Oleh: Ridha Kurnia Utami (Aktivis Muslimah)
Beberapa hari terakhir ini kita dihebohkan dengan pemberitaan kasus pembunuhan yang sadis dan mengerikan dalam kehidupan remaja. Belum lama ini, misalnya, Rabu (15/1/2025), warga kompleks perumahan Made Great Residence di Kota Soto yang terkenal dengan keunikannya di Lamongan, dihebohkan dengan ditemukannya sesosok mayat yang membusuk di suatu toko kopi yang tutup sekitar 1 bulan.
Penemuan semua bermula ketika penyewa toko datang untuk membersihkan toko yang sudah beberapa lama tidak beroperasi, mencium bau yang sangat menyengat dan menemukan bagian tubuh korban yang membusuk setelah dibunuh di bawah tumpukan papan. Menurut informasi polisi yang dilansir media Kompas.com, pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat (10/10/2025), penyebab pembunuhan tersebut adalah penolakan cinta sehingga mendorong penyerang melakukan kekerasan hingga merenggut nyawa korban.
Sang penyerang berhasil ditangkap setelah polisi melakukan penyelidikan meliputi pemeriksaan CCTV dan meminta keterangan tujuh orang saksi. Pelaku pun dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) UU Nomor 35 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara selama 15 tahun.
Penyebab Sekularisme
Dari kasus pembunuhan ini menjadi kejadian yang kerap terjadi dalam kehidupan masyarakat tanpa ada permasalahan yang terpecahkan. Peristiwa ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari pengendalian emosi yang kurang baik, pendidikan moral dan pengabaian kesehatan mental di kalangan remaja serta lingkungan sosial yang kurang mendukung juga turut memperburuk situasi ini. Demikian pula, media masa kini telah menjadi “guru” bagi generasi yang minim keterampilan literasi. Berbagai kondisi yang melingkupi semua ini adalah hasil dari kehidupan yang diatur oleh sistem kapitalisme sekuler.
Kehidupan sekuler membuat orang tidak takut terhadap dosa dan hukuman neraka. Mereka tidak takut terhadap murka Allah pada saat melakukan kejahatan. Mereka lebih takut penjara daripada siksaan neraka. Inilah akibat penerapan sekuler yang menjauhkan kehidupan generasi dari agama, karena khawatir terhadap halal dan haram. Di sisi lain, kapitalisme mengukur kebahagiaan hanya berdasarkan hal-hal materi atau terpenuhinya keinginan, sehingga pada akhirnya tujuan suatu tindakan dapat membenarkan segala cara sehingga emosi juga diekspresikan sesuai keinginan masing-masing orang.
Demikian pula, salah satu penyebab meningkatnya kejahatan adalah lemahnya penegakan hukum bagi negara. Undang-undang yang ada tidak membuat para penjahat jera, dan mereka bahkan dapat melakukan kejahatan baru setelah dipenjara. Negara yang fungsi utamanya adalah mewujudkan ketakwaan pada setiap individu dan masyarakat, telah menunjukkan kegagalannya dalam mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan secara sempurna.
Inilah realitas penerapan hukum kufur. Sistem hukuman sekuler tidak akan berhasil menghentikan kejahatan, sebab tidak efektif dalam memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan, dan justru merusak sistem sosial antara keduanya yang terus berkembang bebas, bahkan semakin mudah.
Solusi Islam
Berbagai permasalahan generasi jelas memerlukan suatu sistem yang mampu memberikan solusi komprehensif. Sistem ini adalah sistem Islam. Islam menjamin bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademis saja, tetapi juga pada pembentukan nilai-nilai akhlak yang mulia, pengendalian diri dan pemahaman yang tepat tentang pembentukan kepribadian Islam.
Islam juga memiliki aturan yang jelas tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan untuk mencegah terjadinya fitnah dan perilaku yang berlebihan. Sistem sosial Islam menjaga interaksi sosial sesuai dengan hukum Islam.
Dari aturan Islam ini, hubungan antara laki-laki dan perempuan harus tetap dalam batas yang wajar, sehingga mencegah munculnya hubungan yang merusak moral atau menimbulkan konflik emosional dengan mendukung penerapan syariat Islam secara menyeluruh di berbagai bidang.
Maka kasus-kasus tragis seperti ini dapat dihindari dari akar permasalahannya, sehingga para pelajar dapat memaksimalkan potensi kebaikan dan amal shalehnya serta menjadi generasi hebat yang taat dan memahami syariat Islam yang mereka pelajari.
Tags
Opini
