Oleh : Anis
(Pegiat Literasi)
Lambannya bantuan dari pemerintah membuat masyarakat bahu-membahu untuk saling menolong warga yang menjadi korban banjir bandang.
Korban bantu korban, warga tolong warga, fenomena ini muncul di tengah lambannya pemerintah menangani korban banjir bandang di Sumatera, kalau berharap pemerintah pasti lamban, karena itu warga saling membantu terlebih dahulu, langkah ini merupakan gerakan bersama, banyak elemen bergabung, relawan dan donatur.
Banyak pihak menyoroti lambannya pemerintah menangani pasca bencana. Ada beberapa daerah yang berhari-hari belum mendapat bantuan pemerintah, hingga warga dari tempat lain tiba dan membantu mereka. Bahkan hingga kini, Aceh Tamiang menjelma jadi Kota Zombie. Kondisinya mencekam, listrik mati, internet terputus, bangkai kendaraan, hewan, hingga mayat manusia belum terevakuasi. Bau busuk menyengat di beberapa wilayah. (Kompas.com, 14/12/2024).
Miris sekali negeri ini ketika negara mendapat bencana seharusnya negara berperan penting tapi sangat lamban sekali membantu, padahal negaralah yang bertanggung jawab dalam hal ini, kenapa? Karena pada dasarnya bencana banjir bandang ini dilihat dari hulu itu asalnya dibuat oleh mereka yang terkena rakyat. Karena Daerah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat telah terkena dampak dari penebangan-penebangan liar yang tidak bertanggung jawab, yang tidak memikirkan dampak lingkungan sekitar sehingga rakyat yang jadi korban.
Akhirnya masyarakat banyak yang kelaparan, karena Kekurangan bahan pangan dan tidak ada tempat tinggal bahkan penerangan jalan yang tidak memadai untuk digunakan, banyak korban-korban yang belum terevakuasi, sampai berhari-hari akhirnya bau menyengat meliputi daerah bencana banjir bandang, dan yang lebih menyediakan lagi banyak dari mereka yang mati kelaparan karena lambannya menuggu bantuan dari negara.
Persoalan lambannya pemerintah untuk penanganan bencana banjir bandang berakar pada cara pandang bernegara dan paradigma kepemimpinan, banyak pejabat memandang kekuasaan sebagai posisi strategis yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas kekuasaan serta keuntungan dalam politik sehingga nasib rakyat tidak dipikirin bahkan nyawa pun jadi taruhannya.
Padahal berapa triliun yang seharusnya didapat oleh masyarakat, daerah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat dengan keuntungan kelapa sawit yang harusnya mereka nikmati justru malah kesengsaraan yang mereka berikan. Ini semua karena sistem yang rusak sehingga didalamnya menjadi rusak mereka berkuasa hanya untuk memperkaya diri sendiri bukan untuk kemaslahatan rakyat.
Inilah pentingnya kholifah yaitu pemimpin yang beriman dan bertaqwa keada Allah Swt tanpa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, maka semua aspek kehidupan akan jauh dari peringatannya dimana yang haq prioritaskan dan yang bathil ditinggalkan.
Allah SWT tegas menyatakan dalam( surat al- Baqarah ayat : 42)
تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ ٤٢.
Dan janganlah kamu
campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(nya).
Pemimpin dalam islam tidak hanya mengutamakan kekuasaan tapi kebijakan yang sesuai syariat, melayani dan melindungi rakyat dengan amanah yang sesuai dengan tuntunan Agama, yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar
(Surat al-asr ayat 2-3)
وَالْعَصْرِ (١)
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)
sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Kenapa demikian? Karna setiap pemimpin akan dipertanggung jawabkan atas rakyatnya, didalam hadits riwayat al-bukhari dan muslim Rosulullah Saw bersabda :
Setiap kalian adalah pemimpin (ra'in), dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya
(كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته)
Berikut strategi yang dapat diterapkan untuk kondisi seperti banjir bandang dan longsor di Sumatra.
Dalam islam anggaran dalam APBN (Baitul Mal) disusun dengan ketentuan syari'ah, pos-pos anggaran seperti Fai', kharaj, jizyah dan hasil kepemilikan umum diarahkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, termasuk penanganan korban bencana, negara akan memastikan seluruh kebutuhan rakyat terpenuhi, serta melindungi keamana dan menegakkan keadilan, kesejahteraan rakyat diutamakan.
Tidak gelap mata atas kekuasaan, pemimpin yang bertakwa akan berpihak pada keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya.
Dengan khilafah negara akan menjadi pelindung rakyat, dengan menegakkan hukum-hukum AllahSwt, pencipta seluruh makhluk, sehingga hanya Dialah yang berhak menetapkan hukum bagi manusia agar selamat dunia dan akhirat.
Wallahu a'lamu bishawab
Tags
opini