Lima Paslon Walikota Bogor: untuk Tahta atau Langkah Nyata?



Oleh: langitmalam



Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Bogor telah menutup pendaftaran pasangan bakal calon walikota dan calon wakil walikota untuk Pilkada 2024 pada Kamis, (29/8/2024) pukul 23.59 WIB. Tercatat sebanyak lima pasangan calon telah mengajukan diri untuk bertarung di ajang kontestasi politik tersebut yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang. (KOMPAS.com)

Antusiasme mereka untuk menduduki jabatan sebagai orang nomor 1 di kota Bogor sungguh nyata dan kentara, bahkan mereka rela meninggalkan jabatan yang mereka sandang saat ini. Berbagai cara mereka kerahkan untuk mencuri hati masyarakat sehingga kepercayaan berpihak kepada mereka. Slogan-slogan memikat yang terpampang di tiap alat peraga kampanye terlihat membuat sebuah nyala harapan baru bagi kota Bogor menuju perubahan.

Namun, akankah mereka bersungguh-sungguh antusias memperebutkan tahta itu untuk adanya sebuah perubahan dan kemajuan?

Dalam sistem pemerintahan yang berkuasa saat ini, yakni sistem kapitalis, jabatan sebagai seorang pemimpin adalah kesempatan emas untuk memiliki harta, tahta, kekuasaan, dan segala keuntungan lainnya. Akan tetapi, kendati demikian, pejabat harus terikat dengan sistem. Sehingga, dalam sistem yang sangat mengagungkan materi ini, segala keuntungan tersebut tidak mudah akan dialokasikan untuk sebuah langkah menuju sistem yang lebih baik lagi. Keuntungan tersebut bisa saja digunakan untuk kepentingan pribadi satu atau dua pihak tertentu. 

Dalam pandangan Islam, jika sistem yang diterapkan dalam suatu pemerintahan bertentangan dengan Islam, maka haram hukumnya menjadi pemimpin di sistem tersebut. Sistem kapitalis jelas bertentangan dengan Islam. Negara dan pemimpin semestinya menjadi pelindung yang senantiasa mengayomi rakyatnya, bukannya mementingkan kepuasan pribadi dengan jabatan yang ada. Mereka yang menjadi pemimpin di sistem Islam dan berlaku adil kepada rakyat serta bertindak sebagaimana idealnya seorang pemimpin, menerapkan syariat Islam, akan mendapatkan balasan di sisi Allah dengan pahala yang besar. Sebaliknya, jika mereka berlaku zalim kepada rakyat dan menolak untuk menerapkan syariat Islam, akan mendapatkan azab yang pedih di sisi Allah kelak.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak