Rakyat Puas dengan Kinerja Pemerintah, Yakin?




Oleh. Ummu Rofi' (Pemerhati Publik)



Kinerja yang baik, dilihat dari kehidupan masyarakat yang baik dan sejahtera dalam segala aspek kehidupan. Saat ini kehidupan masyarakat tidak baik-baik saja, khususnya dari segi pemerintah penuh dengan sandiwara dan pencitraan. Namun dalam Islam segala aspek akan terurusi dengan politik Islam dan khususnya pemerintah bertanggung jawab dalam tiap amanahnya dengan dorongan takwa kepada Allah Swt..

Disadur dari laman Tempo.com, Jum'at (04-10-2024) Evaluasi Publik Terhadap 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo, di sampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi hasil kinerja Jokowi ini dalam Rilis Temuan Survei Nasional. Hasilnya 75 persen masyarakat puas dengan kinerja Pak Jokowi, rincian dari survey yang menyatakan sangat puas 15,04 persen dan yang cukup puas 59,92 persen. 

Namun di laman yang sama menyatakan bahwa untuk penilaian pemberantasan kasus korupsi buruk di periode Pak Jokowi. 7,3 sangat buruk, 30,4 persen buruk, dalam pemberantasan korupsi. Tempo.com (04-10-2024)

Menilai dari fakta, bahwa data survey dan data riil kehidupan saat ini sangat berbeda hasilnya. Kenapa bisa demikian? Karena dari segala aspek kehidupan masyarakat dari segi ekonomi masyarakat sangat tercekik dengan kebijakan-kebijakan masa Pak Jokowi. Dan perlu diketahui responden dari hasil survey tersebut tidak seluruh masyarakat Indonesia ikut polling, hanya segelintir orang-orang tertentu yang ikut polling. 

Terlihat dari jejak kepemimpinan Pak Jokowi tidak memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, kemiskinan masih sering kita jumpai di tengah-tengah masyarakat, kenaikan harga bahan-bahan sembako, subsidi masyarakat dikurangi/dicabut, BBM naik, kenaikan pajak, belum lama bangun rumah kena pajak dan naik 12 persen, korupsi semakin meningkat karena pemberanyasannya buruk, kenakalan remaja semakin merajalela, pornografi semakin liar.

Maka dari segi, pendidikan, kesehatan, ekonomi, keamanan, politik, pemerintahan, dan lain- lain masih belom terselesaikan sampai ke akarnya hanya solusi parsial yang diberikan. 

Mengapa hasil tidak sesuai riil kehidupan masyarakat? Karena diterapkannya sistem kapitalisme-sekularisme, dan politik yang berasaskan demokrasi. Di mana demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Namun kenyataannya bukan rakyat, tapi rakyat (elit oligarki), yang pemilik modal ia yang mampu berkuasa, jadi penguasa hanya mengurusi yang punya modal banyak, jadi untuk kebijakan-kebijakannya hanya untuk kepentingan mereka para konglomerat, pengusaha, asing dan aseng. 

Amanah tanggung jawab yang diemban para pemangku jabatan hanya demi kekuasaan dan materi, bukan untuk mengurusi urusan rakyat, membuat undang-undang sesuka mereka, tidak melihat dengan kebijakannya merugikan dan menzalimi rakyatnya. Hasil survey tidak kompeten hanya pencitraan demi keberlangsungan kekuasaan agar tetap dilihat baik oleh masyarakat. Maka sistem saat ini rusak dari sisi pemerintahan dan cacat politik dalam pertanggung jawaban amanah untuk mengurusi urusan rakyat sesuai dengan perintah Allah Swt.. bukan sesuai akal manusia. Alhasil di mana puasnya masyarakat, segala aspek dihimpit dengan ekonomi ala kapitalis, yang kaya makin memperkaya, yang miskin makin termiskinkan oleh sistem kapitalis. Yang puas bukan sejatinya masyarakat, tapi masyarakat yang punya modal banyak. Demikian rakyat sama sakali tidak puas dengan kinerja Pak Jokowi selama 10 tahun menjabat kepemimpinan.

Berbeda dengan sistem Islam, asasnya akidah Islam, individu secara sadar akan menjadi individu yang bertakwa kepada Allah Swt.. begitupun dengan amanah yang dipikulnya akan dijalani sesuai perintah Allah Swt., karena sistem Islam bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah bukan akal manusia, manusia atau penguasa hanya menjalankan aturan-aturan Allah Swt di dalam Al-Qur'an. Alhasil pejabat atau penguasa akan menjalankan amanahnya penuh dengan tanggung jawab dan tujuan dari politik Islam yakni mengurusi urusan umat secara menyeluruh. Akan ada seorang khalifah yang bertanggung jawab untuk mengurusi rakyatnya, tidak pencitraan namun penuh dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt atas amanah yang dipikulnya. Allah azza wa jalla telah menyampaikan dalam Al-Qur'an jika penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa kepada Allah, maka Allah akan turunkan keberkahan dari langit dan bumi. (Lih. Terjemah Qur'an surat Al-A'raf: 96)

Ditambah khalifah yang bertakwa, sistem yang berasaskan akidah Islam, masyarakat yang bertakwa dan individu yang bertakwa. Alhasil seluruh aspek sesuai perintah Allah Swt.. Allah turunkan keberkahan di bumi Allah Swt.. Dan secara langsung masyarakat akan merasakan kepuasan karena penguasa bertanggung jawab atas amanahnya dan benar mengurusi urusan rakyat. Untuk saat ini tidak yakin puas masyarakat dengan sistem yang rusak, hanya memakmurkan segelintir rakyat saja yakni para oligarki dan asing, aseng. Harus kembali kepada sistem Islam yang sempurna dan paripurna, haqqul yakin akan puas dan sejahtera, berkah, selamat dunia akhirat.
Wallahu 'alam bish showwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak