Serangan zionis ke Palestina sudah lewat satu tahun, tapi belum nampak ada perbaikan. Zionis semakin bengis, serangan merajalela ke berbagai negara Islam lainnya, termasuk Lebanon. Umat muslim semakin menderita belum ada titik terang, tak ada pemimpin dunia yang peduli dan mau menolongnya. Sampai kapan Islam akan berjaya?
Dilansir dari CNBC Indonesia - Israel mengintensifkan serangannya di Lebanon. Pada Jumat (28/9/2024), Negeri Zionis meluncurkan serbuan roket ke Ibu Kota Negeri Rafic Hariri, Beirut.
Dalam laporan Al Jazeera, lebih dari selusin ledakan dilaporkan terjadi di daerah Dahiyeh, yang telah menjadi sasaran serangan udara dalam beberapa hari terakhir. TV Al-Manar milik Hizbullah mengatakan serangan tersebut menghancurkan sedikitnya tujuh bangunan di daerah pinggiran Haret Hreik, mengubahnya menjadi tumpukan puing.
Di sisi lain, tim pertahanan sipil nampak tengah berupaya memadamkan beberapa kebakaran di daerah tersebut. Mereka juga meminta warga untuk menyumbangkan darah karena kemungkinan besar akan ada banyak korban dari serangan terbesar di Beirut tersebut.
Pejabat militer Israel mengatakan mereka telah menargetkan markas besar pusat Hizbullah yang dibangun di bawah bangunan tempat tinggal. Mereka mengklaim serangan tersebut sebagai serangan tepat sasaran.
Media Israel melaporkan bahwa pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah berada di markas yang diserang dengan bom 'penghancur bunker'. Meski begitu, sumber yang dekat dengan Hizbullah membantah laporan tersebut dan mengatakan Nasrallah berada di tempat yang aman.
Laporan serangan ini sendiri terjadi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa. Dalam forum itu, ia berjanji Israel akan melanjutkan serangannya.
Selama Hizbullah memilih jalan perang, Israel tidak punya pilihan, dan Israel memiliki hak penuh untuk menghilangkan ancaman ini dan mengembalikan warga kami ke rumah mereka dengan aman.
Zionis Makin Arogan, Pemimpin Negara di Dunia Diam
Arogansi Zionis makin kuat karena diamnya negera-negera di dunia termasuk penguasa negeri muslim, sehingga serangan makin massif dan merajalela. Solusi atas Penjajahan Palestina tak mungkin berharap pada negari-negeri muslim apalagi kelompok milisi termasuk Libanon. Adanya sekat-sekat nasionalisme membuat persaudaran islam tidak terwujud dan negeri muslim mencukupkan hanya dalam retorika dan hanya sedikit senjata. Meski sebenarnya mereka memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari yang ditunjukkan. Harus ada pemimpin yang menggerakkan.
Masyarakat Palestina yang saat ini digempur habis-habisan oleh Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023 hingga sekarang. Salah satu pertanyaan besar yang muncul adalah mengapa negara muslim tidak membantu Palestina? Mengapa negara Muslim tidak menyerang Israel?
Pertanyaan yang wajar untuk dipertanyakan, karena jumlah penganut umat Islam yang banyak.
Adapun, jumlah negara-negara dengan mayoritas penganut Islam, berjumlah 49 negara. Rata-rata negara mayoritas Muslim tersebut berada di kawasan Timur Tengah, tempat konflik Israel-Palestina berlangsung.
Dari jumlah negara muslim yang banyak, tidak satu pun negara muslim yang mengirimkan bantuan militer pada Palestina. Mengapa hal tersebut terjadi? Dan mengapa negara muslim tidak akan melawan Israel atau mengirim bantuan militer pada Palestina?
Adanya keterkaitan dan ketergantungan antar negara itu dapat kita lihat pada perubahan sikap negara-negara Muslim terhadap Israel, terutama negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah. Sebelum tahun 2020, beberapa negara seperti Turki, Yordania, Mesir dan lainnya sudah mengakui Israel serta menjalin hubungan diplomatik.
Setelah 2020, terdapat negara yang berubah sikap dengan mengakui dan membangun hubungan dengan Israel melalui perantara Amerika Serikat lewat Persetujuan Abraham. Negara tersebut seperti Maroko, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Sudan. Melalui Persetujuan Abraham, AS mencoba menjembatani hubungan antar negara Muslim dengan Israel, termasuk dengan menargetkan Arab Saudi.
Dari 49 negara-negara Muslim, masih terdapat 25 negara muslim (sekitar 51 persen) yang tidak mengakui Israel. Jumlah negara muslim yang mengakui Israel terus meningkat seiring dengan lobi-lobi yang dimainkan Amerika Serikat.
Di sisi lain, sebagian besar negara-negara Muslim memiliki hubungan diplomatik dan kerja sama berbagai bidang dengan Amerika Serikat yang notabenenya adalah pendukung garis keras Israel.
Perubahan sikap dari negara-negara Muslim tersebut, tentunya berkaitan dengan kepentingan nasional masing-masing negara, khususnya bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Sikap negara-negara dalam area internasional berlandaskan kepada pencapaian serta mempertahankan kepentingan nasional masing-masing negara.
Umat Palestina Butuh Pasukan Tentara
Muslim Palestina sejatinya membutuhkan kehadiran pasukan muslim dari negeri-negeri muslim untuk melawan penjajah Zionis Yahudi. Kehadiran tentara muslim hanya akan terwujud ketika mereka memiliki kesadaran akan tanggungjawabnya membela muslim Palestina.
Kenapa Negara-Negara Arab tidak berani Menyerang Israel?Negara-negara Arab hingga saat ini masih tetap tidak mau menyerang negara Israel, padahal Israel melakukan Extraordinary Crime (kekejaman yang luar biasa) kepada rakyat Palestina. Bahkan ada yang menganggap bahwa negara Israel akan melakukan Genosida (pemusnahan etnis) di Palestina. Sebut saja negara yang berada di kanan kiri Palestina seperti Turki, Arab Saudi, Mesir, mereka tidak pernah berani melanggar kedaulatan (baca: perang) terhadap negeri Yahudi ini.
Ada apa gerangan dengan negara-negara Arab? Semuanya hanya bisa mengecam tanpa bisa berbuat apa-apa. Seperti Mesir contohnya, di saat penduduk Palestina hendak menyelamatkan diri melalui perbatasan Mesir-Gaza, malah aparat keamanan Mesir dengan pasukan anti huru-haranya menghalau mereka dan menutup perbatasan.
Apa sebabnya?
Yang pertama, dan menjadi penyebab utama adalah dikarenakan adanya kekhawatiran (baca: takut) jika sekutu Israel yakni Amerika Serikat marah terhadap negaranya. Mereka meyakini bahwa jika Amerika marah terhadap negaranya, maka negara mereka akan diboikot, diinvansi, atau bahkan diserang dengan nuklir, yang mana itu semua mengancam keselamatan diri mereka.
Coba kita buka pikiran kita. Kenapa Tank-tank Israel bisa berjalan, pesawat-pesawat tempur Israel bisa terbang, dan roket-roket Israel bisa meluncur? Itu karena minyak dari negara-negara Arab. Tanpa minyak, tank, pesawat tempur, dan roket Israel takkan bisa berjalan. Israel tidak punya ladang minyak. AS justru kekurangan minyak.
Ada pun Arab Saudi, Mesir, Irak, dan negara-negara Arab lainnya adalah eksportir minyak dan gas alam terbesar ke Israel. Tanpa minyak dari negara Arab, Israel tak akan mampu membantai ummat Islam di Palestina.
Padahal Tahun 1970-an negara-negara Arab bisa membuat AS dan Israel mundur dengan embargo minyak. Namun kini, negara-negara Arab dipimpin oleh mereka yang pro atau takut dengan kebijakan Amerika, tak berani melakukan apapun yang dapat merugikan Israel.
Bahkan Palestina mengalami krisis energi dan minyak selama berpuluh-puluh tahun, tak seorangpun dari negara tersebut yang berani menyalurkan minyaknya ke Gaza.
Yang kedua, adalah terpecah belahnya kaum Muslimin oleh perjanjian Sykes Pycot. Padahal dalam surat Ali ‘Imran ayat 103 Allah melarang ummat Islam bercerai-berai. Saat ini ummat Islam diseluruh dunia terkotak-kotak dalam banyak negara yang tidak jarang satu sama lain saling bermusuhan bahkan perang seperti Iraq, Kuwait, Arab Saudi, Mesir, dan sebagainya.
Solusi Palestina adalah Persatuan Umat Satu Kepemimpinan
Padahal ketika ummat Islam bersatu, ummat Islam mampu mengalahkan musuhnya dengan mudah. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ummat Islam mampu menghalau kaum Yahudi serta menundukkan kerajaan Romawi dan Persia.
Pada zaman Sultan Salahuddin Al ‘Ayubi, ummat Islam mampu mengalahkan negara-negara Eropa yang bersatu dalam perang merebut Yerusalem. Negara-negara Islam seperti Mesir, Turki, dan Yordania selain berasaskan Sekuler ciptaan Yahudi juga membina hubungan diplomatik dengan Israel.
Secara jangka panjang, umat membutuhkan khilafah yang berperan sebagai junnah yang akan menyelamatkan muslim yang tertindas dan terjajah. Tegaknya Khilafah harus diperjuangkan oleh semua muslim. Oleh karena itu penting membangun kesadaran mereka bahwa masalah Palestina adalah eksistensi entitas Israel, yang hanya dapat dilawan dengan tegaknya Khilafah.
Seharusnya seluruh umat Islam bersatu untuk menghadang arogansi zionis Israel agar berhenti menyerang Israel, Libanon, dan negeri muslim lainnya. Solusi terbaik adalah bersatunya umat Islam dalam satu kepemimpinan, khilafah Islam yang menjadi junnah bagi umat muslim sedunia.
Wallahualam bissawab
Tags
Opini
