Palestina Butuh Tentara, Bukan Hanya Seruan



Oleh Rosma Asfary Tamira, M.Pd



Derita dan nestapa yang sedang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina, tidak henti-hentinya kita saksikan setiap hari melalui media sosial maupun media televisi. Sangat menyedihkan dan mengiris hati melihat pertumpahan darah dan airmata yang terus terjadi di bumi Palestina. Konflik kemanusiaan ini bukan dimulai sejak 7 Oktober 2023 namun sudah dimulai sejak pendudukan Zionis Israel di bumi Palestina pada tahun 1948.

Serangan terbaru Zionis Israel terjadi pada Selasa pagi, 10 September 2024 dimana rudal Israel membakar kamp tenda untuk warga Palestina yang mengungsi di Gaza selatan, sehingga menewaskan 40 orang dan melukai 65 lainnya. Militer Israel menyebut serangan ini sebagai serangan terhadap pusat komando Hamas.(https://news.okezone.com/). Berbagai serangan dan gempuran yang dilakukan Zionis terhadap warga sipil Palestina sangatlah tidak adil karena yang tentara Zionis serang bukanlah tentara atau pasukan militer Palestina melainkan warga sipil biasa. Tentara Zionis masih terus berani menyerang walaupun mereka telah mendapatkan peringatan dari PBB untuk melakukan gencatan senjata, namun mereka tetap berani melakukan penyerangan karena mereka mendapat dukungan dari dua negara adidaya, yaitu Amerika Serikat dan Inggris, yang terus memberikan bantuan dana dan pasokan senjata kepada tentara Zionis.

Upaya Penghentian Genosida di Palestina

Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh beberapa negeri Muslim, termasuk Indonesia, untuk menghentikan serangan Zionis Israel kepada Palestina dan juga mengupayakan kemerdekaan untuk Palestina, namun hasilnya nihil. Mengapa nihil? Karena yang negeri-negeri Muslim lakukan hanya mengecam tindakan Zionis tersebut dan meminta mereka untuk melakukan gencatan senjata. Seperti yang dilakukan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani, yang  menyuarakan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Pidato itu disampaikan di hadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua, Bali, pada hari Minggu, 1 September 2024. Puan menyebut Parlemen harus mendorong perdamaian dengan mengedepankan dialog dan diplomasi negosiasi yang damai, termasuk pada konflik di Palestina. (https://kabar24.bisnis.com/)

Seruan untuk menghentikan konflik di Palestina oleh para pemimpin muslim dunia nampaknya hanya pencitraan belaka karena sampai dengan saat ini mereka belum juga mengirimkan pasukan atau tentara militer untuk melawan Zionis Israel. Hal ini terasa sangat sulit untuk direalisasikan karena terlalu besar risiko yang akan dihadapi oleh negeri-negeri Muslim, dan tentunya akan berdampak pada instabilitas politik dan ekonomi negeri-negeri tersebut. 


Kirimkan Tentara untuk Palestina

"Katakan pada negara-negara muslim untuk tidak mendoakan kami dan para syuhada. Kami hidup dan kalian semua yang telah mati." Melalui TV Turki, pesan tersebut disampaikan oleh salah seorang warga Palestina. Sebuah pernyataan sebagai bentuk kekecewaan pada negara-negara Muslim.
Yang dibutuhkan Palestina saat ini bukanlah hanya sekedar seruan atau kecaman terhadap perbuatan biadab Zionis Israel, melainkan Palestina membutuhkan tentara militer yang mampu melawan kekejaman tentara Zionis Israel. Bahkan hingga saat ini terbukti bahwa seruan tersebut tak mampu menghentikan serangan Zionis, walaupun seruan tersebut berasal dari lembaga internasional maupun pejabat atau penguasa negeri Muslim namun tetap mereka abaikan. 

Sebagai umat Muslim, kita harus membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah ataupun bencana. Umat Islam bagaikan satu tubuh, maka kita harus bersatu melawan kedzoliman. Sudah sepatutnya sebagai sesama negeri Muslim, kita menolong saudara-saudara kita yang sedang terjebak konflik di Palestina. Para pemimpin negeri Muslim seharusnya mengirimkan tentara terbaik mereka untuk memerangi bahkan mengusir tentara Zionis Israel dari bumi Palestina. Seharusnya yang dinamakan perang adalah tentara melawan tentara, bukanlah tentara melawan warga sipil.

Islam adalah Solusi yang Hakiki

Islam membangun kekuatan ukhuwah atas dasar akidah. Dengan ikatan akidah bisa menyatukan hati semua umat Islam yang ada di dunia ini.  Seorang muslim harus menganggap muslim lainnya sebagai saudaranya tanpa perlu memandang latar belakang keturunan, kebangsaan atau pertimbangan-pertimbangan lainnya. Selain itu, negara juga sangat berperan penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim, terlebih yang sedang dijajah seperti Palestina.  Negara harus mampu membina setiap  rakyat akan kesadaran politik Islam dan juga akan kewajiban melakukan dakwah dan jihad. 

Pendidikan Islam adalah proses untuk membentuk manusia yang beriman kepada Allah, memiliki akhlak yang mulia, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan pendidikan Islam dalam Khilafah, setiap Muslim akan selalu menyeru kepada kebenaran, melalui berbagai cara. Hal inilah yang dapat membantu membebaskan Palestina. 

Dengan menerapkan Islam secara kaffah, akan membuat negeri-negeri Muslim dengan mudah mengirimkan tentara militer terbaik mereka untuk mengusir penjajah yang sedang menjajah suatu negeri Muslim. Hal ini didasarkan atas persamaan akidah Islam yang dimiliki. Dengan kokohnya persamaan akidah yang dimiliki akan membuat negeri-negeri Muslim di dunia semakin bersatu sehingga perdamaian di dunia, khususnya di negeri Muslim, akan terwujud.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak