Oleh Zulfi Nindyatami
Kondisi kehidupan di Indonesia semakin mencekam. Baru beberapa bulan pemerintahan kabinet merah putih berkibar, sudah mengantongi sengkarut masalah. Mulai dari polemik kasus korupsi, program prioritas hingga efisiensi anggaran, dan masih banyak lagi. Kondisi ini menimbulkan kekecewaan di tengah masyarakat di berbagai kalangan tak terkecuali mahasiswa yang menjadi agen perubahan. Bahkan, di sosial media tagar #IndonesiaGelap menjadi trending topic, yang sebelumnya diduduki oleh tagar #kaburajadulu. Hal tersebut, menggambarkan betapa kecewanya rakyat dan rusaknya kehidupan di negeri ini.
Tagar #IndonesiaGelap membawa para mahasiswa melalukan demo besar-besaran di sepuluh wilayah yang tersebar di Indonesia, pada tanggal 17 Februari 2025 kemarin. Salah satunya yang digelar di Jakarta oleh BEM UI yang menyatakan lima tuntutan, yakni mencabut intruksi presiden (Inpres) Nomor 1 tahun 2025 mengenai pemangkasan anggaran yang tidak berpihak pada rakyat. Kedua, mencabut RUU Minerba mengenai pengelolaan tambang di lingkungan perguruan tinggi, yang dapat mengganggu indepedensi akademik. Ketiga, mendesak pemerintah untuk segera mencairkan dana tunjangan dosen dan tenaga kependidikan tanpa halangan birokrasi yang memberatkan. Keempat, perlu evaluasi secara mendetail dan total dalam konsep program prioritas pemerintah yakni makan bergizi gratis (MBG). Kelima, memperingatkan pemerintah untuk tidak merancang kebijakan tanpa melalui riset ilmiah yang tidak berorientasi pada kesejahteraan seluruh masyarakat. (https://tirto.id, 28/02/2025).
Menurut sosiolog UGM Heru Nugroho menyatakan demo yang diselenggarakan oleh para mahasiswa dan pelajar di berbagai daerah merupakan bentuk ekspresi diri terhadap kekecewaan pemerintahan. Menurutnya, legitimasi terhadap pemerintahan Prabowo sudah hilang di kalangan akademik. Kehilangan dukungan dari para mahasiswa akan berdampak besar, namun dibalik itu pemerintahan sekarang masih memiliki sokongan dari elite rakyat dan kemiliteran. Menurut Andi Achdian, pakar sejarawan menyatakan aksi demontrasi ini dapat mengingatkan kembali pada masa orde baru pemerintahan Soeharto, walaupun masih belum cukup besar. Gerakan mahasiswa ini menjadi big power, jika pemerintah tidak merespon atas beberapa tuntutan yang mengorbankan kehidupan rakyat (www.bbc.com/Indonesia , 01/03/2025).
Aksi demo Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah memberikan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Aksi tersebut menandakan alarm tanggap darurat terhadap pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. Sayangnya tuntutan yang ditawarkan sejatinya tidak menyelesaikan masalah hingga ke akarnya bahkan ada yang menawarkan untuk kembali pada demokrasi kerakyatan. Padahal penerapan sistem demokrasilah yang menjadi akar permasalahannya, sehingga khawatir nasib rakyat Indonesia di masa mendatang (Indonesia Gelap).
Perlunya arahan yang kritis dan mendalam pada seluruh pemuda. Mereka sudah memiliki power yang kuat dalam kepercayaan di tengah masyarakat. Namun, masih akhirnya solusi yang diinginkan memgarah pada sistem demokrasi. Pada dasarnya akar permasalah yang menimbulkan banyak kegaduhan dan penyelewengan wewenang dan kebijakan saat ini, berasal dari sistem buatan manusia yang berpihak pada penguasa bukan pada rakyat. Sistem demokrasi yang berasas pada sistem yang memisahkan antara agama dengan kehidupan (sekulerisme), menunjukkan tabiat buruk manusia itu sendiri. Sehingga, dapat dikatakan wajar bila negeri ini terus diguncang kekecewaan pada pemerintah yang tidak melayani rakyat.
Mahasiswa sudah seharusnya melek politik dan kritis namun juga harus bisa memberikan solusi yang benar, yakni kembali pada islam. Pada diri para pemuda yang kuat dan kritis akan kehidupan dapat membawa pada perubahan. Arah perubahan inilah yang harus diluruskan pada sistem yang berpihak pada kesejahteraan rakyat. Sejatinya, pemuda merupakan agen perubahan serta wakil dari rakyat dalam menyuarakan aspirasi. Islam melalui pendidikan terhadap para pemuda dapat menguatkan fisik dan mental pemuda untuk menjadi tonggak perubahan.
Mahasiswa seharusnya menjadi agen perubahan untuk mengemban risalah Islam dengan mengoreksi penguasa atas spirit amar makruf nahi mungkar. Mereka harus siap menyuarakan solusi Islam karena hanya dengan penerapan sistem Islam meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelap atau suram. Sistem islam dapat membawa pada cahaya yang terang benderang, tidak lain melalui para pemuda yang siap untuk mengembannya. Maka dari itu, mahasiswa saat ini harus diarahkan pada ideologi nilai-nilai islam, memberikan pengaruh besar bagi masyarakat untuk membawa negeri pada solusi islam sebagai satu-satunya solusi menuntaskan permasalahan umat.
Tags
Opini
