Krisdianti Nurayu Wulandari
Hingga hari ini, kebiadaban terhadap umat Islam masih terus terjadi. Beberapa hari yang lalu, setidaknya 150 warga sipil dari minoritas Muslim Rohingnya di Myanmar diperkirakan tewas minggu ini dalam serangan artileri dan pesawat tak berawak di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mereka mencoba melarikan diri dari pertempuran sengit di kota Maungdaw. Mereka mencoba melarikan diri dari pertempuran sengit di kota Maungdaw dengan berusaha menyeberangi Sungai Naf menuju Bangladesh untuk menyelamatkan diri. (Serambinews.com)
Beberapa saksi mata melaporkan bahwa para korban selamat terpaksa mencari di antara tumpukan mayat untuk menemukan dan mengenali kerabat mereka yang tewas atau terluka. Video yang beredar di media sosial menunjukkan puluhan mayat, baik dewasa maupun anak-anak, berserakan di sepanjang jalan dekat tepi sungai. (Aceh.tribunnews.com)
Kejadian serupa juga terjadi di Gaza, Palestina, dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada Sabtu (10/8), Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 90 orang tewas akibat serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di wilayah Palestina yang terkepung. Tiga roket Israel menghantam sekolah di kota Gaza, menggambarkan pembantaian yang sangat mengerikan.
Muslim Rohingnya yang kembali diburu dan dianiaya serta muslim Palestina yang terus menjadi sasaran penjajah dengan kesulitan hidup yang sangat luar biasa adalah bukti bahwasannya umat Islam tidak memiliki pelindung atas kehormatannya. Serangan roket, bom, dan teror sudah biasa mereka hadapi dalam waktu yang cukup lama. Bahkan hingga hari ini, konflik penjajahan Israel terhadap Palestina masih berkelanjutan.
Mirisnya, negara-negara Barat terus membela dan mendukung negara Zion*s. Mereka menunjukkan standar ganda yang nyata. Sebagaimana diberitakan Amerika Serikat akan kembali mengucurkan bantuan senilai 3,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 55,8 triliun untuk memperkuat persenjataan dan peralatan militer Israel. (antaranews.com) Akibat tidak adanya junnah bagi umat Islam, maka hari ini umat dalam keadaan yang tidak mulia dan hina.
Umat Islam begitu mudahnya disiksa, ditindas, dihina, dijajah, dan dibantai oleh kaum kafir. Kelemahan itulah, yang senantiasa dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam. Menjadikan kaum muslim semakin terhina, terjajah, makanan sehari-hari bagi kaum kuffar penjajah serta cara untuk menghalangi bangkitnya Islam di dunia.
Nasib umat akan terus terpuruk selama tidak ada junnah bagi kaum muslimin di manapun sehingga kaum muslimin akan selalu ditindas di mana saja. Junnah itu telah lama hilang 100 tahun yang lalu. Kaum muslim yang awalnya berada dalam satu naungan dan satu negara, terpecah-pecah menjadi negeri-negeri bagian yang kecil. Menjadikan mereka sulit untuk bersatu karena adanya sekat atau batas-batas wilayah.
Sungguh sangat berbeda sekali kondisi umat Islam hari ini dengan masa keemasan Islam terdahulu. Pada masa Rasulullah berhasil membangun negara Islam di Madinah, kemuliaan serta kehormatan umat Islam selalu terjaga. Tidak ada yang bisa mengganggu atau mengusik kehormatan umat Islam saat itu. Jika ada yang melakukan pelecehan terhadap seorang muslimah saja, Khalifah akan langsung turun tangan untuk membela dan menyatakan perang terhadapnya. Kebaikan ini terus berlanjut hingga saat Khilafah runtuh.
Oleh karena itu, penting saat ini untuk senantiasa melakukan dakwah di tengah-tengah umat. Membangun kesadaran umat, bahwa Islam dan umatnya hanya mulia dalam naungan Khilafah. Maka, penyadaran ini membutuhkan keberadaan kelompok dakwah Islam ideologis, yang tidak kenal lelah melakukan penyadaran terhadap umat. Wallaahu A’lam
Tags
Opini
