Oleh : Atik,
Aktivis Muslimah
Peringatan hari guru yang seharusnya berjalan khidmat disekolah-sekolah, namun warga kampung Al Baidho, Kelurahan Lubang Buaya dihebohkan dengan adanya tawuran yang dilakukan oleh remaja sekolah.
Dilansir dari poros jakarta.com, peringatan hari guru nasional tercoreng oleh aksi tawuran puluhan pelajar sekolah menengah atas. Bentrokan terjadi di Jalan Al Baidho Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur pada Selasa (25/11/2025).
Aksi saling lempar batu dan kayu antar dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbeda, kemudian beberapa pelajar membawa bendera untuk menunjukkan superioritas kelompoknya. Namun keributan tersebut terjadi hanya sebentar lantaran warga merasa resah dan membubarkan paksa aksi tawuran tersebut untuk mencegah adanya korban.
Menurut keterangan warga sekitar, beberapa pelajar sempat diamankan dan dibawa ke rumah ketua RW setempat, sebelum akhirnya diperintahkan pulang ke rumah masing-masing.
Setelah beberapa hari pasca tawuran, aparat kepolisian sektor cipayung menyambangi kedua sekolah tersebut dan pihak dari salah satu sekolah mengklarifikasi bahwa itu hanya rencana para pelajar yang ingin memberikan kejutan di hari guru atau hanya prank.
Namun, meski itu hanya prank atau lelucon tetap hal tersebut merugikan orang lain karena tawuran itu sendiri sangat meresahkan warga sekitar di tambah ada korban luka.
Hal ini terjadi, menunjukan potret kelam nya dunia pendidikan dari masa ke masa hingga hari ini, aksi tawuran pelajar yang masih terus terjadi seolah menjadi budaya di kalangan pelajar baik tingkat sekolah menengah pertama, maupun sekolah menengah atas, budaya ini masih terjadi hingga saat ini.
Apabila ditelisik lebih dalam aksi tawuran ini disebabkan oleh hal-hal sepele seperti saling ejek (krisis identitas), saling menyaingi (gengsi dan ego) dan permusuhan antar sekolah yang diwariskan turun temurun (rivalitas dan dendam).
Hal-hal yang menjadi pemicu di atas tidak lain karena lahir dari jauhnya peran agama dalam diri pelajar saat ini, karena kurang menanamkan nilai-nilai agama, seperti nilai akidah, adab dan akhlak yang harus di tanamkan sejak usia dini. Pendidikan agama Islam yang tidak tertanam baik dalam benak para pelajar membuat para pelajar kehilangan arah.
Selain itu pengaruh lingkungan yang buruk dan pengaruh berbagai media sosial dan game online yang memberikan contoh kekerasan dan norma yang buruk kepada anak. Di sistem sekuler saat ini kenakalan remaja dianggap biasa karena dianggap kenakalan yang wajar.
Pelajar sekolah tidak jarang berkumpul di gang-gang kawasan rumah warga tanpa pengawasan. Banyak juga dari kalangan remaja juga menyusun siasat saat sedang berkumpul, hingga mereka mampu memiliki senjata tajam seperti samurai, golok dan celurit yang tidak diketahui asal-usulnya dan penyimpanannya oleh orang tua mereka.
Minimnya orang tua dalam mengontrol pergaulan anak-anaknya, tidak jarang banyak orang tua yang juga ikut menormalisasi perkumpulan mereka dengan dalih anak-anak biasa berkumpul dan bergerombol, karena itu adalah kebiasaan anak muda.
Pemahaman orang tua semacam ini justru menjerumuskan anak-anak remaja ke dalam pergaulan bebas, baik itu tawuran, seks bebas hingga narkotika. Tentunya hal ini juga menjadi tanggung jawab negara dalam menjaga generasi muda ke depan, negara harus berperan aktif dalam membentuk karakter, adab dan akhlak para pelajar.
Kondisi sekarang berbanding terbalik dengan kondisi dimana saat negara Islam ada, dimana generasi muda dididik dengan Al-qur'an dan Sunnah. Generasi muda ditanamkan rasa hormat dan kasih sayang kepada sesama manusia baik muslim maupun non muslim. Negara Daulah juga memastikan generasi muda menjunjung adab dan akhlak yang mulia kepada orang tua dan guru, serta menerapkan Birrul Walidain kepada setiap generasi muda.
Hal-hal ini menjadi dasar yang penting dalam mencegah terjadinya penyimpangan dan kenakalan remaja saat ini.
Negara daulah juga akan menutup celah-celah kemaksiatan yang bisa menyasar generasi muda, seperti konten-konten pornografi, game kekerasan fisik hingga judi online yang saat ini juga marak dikalangan remaja. Negara juga akan melakukan pengawasan dan kontrol kepada remaja melalui perangkat sekolah, perangkat lingkungan, orang tua hingga pihak keamanan guna mencegah penyimpangan seperti di atas.
Wallahu'alam bishawab.
Tags
opini
