar. Kenapa? Karena bahtera pernikahan itu nggak mudah. Ada tanggung jawab disitu. Ada hak dan kewajiban satu sama lain disitu. Dan lainnya… karena itulah, persiapan menikah amunisinya harus banyak.
Guys, seperti itulah seharusnya kita memposisikan cinta dalam hidup. Bicara cinta ada waktunya dan itu urusan serius. Kalau belum siap ke arah itu, maka fokus mengembangkan usia produktif kita. Usia muda kita nggak datang 2 kali dan nggak bisa kembali lagi. Jangan sampai nyesel!
Mikirin Cinta Malah Jadi Buyar!
Idealnya usia muda dihabiskan untuk belajar dan nanti udah nikah baru ngurusin cinta. Tapi jaman sekarang malah kebalik. Masa muda dihabiskan pacaran siang malam ngurusin cinta. Eh udah nikah, baru mau belajar skill nyari kerja. Ujung-ujungnya rumah tangga berantakan dikikis kerasnya tantangan hidup kagak punya skill.
Yang lebih lucu lagi, kadang ada yang pacaran siang malam sama si A, pacarannya bertahun-tahun, eh pas nikah, nikahnya sama si B. Malah nikahnya sama yang lain. Akhirnya masa muda habis untuk urusan cinta, eh gagal juga ke pelaminan. Udahlah rugi waktu, rugi perasaan, dan cara move onnya gimana? Jawab woi!
Makanya, semua ada waktunya. Ngurusin cinta sebelum pernikahan hanya membuat kita buyar dari produktivitas. Kagak fokus dan ngabisin waktu. Cinta yang kita bangun pun malah ujung-ujungnya akan berujung kebosanan. Putus deh!
Ingat, ada banyak tugas yang harus kita selesaikan di masa muda. Ada orang tua yang harus dibahagiakan. Ada prestasi harus kita kejar. Ada ilmu dan skill yang harus dikuasai. Makanya, harus nya di masa muda nggak ada waktu buat ngurusin soal cinta. Dan justru pikiran kita hanya fokus ke 1 pertanyaan : Apakah bisa menyelesaikan semua itu sebelum menikah?
Kita nggak bisa menafikkan, kalau cinta bisa saja bersarang di hati saat masih muda. Bisa saja ada si doi yang selalu bergentayangan di pikiran kita. Tapi itulah tantangannya. Bagaimana kita bisa tetap fokus pada produktivitas kita dibandingkan mengurusi masalah yang hanya membuat kita buyar? So, be focus!
Porsi Cinta
Cinta itu fitrah. Suka sama lawan jenis itu normal. Nggak ada salahnya. Nggak dosa. Sebatas hanya perasaan mah nggak ada masalah.
Karena ini normal dan pasti muncul, maka kita tetap harus memberi porsi buat rasa cinta dalam diri kita. Cinta nggak boleh dihilangkan, karena cintalah yang membuat dunia kita menjadi berwarna. Cie,cie!
Ada masanya nanti kita bener-bener memfokuskan diri pada pembahasan cinta. Nggak lagi soal rasa yang terpendam, tapi bicara action untuk memiliki dan menyalurkan rasa cinta itu sendiri. Artinya, kita membicarakan tentang menjalin suatu hubungan. Ya, sebuah hubungan!
Kalau udah nyampe pada titik ini, maka kita harus serius. Bener-bener serius. Nggak boleh bercanda. Nggak boleh main-main. Karena sebuah hubungan itu harus dibangun dengan pondasi yang kuat dan diikat dengan ikatan yang paling kuat. Sebuah hubungan bukanlah ajang permainan apalagi hanya jadi ajang having fun semata.
Maka yang pantas membahas cinta dan sebuah hubungan, hanyalah mereka yang bener-bener sudah siap melangkah ke jenjang yang serius yaitu pernikahan. Artinya, kalau belum siap dan belum mau nikah, pembahasan cinta mending nggak usah dibahas dulu. Nggak ada faedahnya.
Maka porsi cinta dalam hidup kita adalah ketika kita udah siap dan serius. Buat cowok, ngomongin cinta berarti sudah siap menghalalkan. Kerja keras, lamar nikah.