Sistem Islam Mengatasi Perundungan




Oleh : Maulli Azzura 

Persoalan perundungan atau bullying di lingkungan sekolah terus menunjukkan tren peningkatan, merujuk pada data resmi berbagai lembaga. Kasus terbaru terjadi di SMPN 19 Tangerang Selatan, Banten, yang menyebabkan siswa berinisial MH meninggal dunia.

Untuk menangani masalah kekerasan di lingkungan sekolah, pemerintah sudah menerbitkan aturan yang mewajibkan setiap sekolah membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Tapi aturan itu dianggap cuma "macan kertas" oleh berbagai pihak.

BBC News Indonesia mewawancarai sejumlah orang tua siswa yang anaknya mengalami perundungan.

Mereka menyebut tidak pernah mengetahui keberadaan TPPK dan tak tahu seperti apa mekanisme pengaduan kekerasan di sekolah. (BBCnews.com 21/11/2025)

Benar bahwa keluarga dan lingkungan masyarakat berpengaruh besar bagi maraknya kasus perundungan. Kelalaian pengasuhan, bekerja, sehingga tidak mampu menjalankan fungsinya dengan sempurna, juga mudahnya mengakses informasi lewat internet, berperan atas terjadinya kasus perundungan. Akan tetapi sesungguhnya ini semua hanyalah dampak. Akar masalahnya adalah akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme di negeri ini. Asas sekulerisme telah mencabut nilai-nilai moral dan agama. Asas ini akhirnya melahirkan liberalisme yang mengagung-agungkan kebebasan, termasuk kebebasan bertingkah laku sehingga aturan agama makin terpinggirkan. Sekolah sebagai institusi pendidikan, alih-alih mampu mencetak peserta didik yang berkualitas, kurikulum sekuler kapitalisme yang diterapkan tanpa memperhatikan aspek spiritual atau agama justru melahirkan remaja yang banyak masalah, pun demikian dengan orang dewasa yang berinteraksi di lingkungan toxic. Belum lagi aturan dan kebijakan penguasa yang kental dengan liberalisme, tidak memperhatikan nilai-nilai agama memberi andil besar makin maraknya kasus ini. 

Jelaslah bahwa penerapan mendasar penyebab perundungan adalah persoalan yang bersifat sistemis yakni akibat penerapan sistem sekuler kapitalisme yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Telah nyata bahwa sistem sekuler kapitalisme merupakan sistem rusak dan merusak, menggiring manusia pada keburukan dan kenistaan tanpa pandang bulu. Orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak, semua menjadi korbannya. Sudah seharusnya kita membuang sistem rusak seperti ini dan menggantinya dengan sistem kehidupan yang datang dari Allah ta'ala, tidak lain adalah sistem Islam.

Hingga kini kasus bullying terus terjadi, baik anak-anak hingga orang dewasa. Dan tindakannya pun makin brutal. Sudah seyogyanya negara dan masyarakat untuk belajar, berulangnya kasus serupa membuktikan bahwa sistem sekuler kapitalis telah gagal membentuk masyarakat yang sehat, termasuk generasinya dengan kepribadian mulia. Saatnya mencampakkan sistem ini yang terbukti gagal, rusak dan merusak. 

Satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah perundungan ini adalah dengan menerapkan aturan Islam secara Kaffah dalam naungan khilafah. Silava akan mengharuskan semua pihak yang bertanggung jawab terhadap anak, keluarga, masyarakat dan negara untuk bekerjasama, termasuk dengan menjatuhkan sanksi bagi para pelaku. 

Semua ini harus dilakukan dengan perubahan secara mendasar pada aspek-aspek yang menjadi pemicunya. Jika tidak, boleh jadi akan muncul terus kasus-kasus serupa dengan motif yang berbeda-beda. 

Allah Berfirman, " jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Terjemah QS. Al-A'raf 96).

Wallahu Alam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak