Alya Izdihar
(Guru & Aktivis Muslimah)
Pada 9 April 2025, Sebelum melakukan tugas kenegaraan ke Timur Tengah Presiden Prabowo Subianto menyampaikan ide gagasan evakuasi warga Palestina sebagai korban perang. (Republika.co.id, 12-04-2025)
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan perihal rencana akan mengevakuasi ribuan warga Gaza, Palestina akan ditampung di Indonesia dampak dari kejinya kekejaman militer Israel. Prabowo akan mengirimkan pesawat untuk menjemput mereka.
"Banyak dorongan berbagai pihak yang mengharapkan Indonesia dapat lebih aktif dalam mengambil peran mendukung penyelesaian konflik di Gaza." Ungkap Presiden Prabowo Subianto
Prabowo secara tegas menyatakan Indonesia memiliki tanggung jawab baik secara moral dan politik dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di Gaza, walaupun secara teritorial Indonesia berjauhan dari Palestina. Karena Indonesia adalah negeri sesama muslim serta penganut muslim terbesar di dunia dan berpolitik bebas aktif serta diterima pihak manapun atau netral. (Beritasatu.com, 09-04-2025)
Pernyataan Prabowo ini sepintas terlihat solutif karena membantu rakyat Palestina yang terjajah. Namun justru menjadi masalah baru baik di dalam negeri maupun di luar negeri sebab tidak sesuai dengan harapan dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa Palestina, sekaligus membuat Indonesia menjadi lemah di mata dunia. Padahal Undang-Undang Dasar 1945 memberi pesan bahwa perjuangan secara jelas menghapus segala bentuk penjajahan di dunia harus dilakukan.
Permasalahan Gaza menjadi isu internasional, kemerdekaan Palestina mendapatkan banyak perhatian serta dukungan yang datang dari berbagai negara, bukan hanya negeri-negeri muslim. Namun dari banyak negara dan organisasi di dunia telah speak up atas kebiadaban Israel terhadap rakyat Gaza. Di berbagai kota dan negara melalukan aksi unjuk rasa menolak genosida secara terus menerus untuk menyerukan pembebasan Palestina dari Zion*s.
Permasalahan Palestina membuat pemikiran umat dunia semakin terbuka dan sadar akan pentingnya jihad dan perlawanan terhadap Israel sebagai solusi hakiki karena melihat berbagai upaya yang dilakukan nyatanya tidak mampu menghentikan penjajahan dan serangan genosida terhadap rakyat Palestina.
Prabowo menyatakan bahwa Indonesia akan siap mengevakuasi dan merelokasi 1000 warga Gaza itu sesungguhnya merupakan tindakan mencederai perasaan rakyat Gaza sebab bukan solusi yang benar diharapkan oleh rakyat Gaza. Namun, justru akan melancarkan agenda pengusiran warga Gaza seperti yang diharapkan dan diinginkan oleh penjajah.
Sesungguhnya Zion*s lah yang sebenarnya penjajah yang telah melakukan pendudukan bahkan pencaplokan wilayah serta pengusiran terhadap rakyat Palestina. Seharusnya Zion*s yang diusir dari tanah Palestina dan bukannya warga Gaza yang dievakuasi walaupun dalam narasi sementara, dalam arti setelah dirawat rakyat Gaza akan dikembalikan.
Seiring bersamaan dengan hal itu, terciptalah kebijakan baru AS menaikkan tarif impor yang berpengaruh terhadap perdagangan global, termasuk Indonesia. Keberhasilan usaha Indonesia dalam melakukan diplomasi negoisasi atas kebijakan tersebut bisa jadi akan digunakan untuk menekan Indonesia agar melakukan evakuasi warga Gaza. Inilah resiko bagi negeri yang tergantung pada negara lain
Jelas bahwa satu-satunya solusi Palestina saat ini adalah jihad, baik dipimpin oleh penguasa kaum muslim ketika Khilafah belum ada, ataupun dipimpin oleh Khalifah ketika sudah ada.
Solusi yang benar dan sesuai dengan masalah yang dihadapi Palestina. Allah Subhânahu Wa Ta’âlâ berfirman memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum Muslim:
*وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ*
”Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.”
(QS. al-Baqarah [2]: 191).
Seruan jihad melawan penjajah yang telah diserukan kepada Pemimpin negeri muslim seharusnya disambut dengan baik dan semangat. Tapi nyatanya, nasionalisme yang merupakan ide batil menjadi penghalang melaksanakan seruan jihad.
Para Pemimpin muslim sibuk dengan urusan pada negeri masing-masing dan merasa tersekat oleh batas-batas negara. Sehingga tidak merasa permasalahan Palestina merupakan permasalah bagi negerinya. Nasionalisme membuat kekuatan kaum muslim dalam bersatu melawan penjajah menjadi terasa sulit diwujudkan.
Sesungguhnya Rakyat Gaza sama sekali tidak ingin keluar dari Gaza. Mereka dengan gagah mengatakan, alasan apa kami harus keluar? Sedangkan tanah Palestina merupakan tanah yang diberkati Allah merupakan tanah kharajiyah yang menjadi hak kaum muslimin hingga hari kiamat. Dan kami hidup di sini sebagai penjaga wilayah ini, wilayah yang memiliki nilai kehormatan dan kemuliaan bagi kaum muslimin.
Dan jika kami harus mati di sini maka itu adalah cita-cita mulia warga Gaza yaitu berjuang mempertahankan tanah negerinya dari penjajahan dan menjadi kematian yang mulia yang dijanjikan surga oleh Allah.
Maka pemikiran relokasi atau evakuasi serta penampungan pengungsi hendaknya diteliti terlebih dahulu. ”Jangan sampai ini justru melancarkan agenda yang diinginkan oleh Trump, yaitu relokasi penduduk Gaza itu ke wilayah di luar Palestina agar tanah Palestina mudah dikuasai. Kalau itu terjadi, sama saja memberikan jalan mulus bagi Zion*s untuk menduduki wilayah secara lebih luas.
Pemimpin-pemimpin dunia kaum muslimin saat ini tidak memiliki keberanian untuk bersikap tegas dan berani terhadap penjajah.Bukannya memperkuat posisi rakyat Palestina, kebijakan relokasi ini justru membuat masalah baru dengan merampas hak warga Palestina untuk tetap tinggal dan melakukan perlawanan terhadap penjajah tanah miliknya.
Sedangkan kita memahami pemimpin dalam Islam itu bagaikan penggembala domba.
Islam menjadikan pemimpin bertanggung jawab atas orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan, seperti bijaksana, arif, adil, amanah dan bertanggung jawab serta dapat melindungi rakyatnya.
Pemimpin yang baik akan lahir dengan diterapkannya sistem Islam secara kaffah pada institusi negara. Yang menjadikan akidah Islam sebagai asas kepimpinannya. Maka, penegakkan Khilafah adalah kewajiban utama yang menjadi agenda umat Islam. Sehingga kaum muslim memiliki perisai/pelindung untuk seluruh manusia di muka bumi.
Wallahu 'alam bish showwab
Tags
Opini