Di Balik Keracunan Massal, Terkuak Gagalnya Kapitalisme

Krisdianti Nurayu Wulandari

Kasus keracunan massal makanan MBG kembali mencuat. Kali ini terkait program MBG di Bogor. Berdasarkan laporan CNN Indonesia, hingga 9 Mei 2025, jumlah korban yang diduga keracunan mencapai 210 orang. Sri Nowo Retno, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, mengungkapkan bahwa sebanyak 210 orang yang diduga mengalami keracunan berasal dari delapan sekolah berbeda. Seluruhnya menerima MBG dari satu SPPG yang sama.

Menanggapi maraknya kasus keracunan akibat MBG, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa program tersebut akan dilindungi oleh asuransi. Mengutip informasi dari www.finansial.bisnis.com, Ogi Prastomiyono selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) menjelaskan bahwa saat ini Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) tengah menyusun proposal awal yang memuat mekanisme pelaksanaan produk asuransi bagi program MBG.

Kapitalisme sebagai sistem yang saat ini menguasai banyak aspek kehidupan rakyat telah gagal dalam menjamin kualitas gizi generasi. Bukannya mengambil langkah preventif dan memperkuat pengawasan pangan untuk melindungi rakyat, negara justru mengusulkan solusi berupa asuransi risiko keracunan makanan seperti yang disampaikan OJK. Padahal bisa jadi hal ini juga dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mengejar keuntungan.

Belum lagi, masih banyak produk-produk berbahaya yang bebas beredar di pasar. Pelabelan, distribusi, hingga bahan baku yang digunakan seringkali luput dari kontrol yang semestinya dilakukan oleh negara. Akibatnya, masyarakat termasuk anak-anak justru menjadi korban dari pangan yang tidak aman.

Dalam hal ini, Khilafah hadir sebagai solusi sistemik yang menyeluruh. Berbeda dengan kapitalisme yang hanya mempedulikan keuntungan materi semata, Khilafah menjadikan syariat Islam sebagai landasan dalam mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan ketahanan pangan. Negara akan bertanggungjawab penuh terhadap keamanan pangan dan gizi masyarakat. Sebab, inilah tugas mereka, meriayah dan melindungi rakyat bukan untuk mencari laba sebanyak-banyaknya.

Negara juga tidak akan membiarkan korporasi bebas untuk mengatur pasar. Negara akan melakukan pengawasan ketat, mulai dari produksi, konsumsi, dan distribusi demi menjamin kemaslahatan rakyat.

Lebih dari itu, negara juga akan membuka lapangan kerja yang luas untuk para laki-laki. Memudahkan mereka mendapat pekerjaan sehingga terpenuhilah nafkah keluarga. Kemudian untuk sumber daya alam yang dimiliki, negara akan mengelola secara optimal yang pada akhirnya, akan semuanya dilakukan untuk kesejahteraan dan kemaslahatan rakyat.

Kejadian keracunan massal MBG harus menjadi alarm keras bahwa kapitalisme telah gagal melindungi rakyat. Maka, sudah saatnya umat sadar atas kebobrokan sistem Kapitalisme. Kemudian mengambil solusi alternatif yang mampu memberikan jaminan kesehatan, keselamatan, kesejahteraan, dan keadilan, yakni dengan Khilafah Islamiyah, sistem ilahi yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Wallaahu A'lam bi al-Showaab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak