Palestina di Ujung Tanduk. Relokasi Bukan Solusi, Jihad adalah Harga Mati

Oleh : Nettyhera 


Konflik di Palestina seakan tidak ada ujungnya. Setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel di awal tahun, entitas Yahudi kembali melancarkan serangan brutal. Kali ini, Tepi Barat menjadi sasaran, dengan puluhan warga Palestina terbunuh. Ini semakin menegaskan bahwa Israel tidak pernah benar-benar berniat untuk berdamai.

Lebih mengejutkan lagi, Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Donald Trump, muncul dengan solusi kontroversial: merelokasi penduduk Gaza ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Wacana ini disampaikan oleh utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Wifkoff, yang mengklaim bahwa langkah ini akan membawa kebahagiaan bagi warga Gaza. Namun, benarkah demikian?


Makar untuk Mencaplok Palestina

Rencana relokasi ini bukanlah upaya kemanusiaan, melainkan strategi untuk mengosongkan Gaza dan menyerahkannya kepada Israel. Trump bahkan terang-terangan mengatakan bahwa AS akan mengambil alih Gaza dan mengelolanya. Ini adalah bentuk penjajahan modern yang dibungkus dengan narasi kemanusiaan.

Jika penduduk Gaza direlokasi, maka secara otomatis Israel akan menguasai wilayah tersebut tanpa perlawanan. Inilah yang diinginkan oleh Zionis dan sekutunya. Mereka tidak hanya ingin mengusir warga Palestina dari tanah mereka, tetapi juga ingin menghapus identitas Palestina dari peta dunia.

Padahal, Islam mengajarkan bahwa ketika kaum Muslim diserang dan diusir dari tanah mereka, mereka memiliki hak dan kewajiban untuk berjuang. Allah SWT berfirman:

"Perangilah mereka di mana saja kalian jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS. Al-Baqarah: 191)


Perlawanan dan Persatuan Umat Islam

Banyak pihak menyuarakan perdamaian sebagai solusi. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa Israel tidak pernah mematuhi perjanjian damai. Berkali-kali kesepakatan dibuat, tetapi berkali-kali pula mereka mengkhianatinya.

Solusi utama bukanlah relokasi, melainkan perjuangan untuk mempertahankan tanah air. Islam mewajibkan umatnya untuk membela saudara seiman yang dizalimi. Jika penduduk Palestina sendiri belum mampu mengusir penjajah, maka kaum Muslim dari negeri-negeri lain wajib membantu mereka.

Bantuan tidak hanya berupa doa dan donasi, tetapi juga dukungan politik dan militer. Pemimpin negeri-negeri Muslim harus berani mengambil sikap tegas, bukan hanya mengutuk dari kejauhan. Sebab, sejarah membuktikan bahwa penjajahan tidak akan berakhir tanpa perlawanan nyata.

Rasulullah SAW bersabda:
"Seorang imam (khalifah) adalah perisai, di belakangnya kaum Muslim berperang dan berlindung." (HR. Al-Bukhari Muslim)

Artinya, umat Islam membutuhkan kepemimpinan yang mampu melindungi mereka dari kezaliman. Bukan sekadar pemimpin yang tunduk pada kepentingan Barat dan Zionis.


Jangan Tertipu!

Isu relokasi Palestina bukanlah solusi, melainkan makar untuk memperluas penjajahan Israel. Umat Islam harus cerdas dalam membaca situasi dan tidak terjebak dalam propaganda kemanusiaan yang menyesatkan.

Palestina bukan hanya milik rakyat Gaza, tetapi milik seluruh umat Islam. Membela Palestina adalah kewajiban setiap Muslim. Dan solusi sejati untuk Palestina bukanlah negosiasi yang berulang kali dikhianati, tetapi perlawanan total untuk mengusir penjajah dari tanah umat Islam.

Wallahu a’lam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak