Buruknya Pelayanan Kesehatan=Gagalnya Sistem



Oleh Mirna


Beberapa hari yang lalu saat seorang ibu scroll media social dan menemukan fakta tentang lolosnya obat penurun demam panas mengandung kimia berbahaya menyebabkan sang bayi mengalami gagal ginjal di usia 2 tahun. Usia dimana bayi meskinya mengalami tumbuh kembang  dan keseimbangan gizi yang baik, malah dengan begitu mudahnya ia berjumpa dengan salah satu penyakit yang menyumbang kematian terbanyak ke 11 , sebuah penyakit yang umumnya hanya di derita orang lansia, dengan usia diatas 50 tahun keatas karena pola hidup yang buruk. Miris sekali usia sekecil itu sudah berjuang cuci darah hanya karena lalainya badan resmi pengawasan pangan negera dalam menyeleksi dan memeriksa setiap makanan ataupun barang konsumsi siap edar. Selain kelalaian dalam seleksi makanan maupun minuman.

Kelalaian juga ditunjukkan dalam hal pelayanan kesehatan. Seperti dipahami bersama biaya RS yang sebenarnya lumayan mahal menjadi gratis karena adanya layanan BPJS khususnya BPJS pemerintah.
Akses layanan gratis sering kali membuat pelayanan kesehatan terhadap masyarakat menengah kebawah terkesan seadanya bahkan sering kali ribet dan lamban. Padahal sejatinya kesehatan adalah rezeki hidup yang mahal, untuk menjaga tubuh tetap sehat perlu usaha dan upaya termasuk berobat saat tubuh sudah mencapai limitnya. Kebutuhan hidup menuntut rakyat untuk tetap prima,tanggungan anggota keluarga, mahalnya biaya sehari-hari dan aturan pajak dari pemerintah sendiri menjadi salah satu penyebab kenapa masyarakat harus tetap bekerj, karenanya bisa dikatakan kesehatan adalah hak yang harus diberikan sebaik mungkin entah mereka pasien berbayar maupun tidak.
Selain pelayanan yang tidak sesuai, keterbatasan fasilitas kesehatan juga menjadi salah satu penyebab lambatnya pelayanan. Kasus-kasus seperti penolakan terhadap ibu hamil karena berkas yang tidak lengkap, pasien BPJS gratis sampai pengurusan administrasi yang berbelit membuat proses kelahiran yang seharusnya bisa ditangani segera menjadi ajang balap maut baik bagi ibu yang mengandung maupun anak yang dikandung. Parahnya lagi kasus semacam ini tidak Cuma sekali terjadi di Indonesia tapi berulang kali dengan alasan yang sama pula. Kondisi ini menunjukkan betapa buruknya pelayanan pemerintah yang seharusnya meriayah rakyat bukan malah membiarkan rakyat terluntang lantung bertaruh nyawa hanya untuk mendapatkan fasilitas kesehatan memadai dan penanganan yang cepat dari instansi-instansi kesehatan.

Situasi ini semestinya sudah bisa kita prediksi akan terjadi. Mengingat Indonesia adalah negara yang menganut system kapitalis, yang sejak dulu dikenal hanya mementingkan uang bukan pelayanan. Sistem ini lahir lewat tangan-tangan kaum borjuis yang dipengaruhi ego kuasa tanpa peduli sesama, bahkan binatang dan alam sekalipun akan mereka korbankan asal bisa memperkaya diri sendiri. Sistem bathil ini jelas membawa kesengsaraan karena lahir dari sifat rakus manusia. Berbanding terbalik dengan system Islam yang bersumber dari Tuhan Pencipta seluruh alam, yakni Allah SWT. Sang Khalik yang membuat aturan tidak akan pernah menjerusmkan ciptaaNya kejalan yang salah. Dia tau mana yang baik bagi hambaNya. Karenanya Allah tinggal petunjuk berupa firman dan risalah RasulNya sebagai pedoman dalam bertindak dan bersikap baik dalam perkara kecil seperti bangun tidur sampai perkara besar seperti bangun Negara. Maka dalam system Islam kasus-kasus pelayanan kesehatan serampangan tidak akan terjadi. Karena kesehatan termasuk tanggung jawab pemerintah yang nanti akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Sehingga ada konskwensi keimanan dalam setiap bentuk pelayanan kesehatan. Wallahu’alam bissawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak