Oleh Ibu Sulistyawati, IRT
Seiring perkembangan zaman, perkembangan alat kehidupan manusia khususnya saat ini adalah perkembangan digital. Arus deras perkembangan digital yang saat ini semakin pesat, perkembangan arus digital ini seakan menjadi dua sisi mata pisau yang jika tidak disikapi secara bijak, justru menjadi senjata yang mematikan. Pada saat ini, arus deras informasi digital menjadi tantangan bagi generasi tantangan besar generasi muda. Tingkat screen time yang tinggi menjadi melalaikan mereka, dari peran nyata dalam kehidupan.
Jebakan dunia maya dalam algoritma, menjadi contoh nyata. Mereka lebih disibukkan dalam urusan urusan receh dan sepele dibandingkan dengan yang lebih bermanfaat bagi kehidupan mereka. Contoh, mereka lebih disibukkan menaikkan rating konten cuap cuap, main main, daripada sesuatu berkarya bagi kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat terlebih dakwah untuk kemuliaan Islam. Bukannya tidak boleh, sepanjang konten yang tidak mengandung maksiat masih sah sah saja, tapi itu melalaikan. Dan ingat, sisa usia manusia bergerak cepat mendekati titik ajal, jika tidak dipakai untuk mencari bekal pahala yang terus menerus mengalir kita akan menjadi orang yang sangat merugi dan menyesal di akhirat sana, sebagai diingatkan oleh surat Al 'Ashr. Ayat 1-5. Jadi, menggunakan sarana teknologi pun, kalau tidak ingin termasuk orang-orang yang merugi dan menyesal.. harus digunakan sebagai kendaraan beriman dan beramal shaleh, serta aktivitas dakwah yang nantinya menjadi investasi pahala nya terus menerus mengalir walaupun kita sudah wafat. Aamiin. Ini menjadi peluang bagi orang-orang yang kritis gatal terhadap aneka kedzaliman penguasa untuk terus bersuara, karena semakin sering nyaring suaranya algoritma dunia semakin ke atas ratingnya, dan selama konten kita untuk amar makruf nahi mungkar liLlah itu menjadi amalan investasi pahala yang akan kita panen nanti di akherat kelak.
Generasi muda adalah pasar potensial bagi produk produk digital. Pikiran yang masih fresh dan cepat nyambung dengan informasi teknolog. Dampaknya seluruh konten digital menjadi tabungan informasi dan bisa mengendalikan cara berfikir mereka, termasuk arah pandang mereka terhadap kehidupan. Ide ide sekuler yang bertengger di media sosial begitu banyak mengalir deras yang pada titik ini membutuhkan benteng iman yang kokoh dan tangguh. Benteng pertama adalah cara pandang yang sahih, yakni yang bersumber dari Sang Khalik, bukan yang lain. Kaum muda harus mengambil arah pandang hidup menurut ideologi yang shahih ( jangan hanya rindu perubahan tetapi masih mengambil solusi parsial, akibatnya nanti menjadi aktivis yang prematur dan nanti akan mudah tergiur jabatan). Jangan mudah menduplikasi aktivis aktivis liberal, meskipun muslim, mereka tetaplah bamper Kapitalisme.
Generasi muda memiliki potensi hidup sebagai makhluk Allah, yakni memiliki gharizah, hajatul udhawiyah dan akal. Mereka membutuhkan lingkungan yang kental dengan jawil iman (suasana keimanan) serta kolaborasi komprehensif dan sisttemis. Bersinergi dengan pembentukan karakter seperti apa yang hendak kita bentuk. Generasi awal Islam bertabur keharuman generasi muda yang kental dengan takwanya kepada Allah dan aktivitas dakwah nya. Seperti Mush'ab bin Umair, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, dll hingga Islam berjaya di Madinah dan akhirnya menyebar menjadi mercusuar kebaikan.
Sehingga butuh sinergi semua elemen, keluarga, masyarakat, partai politik ideologis, dan negara. Parpol ideologis menjadi tulang punggung pembinaan seluruh komponen umat, termasuk generasi mudanya. Parpol ideologis berperan dalam rangka muhasabah lil hukam, memberi ruang bagi suara kritis, kaum muda serta mencerdaskan dan meningkatkan taraf berpikir umat. Kalau zaman onta saja Islam mampu membelah dua per tiga dunia, dalam kurun waktu singkat, terlebih zaman digital seperti sekarang ini yang lebih canggih kendaraan dan prasarananya, akan makin mempercepat menaungi seluruh dunia oleh potensi generasi muda pejuang Islam. Pada hakekatnya generasi umat nabi Muhammad Saw adalah generasi sami'na wa atha'na pada seruan Allah dan Rasul-NYA, maka dengan alat yang canggih ini kita kembali mewujudkan karakter itu. Sebagai Khayra ummah.. Insyaallah.
Wallahu a'lam bishawab
Tags
opini