Bukan Mahasiswa Abal-abal

Oleh: Irah Wati Murni, S.Pd


Bulan ini banyak mahasiswa baru mulai mengikuti kegiatan pengenalan Masa Orientasi Kampus (Moka) atau juga bisa dikenal dengan istilah nama lainnya.  Para mahasiswa baru ini dikenalkan dengan dunia kampus dan segala aktivitasnya sebagai mahasiswa, baik di kampus negeri maupun swasta. 


Biasanya pada awal kegiatan ini, para mahasiswa baru ini memiliki semangat yang membara, apalagi jika sudah mengenakan jas almamater kampus idaman tercinta. Duh, rasanya ingin sekali menunjukan kepada dunia: “Inilah aku sang mahasiswa baru!”. Atau “Aku sekarang Mahasiswa bukan siswa lagi!”, dan berbagai macam ekspresi perasaan senang lainnya.


Namun, berbicara tentang mahasiswa, sebenarnya apa sih mahasiswa itu? Secara harfiah  MAHASISWA terbentuk dari 2 kata yakni Maha dan Siswa. Hal ini berbeda dengan predikat yang disandang saat SMA atau SMK. Sebab ada penambahan kata di depan kata siswa yakni “MAHA”. Artinya paling, tertinggi, atau atas. 


Dengan demikian, gelar mahasiswa lebih tinggi dari gelar siswa. Sehingga diharapkan bisa memiliki kontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Tentu hal itu didukung dengan peran penting yang dimiliki oleh mahasiswa. Lantas, apa peran fungsi dari mahasiswa?


Menurut beberapa sumber, setidaknya ada 4 peran fungsi mahasiswa, yaitu:


1. Agent of Change (Generasi Perubahan)

Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Artinya jika ada sesuatu yang salah yang terjadi di lingkungan sekitar, maka ia dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan yang sesungguhnya ke arah yang lebih baik.


2. Agent of Social Control (Generasi Pengontrol)

Sebagai generasi pengontrol, seorang mahasuswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga,  mahasiswa tak hanya pintar dalam bidang akademis, tapi juga harus pintar bersosialisasi dan memiliki kepekaan dengan lingkungan sekitarnya.


3. Agent of Iron Stock (Generasi Penerus)

Mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh dan berakhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya di masa depan.


4. Agent of Moral Force (Generasi Moral)

Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada, bukan sebaliknya sebagai perusak moral masyarakat.


Mahasiswa Hari Ini

Jika kita bandingkan perkembangan mahasiswa dulu  dengan hari ini  ditemukan fakta yang cukup memprihatinkan. Sebab, tak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa hari ini banyak mengalami kemunduran daya pikir dan kritisnya. Padahal itu yang menjadikan mahasiswa  berbeda dengan yang lainnya. 


Perhatikan saja bagaimana mahasiswa sekarang cenderung apatis dan pragmatis, dimana apa yang diinginkannya serba instan dan gampangan. Mereka tidak mau pusing untuk berpikir kritis dan  mendalam. Sehingga apapun yang terlihat mudah dilakukan sebaliknya jika sulit dan rumit maka akan segera ditinggalkan tanpa mau tahu apa penyebab dan alasannya. Biasanya moto mereka “Au ah gelap, gitu aja kok repot”. 


Selain pragmatis mereka juga mulai terkontaminasi  gaya hidup barat yang hedonis. Mereka kuliah bukan dengan niat mencari ilmu tapi hanya untuk mencari kesenangan yang semu. Sehingga wajar saja jika kuliahnya hanya  datang- duduk-diam serta biasanya yang lebih diprioritaskan adalah urusan pribadi dari pada pendidikan. Padahal Rasulullah Saw., telah bersabda :

 

“Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada hari kiamat dari Rabbnya sampai ditanya tentang 5 perkara: tentang  bagaimana umurnya dia habiskan?, tentang bagaimana masa mudanya dia lewatkan?, tentang hartanya darimana dia dapatkan, tentang hartanya kemana dia keluarkan?, dan tentang apa yang dia amalkan dari ilmunya?”. (HR.Tirmidzi)


Bagaimana Menjadi Mahasiswa Muslim Sejati?

Setelah kita mengetahui hadits di atas sudah sepatutnya kita merasa takut kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tentang apa yang kita lakukan di dunia ini, termasuk mengenai peranan sebagai mahasiswa. Sebab, semua itu kelak akan diminta pertanggungjawabannya dihadapan-Nya. Oleh karena itu, ada beberapa  hal yang harus dilakukan untuk menjadi seorang mahasiswa muslim sejati:


1. Niat Sukses

Mahasiswa muslim sejati harus memiliki niat awal kuliah untuk sukses dunia akhirat. Artinya, bukan hanya ilmu akademik yang dicari, tapi juga ilmu agama. Sehingga ngaji ok, prestasi yes! Pintar dalam akademik sekaligus ilmu agama juga berakhlak mulia. 


2. Usaha untuk Cerdas

Mahasiswa muslim sejati harus cerdas dalam memilih lingkungan. Artinya ia harus memilih lingkungan yang membawa pengaruh positif untuk pengembangan pribadinya, bukan sebaliknya. Sebab, lingkungan yang baik akan mempengaruhi kebaikan bagi dirinyanya pula.


3.  Gali Potensi

Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin yang  kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).


Mahasiswa muslim sejati harus mampu membaca potensi diri. Karena mahasiswa muslim sejati adalah mahasiswa yang tidak akan menyia-nyiakan potensi yang ia miliki. 


4. Kesadaran Diri

Mahasiswa muslim sejati harus sadar bahwa dirinya bukan siswa SMA/SMK lagi, ia juga harus menyadari dirinya bukanlah mahasiswa biasa pada umumnya. Tapi ia menjadi mahasiswa muslim sejati yang luar biasa. Kesadaran diri akan membawanya untuk menata perilaku menjadi lebih baik lagi. Menyelaraskan segala aspek kehidupan dengan aturan dari Rabb tercinta. Hingga pada akhirnya semua orang sadar bahwa mahasiswa muslim sejati itu memang luar biasa.  


Nah, dari penjelasan di atas tentu kita tidak ingin dicap sebagai mahasiswa yang tidak memiliki peran penting dalam masyarakat alias mahasiswa abal-abal bukan? Sehingga mulai saat ini bertekadlah untuk menjadi mahasiswa muslim sejati, yang memiliki penting dalam urusan dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak