Raih Kemenangan Hakiki agar Ramadan Tidak Sia-Sia.



Oleh Zahrul Hayati



Ramadan akan pergi menjauh meninggalkan kita, in syaa Allah akan datang lagi tahun depan, tapi kita tidak tahu akankah kita bertemu lagi dengannya, boleh jadi ini adalah Ramadan terakhir buat kita.
Ramadan, bila berlalu pasti akan datang lagi.
Namun jika kita yang pergi, tak ada lagi kesempatan untuk kembali selamanya.

Seorang muslim yang beriman pasti sangat berharap apabila Ramadan telah usai agar ketaatannya bertambah dan dosa-dosanya diampuni. Maka dalam hal penampilannya, baju baru bukanlah tujuan utama mereka. Karena ia sadar bahwa ketakwaan dan ampunan Allah jauh lebih penting daripada sekedar penampilan dan mendapat pujian manusia.

Ciri-ciri orang bertakwa banyak disampaikan ulama dari generasi Salaf saleh. Diantaranya yang dinyatakan oleh Al-Hasan, "Orang bertakwa memiliki sejumlah tanda yang dapat diketahui, yakni jujur/ benar dalam berbicara, selalu memenuhi janji, rendah hati dan tidak sombong, senantiasa memelihara silaturahim, selalu menyayangi orang-orang lemah/ miskin, dan memelihara diri dari kaum wanita, berakhlak baik, memiliki ilmu yang luas, dan senantiasa bertakarub kepada Allah." (Ibn Abi ad-Dunya', Al-Hilm, 1/32).

Idul Fitri atau akrab disapa "Lebaran" identik dengan hari kemenangan. Mengapa demikian? Karena menggambarkan keberhasilan puasa Ramadan sebulan penuh diiringi dengan rangkaian ibadah lainnya.
Setelah Ramadan berakhir marilah kita bermuhasabah diri, amalan kita harus lebih baik dari tahun yang lalu, dengan harapan besar segala amal ibadah diterima Allah Swt. Namun tak hanya fokus pada diri sendiri, hendaknya melihat saudara muslim disekitar kita. Jika pada saat Ramadan hampir setiap muslim mengenakan pakaian syar'i dan tayangan televisi pun penuh dengan nuansa Islami, akan tetapi ketika selesai bulan Ramadhan pakaian syar'i mulai ditinggalkan dan tayangan televisi mulai mempertontonkan aurat. Aurat yang tertutup hijab syar'i, kembali terbuka sebagai ajang aktualisasi diri. Saat Ramadan masjid ramai dengan jamaah, khataman Al-Qur'an terdengar disetiap masjid, kini jamaah mulai sepi
 hanya dihadiri oleh para lansia saja. Tempat-tempat hiburan yang ditutup saat bulan Ramadan, kini kembali dibuka dan mulai ramai  dengan pengunjungnya.


Dampak Sekulerisme Kapitalisme.


Sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang menjadi asas sistem kapitalisme. Yang mana sistem ini secara nyata menolak pengaturan agama dalam kehidupan, bidang sosial seperti ekonomi, pendidikan, pergaulan, kesehatan, dan politik. Selain itu kapitalisme sistem yang tidak memanusiakan manusia, pasalnya dalam sistem ini segala kebijakan hanya bertumpu pada pemilik modal (kapital) yang merupakan segolongan pembisnis yang berdiri di belakang penguasa. Karenanya muslim yang masih memegang erat sekulerisme merekalah yang benar-benar gagal mengikuti Akademi Ramadan, yang berakhir dengan kesia-siaan. Mirisnya hal yang demikian terus berulang setiap tahunnya. Apakah Ramadan hanya sebagai skorsing ketaatan sementara baik untuk individu, masyarakat, dan negara?  Padahal Ramadan hadir bukan tanpa maksud, melainkan Allah menginginkan setiap muslim untuk bermuhasabah diri.  Terlebih negara dan para penguasa yang cukup lama mengabaikan, mencampakkan  hukum-hukum  Allah.

_*مهلا يا رمضا ن*_ 
_*Mahlan Ya Romadan*_

"Selamat tinggal, wahai Ramadan".
Oleh karena itu doa yang patut kita panjatkan saat Ramadan berangsur-angsur meninggalkan kita adalah sebagaimana do'a yang diajarkan RasuLuLLoh ﷺ:

للَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعلني  مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا

*Allohumma laa taj'alhu akhirol 'ahdi min shiyaaminaa iyyaahu, fain ja'alTahu faj'alnii marhuuman wa laa taj'alnii mahruuman*.

“Yaa Allah! Janganlah Engkau jadikan Ramadan ini  sebagai Ramadan yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau menetapkan sebaliknya, maka jadikanlah Ramadan ini sebagai Ramadan yang dirahmati, bukan Ramadan yang sia-sia."

Makna Kemenangan Hakiki.

Kemenangan sama dengan ketakwaan. Kemenangan bearti muslim telah berhasil menyandang status sebagai muttaqin yakni orang yang bertakwa sebagaimana disyaratkan puasa Ramadan Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."(Al-Baqarah:183)
Apa yang disebut dengan takwa? Imam ath  -Thabari, saat menafsirkan ayat diatas, antara lain mengutip Al - Hasan yang menyatakan "Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang telah Allah haramkan atas diri mereka dan melaksanakan perkara apa saja yang telah Allah titahkan atas diri mereka."(Ath-Thabari, Jami' al Bayan li Ta'wil Al-Qur'an, 1/232-233) 


Meraih Kemenangan Hakiki.

Sudahkah Muslim Menang?
Apakah kita umat muslim sudah meraih kemenangan? mungkin sudah secara individu, bagaimana masyarakat dan negara?

Akademi Ramadan yang sudah berlalu merupakan pendidikan ketaatan. Maka idealnya bagi setiap muslim harus dapat mempertahankan ghirah ketaatan di sebelas bulan setelah Ramadan, karena inilah perang yang sesungguhnya, sebab syaitan sudah bebas berkeliaran layaknya napi yang dapat asimilasi. Maka keamanan iman muslim mulai terusik dan terancam. Raih kemenangan dengan berIslam secara kaffah, jadi hakikat kemenangan itu kesungguhan berjuang dalam taat menjauhi segala yang dilarang dan melaksanakan yang diperintahkan dengan mengharap keridhoan Allah dan berusaha mewujudkan  kebahagiaan dunia dan akhirat dengan Islam kaffah.
 Allah Swt  berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (Al Baqarah 2: ayat 208).

Konsekuensi keimanan ialah taat syari'at secara kaffah. Kita harus lebih meningkatkan energi untuk taat kepada syari'at dan mengamalkannya secara keseluruhan. Itulah makna kemenangan hakiki. Namun demikian semua itu tidak bisa terwujud secara individu atau masyarakat saja, melainkan umat membutuhkan peran negara, yakni Khilafah Islamiah.
Wallahu a'lam bis showaab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak