Hidup semakin Rumit dan Melilit Gegara Paylater




Oleh : Nenah Nur Sa'adah,
 Ciparay Kab. Bandung



Otoritas jasa keuangan (OJK) mencatat, per Pebruari 2025 total utang masyarakat Indonesia lewat layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau yang lebih akrab disebut Paylater di sektor perbankan menyentuh angka Rp 21,98 tiliun . Februari 2025 bagi debet kredit BNPL sebagaimana di laporkan dalam SLIK, tumbuh sebesar 36, 60% yoy menjadi Rp 21, 98 triliun.
Kata kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam konprensi pers Hasil rapat Dewan Komisioner Bulanan, secara virtual, Jum'at (11/42025)

Tidak hanya BNPL, kredit perbankan secara keseluruhan juga mencatat pertumbuhan positif. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp7.825 triliun atau naik 10,30% dibandingkan Februari 2024. Dari nominal tersebut, kredit investasi menjadi motor penggerak utama dengan pertumbuhan 14,62%, disusul kredit konsumsi yang naik 10,31%, dan kredit modal kerja yang tumbuh 7,66%.

Ini semua di sebabkan beberapa faktor, faktor pertama yaitu : banyak pengangguran di tengah-tengah masyarakat, apalagi setelah banyak PHK di negeri ini, maka banyak orang yang mengambil paylater atau pinjol untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor kedua yaitu : berkembang gaya hidup hedonis di tengah-tengah masyarakat, sehingga mereka menggunakan Paylater ini sebagai cara yang mudah dan tidak ribet, untuk memenuhi gaya hidupnya. Faktor ketiga yaitu : Negara yang menerapkan sistem kapitalis sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan, sehingga memalingkan tanggung jawab negara sebagai junnah atau pelindung bagi rakyatnya.

Di sisi lain, penerapan sistem kapitalisme mengakibatkan besarnya arus budaya konsumerisme, dan kebahagiaan diukur dengan standar material. Padahal dalam islam standar kebahagiaan seorang muslim adalah ketika kita bisa mencapai ridho Allah karena itu Adanya paylater semakin mendorong arus konsumerisme. Konsumerisme adalah suatu gaya hidup yang mengutamakan konsumsi barang dan jasa sebagai sumber kebahagiaan dan kepuasan. Konsumerisme seringkali dikaitkan dengan budaya materialisme, di mana orang-orang cenderung membeli dan mengonsumsi barang-barang yang tidak selalu dibutuhkan.

Padahal Paylater yang marak saat ini berbasis ribawi, yang haram dalam pandangan islam bahkan, paylater justru berpotensi menambah beban masalah masyarakat, dan menambah dosa, yang akan menjauhkan keberkahan serta ridho Allah SWT., manakala masih diterapkan nya sistem kapitalisme pasti akan lebih banyak lagi terjadi masalah dan kerusakan padahal Seorang muslim mempunyai sistem sendiri yang akan mengatur masalah kehidupan bahkan masalah konsumerisme. Sistem Islam akan menutup budaya konsumerisme, karena ada pertanggung jawaban di hadapan Allah swt oleh karena itu Masyarakat akan terbentuk ketakwaannya sehingga standar bahagia pun bukan dari sisi materi tapi karena mendapatkan ridho Allah SWT. Hanya dengan sistem Islamlah semua problematika hidup akan teratasi termasuk masalah paylater.
Wallahu a'lam bish shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak