Gen Z Lebih Takut Miskin daripada Telat Nikah?


Oleh: Nita Nur Elipah
(Penulis lepas)



Pada akhir Oktober 2025 lalu media sosial Threads diramaikan dengan pembahasan terkait anak-anak zaman sekarang lebih takut miskin daripada takut tidak menikah. Unggahannya itu viral hingga disukai lebih dari 12.500 kali dan ditayangkan ulang oleh lebih dari 207.000 pengguna lainnya. Dalam kata lain mereka yang menyukai unggahan tersebut setuju dengan pendapat si pemilik akun.

Alasan mereka bukan tanpa alasan. Jika melihat jumlah penduduk miskin di negeri ini memang sangat banyak. Menurut Bank Dunia per 2024 masih 194,4 juta jiwa atau 68,2 persen dari total populasi. (KOMPAS.com. Sabtu, 22 Nobember 2025).

Dari banyaknya jumlah penduduk miskin di Indonesia ini wajar apabila generasi muda atau Gen Z merasa khawatir akan masa depan mereka kelak. Masalah ekonomi seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan, upah yang relatif stagnan, hingga biaya hidup yang terus melonjak memberikan kecemasan akan kemiskinan  semakin nyata.

Selain masalah ekonomi, banyaknya kasus-kasus perselingkuhan, hingga kekerasan dalam rumah tangga membuat generasi muda semakin takut untuk menikah. Mereka mengaggap pernikahan itu mengerikan atau istilah keren nya Marriege is scary. Sehingga walaupun telat menikah, mereka tidak masalah. Toh menikah juga tidak menjamin mereka bahagia.

Mereka menganggap bahwa untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri saja sulit, apalagi jika mereka menikah maka harus mencukupi anak-anak dan pasangan mereka. Maka kesulitan itu semakin bertambah.

Padahal menurut Islam ketika seseorang menikah maka Allah akan cukupkan rezekinya. Allah Swt berfirman:
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (TQS. An-Nuur: 32)

Maka harus yakin bahwa Allah yang akan mengatur dan mencukupi rezeki seseorang yang menikah. Tapi keyakinan bahwa Allah sang pemberi rezeki kini semakin pudar dikalangan generasi muda. Karena telah mereka jauh dari pemahaman Islam.

Ditambah abainya negara yang tidak menjamin kebutuhan rakyatnya semakin menambah ketakutan dan ketidak yakinan generasi muda untuk menikah. Padahal menikah adalah salah satu sunnah Rasulullah saw.

Generasi muda yang takut hidup miskin dibanding telat menikah ini sejatinya hasil dari diterapakannya sistem Kapitalisme. Sistem ini berasaskan sekuler yakni memisahkan aturan agama dari kehidupan, sehingga generasi muda jauh dari nilai-nilai Islam.

Sistem kapitalisme juga yang menyebabkan biaya hidup yang tinggi, pekerjaan sulit, upah yang rendah, dll. Negara hanya berperan sebagai regulator dan cenderung lepas tangan dalam menjamin kesejahteraan rakyat sehingga beban hidup dipikul oleh masing-masing individu.

Gaya hidup materialistik dan hedon semakin tumbuh subur dari pendidikan sekuler dan pengaruh media liberal. Wajar jika banyak Gen Z memandang bahwa pernikahan dipandang sebagai beban, bukan sebagai ladang kebaikan dan jalan melanjutkan keturunan dan mencetak generasi pemimpin peradaban.

Berbeda hal nya dengan Sistem Islam. Negara dalam sistem Islam wajib menjamin kebutuhan dasar rakyat dan membuka lapangan kerja yang luas melalui penerapan sistem ekonomi Islam. 

Kepemilikan umum akan dikelola oleh negara, bukan swasta/asing, sehingga hasilnya kembali untuk kesejahteraan masyarakat dan mampu menekan biaya hidup. Pendidikan berbasis aqidah membentuk generasi berkarakter, tidak terjebak hedonisme dan materialisme. Mereka justru menjadi penyelamat umat.

Negara juga akan menguatkan institusi keluarga, dengan mendorong pernikahan sebagai ibadah dan penjagaan keturunan. Maka tidak akan ada lagi generasi-generasi muda atau Gen Z yang mereka takut miskin, karena kehidupan mereka sudah dijamin kesejahteraannya oleh negara. Mereka juga tidak akan takut menikah, karena memandang pernikahan adalah ibadah kepada Allah Swt.

Wallahu a'lam bishshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak