Idul Fitri dan Palestina



Oleh: Febrinda Setyo 
Aktivis Mahasiswa 



Idul Fitri merupakan hari dimana umat Islam bergembira merayakan kemenangan setelah berhasil melawan hawa nafsu dan menjalankan ibadah maksimal di bulan Ramadan. Pada momen ini, seharusnya seluruh umat muslim bersukacita berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Mirisnya, hal ini belum dapat dirasakan oleh seluruh umat Islam di dunia, terlebih umat Islam di Palestina dan beberapa wilayah lainnya. Di hari kemenangan, ini justru mereka harus menghadapi penjajahan yang kejam, terusir dari tanah kelahiran, dan terlantar terombang-ambing di lautan. 

Di Palestina contohnya, sangat memilukan melihat kondisi saudara kita yang sedang berjuang melawan genosida yang amat kejam dan semakin brutal. Mereka harus menghadapi kondisi di mana mereka shalat Idul Fitri di tengah reruntuhan puing-puing bangunan dan suara bom yang berlalu lalang. Idul Fitri yang seharusnya dipenuhi suara tawa digantikan dengan jeritan dan tangis karena kehilangan keluarga. Sunggu hancur hati ini melihat penderitaan saudara-saudara kita yang seakan tidak ada habisnya. 

Kenyataan ini semakin membuktikan bahwa kebahagiaan umat Islam belum sempurna. Di satu sisi, umat Islam bersenang-senang dan bergembira. Di sisi lain, ada umat Islam yang harus bertahan dalam kesengsaraan bahkan dengan nyawa yang terancam. Kondisi Palestina yang semakin buruk dan memprihatinkan harusnya mampu membuka mata dan hati manusia, khususnya kaum muslimin, bahwa sistem yang berjalan hari ini sangat tidak layak menjadi sandaran dalam membangun peradaban. Sistem saat ini, yakni sekuler-kapitalis, membuat manusia cenderung akan melakukan segala cara dalam upaya meraih tujuannya, meskipun itu berarti harus mengorbankan nyawa manusia yang lain. Namun di sisi lain, hal ini juga menghantarkan pada kesadaran bahwa sistem sekuler telah nyata mendatangkan kerusakan dan sudah berada di ambang kehancuran. Terbukti, sistem yang selalu menggembar-gemborkan tentang hak asasi manusia justru menghantarkan pada pemusnahan ribuan nyawa. Sungguh ironis. 

Di situasi ini manusia akan terdorong untuk mencari alternatif sistem yang lain, dan sebaik-baiknya sistem yang mampu menyelesaikan berbagai masalah hari ini hanyalah sistem Islam. Selain karena sistem Islam merupakan satu-satunya sistem Shahih dari Allah SWT, sejarah juga menunjukkan bahwa dalam sistem Islam ketika seluruh syari'at Islam diterapkan, dunia berada dalam masa yang emas. Peradaban yang terbentuk bukanlah peradaban yang rusak seperti saat ini melainkan peradaban yang maju dan gemilang. Kehidupan ditata sedemikian rupa hingga tersebar keadilan di penjuru dunia dan sangat minim tindak kejahatan. 

Fakta ini akan menguatkan keyakinan umat bahwa tak lama lagi pertolongan Allah akan datang dan fajar Kemenangan sudah semakin dekat. Umat membutuhkan khilafah untuk dapat merasakan kebahagiaan hakiki, mendapatkan Ridha Allah karena penerapan aturan Allah secara kaffah. Umat harus berjuang untuk menegakkan khilafah karena hanya khilafahlah pelindung hakiki umat Islam seluruhnya. Hanya dengan Islam lah segala permasalahan umat dapat diatasi sampai ke akar dan kesejahteraan umat dapat terpenuhi. Wallahu'alam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak