Normalisasi dengan Zionis, Perangkap AS Melanggengkan Penjajahan


By : Ummu Al Faruq 

Menteri Luar Negeri RI Sugiono buka suara soal sikap Israel yang menolak pasukan perdamaian Turki, yang akan dikerahkan mengawasi proses perdamaian di Jalur Gaza. 
Sugiono mendapat pertanyaan apa yang dilakukan Indonesia dan negara yang siap mengirim pasukan perdamaian untuk meyakinkan Israel supaya menerima pasukan perdamaian dari Turki.

Sugiono mengatakan hal yang kedua adalah soal bantuan kemanusiaan. Persoalan bantuan ini disampaikan saat dia hadir dalam pertemuan di Istanbul, Turki pada pekan lalu.

Dia menyoroti bantuan kemanusiaan ke Gaza belum sepenuhnya berjalan lancar. Sugiono juga berharap proses rekonstruksi bisa berjalan sesuai apa yang dibicarakan dari awal.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya menegaskan Israel menolak pasukan dari Turki. Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar juga mengungkapkan penolakan tersebut.

Israel juga menolak pasukan perdamaian dari Qatar karena negara ini memiliki hubungan diplomatik dengan Hamas. Qatar dan Turki padahal negara yang punya peran dalam gencatan senjata Israel-Hamas pada 10 Oktober.

Pasukan perdamaian ini merupakan salah satu poin yang tertuang dalam kesepakatan gencatan senjata.

Indonesia dalam berbagai kesempatan menegaskan siap mengirim pasukan ke Gaza dan wilayah-wilayah yang berkonflik jika diperlukan dan disetujui PBB.

Normalisasi hubungan dengan Israel merupakan perangkap AS dan sekutunya untuk melegalkan penjajahan Zionis atas Gaza. Sejak dahulu hingga detik ini, tidak ada solusi tuntas atas kejahatan genosida yang dilakukan Israel, dunia sudah tidak bisa menutupi fakta bahwa pemusnahan manusia telah banyak terjadi. Dan penguasa negeri-negeri Muslim seolah sudah menunjukkan pengkhianatan yang nyata terhadap Gaza dan negeri-negeri syam yang tertindas sekarang, termasuk Turki yang hanya sampai pada batas kecaman saja. Tidak ada tindakan nyata selama solusi hanya sampai dibatas diskusi forum PBB dan kepentingan AS. Negara Muslim seharusnya sadar akar dari segala kerusakan ini berada pada pengaruh kepentingan semata. Selama keputusan terhadap Palestina-Gaza masih tunduk pada kepentingan Barat dan terkungkung dengan ide nasionalisme, penjajahan Palestina akan terus berlanjut. Sedikit demi sedikit seluruh negara-negara muslim saat ini juga akan terkena imbasnya atas pengaruh zionisme ini, berapa banyak dari kita yang sadar bahwa kepentingan negara benar-benar hanya menguntungkan pihak-pihak asing dan para koruptor?

Dan berapa banyak rakyat yang juga telah tertindas atas sistem kapitalis saat ini?

Solusi tuntas atas persoalan Gaza adalah jihad dan Khilafah. Slogan yang mungkin harus familiar untuk umat dengar saat ini:

"Tidak ada bahasa yang bisa dipahami oleh para Zionis-Israel selain bahasa "Perang".

Dan pasukan yang perlu kita pelajari lagi adalah dari sejarah Islam dan pemimpin yang benar-benar paham dan sadar akan Aqidah dan politik Islam yang sebenarnya. Hanya dalam bingkai sistem negara Islam (Khilafah) yang dapat menyatukan negara-negara Muslim dalam satu kepemimpinan, serta membentuk pasukan yang benar-benar bisa melawan Zionis dan membebaskan Palestina dan sekitarnya dari penjajahan Israel. Khilafah sebagai junnah akan mencabut penjajahan hingga akar-akarnya dari bumi Palestina. Umat harus menyadari pentingnya perjuangan mengembalikan kehidupan Islam mengikuti metode dakwah Rasulullah Saw. Mengingat misi dari Dakwah Rasulullah Saw sendiri tidak hanya sampai pada akhlak semata, tetapi sampai pada ranah politik negara untuk memperbaiki tatanan dan kehidupan masyarakat dengan dakwah Islam. Dengan cara mendirikan otoritas (Negara Khilafah) pertama di Madinah, dan dilanjutkan oleh para sahabat dengan berfokus pada pembebasan tanah suci yang te seperti halnya Baitul Maqdis Palestina dan negen negeri Syam lainnya.

Wallahu'alam bishowab []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak