Menjadi Kelompok Dakwah yang Layak Meraih Nashrullah


Penulis : Agusmi Yutika


لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu; yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir serta banyak mengingat Allah.”
(QS. Al-Ahzab: 21)

Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kepada seluruh kaum muslim bahwa pada diri Rasulullah terdapat suri teladan yang baik. Tentulah bagi orang-orang yang beriman, yang percaya kepada Rasulullah, akan senantiasa mengikuti jalan Rasulullah dan mengikuti seluruh tuntunan syariat yang telah Rasulullah contohkan. Bukan hanya perihal ibadah saja, tetapi pada seluruh aspek syariat Islam yang beliau ajarkan.

Begitu juga dalam sisi dakwahnya, Rasulullah telah mencontohkan dua tahapan dakwah yang pernah beliau lalui. Pada tahapan pertama, Rasulullah berada di Mekkah. Pada tahap ini beliau menyeru kepada perbaikan akidah dan ibadah, disampaikan melalui perbuatan, mau’izhahtil khasanah.

Sedangkan pada periode kedua, ketika Rasulullah menegakkan negara Islam di Madinah, beliau telah menyempurnakan penerapan syariat, baik dari sisi ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum, maupun muamalah pergaulan, dan semua aspek kehidupan diatur oleh aturan Islam dalam sistem pemerintahan. Maka sempurnalah kehidupan Islam di Madinah, telah menjadi tanggung jawab seorang mukmin untuk menegakkan syariat Islam agar tetap berada di tengah-tengah hukum syariah dan agar kaum muslim menjaga serta menyebarkan dakwah ke seluruh penjuru dunia.

Kesempurnaan masyarakat Islam itu meliputi tiga subjek:
1. Individu
2. Masyarakat
3. Negara.

Subjek individu dapat dijalankan oleh pribadi, seperti shalat, puasa, haji, dan zakat. Subjek masyarakat mencakup muamalah, jual beli, sewa menyewa, pernikahan, perdagangan, pergaulan, dan lain sebagainya. Subjek negara adalah yang paling besar, yaitu negara yang memiliki kekuatan dan menjaga keamanan sendiri, seperti menjalankan jihad, perlindungan dalam negeri, perlindungan luar negeri dan fungsi kenegaraan lainnya.

Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنِ ٱحۡكُم بَيۡنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah.”
(QS. Al-Mā’idah: 49)

Dakwah Rasulullah tidaklah mudah. Beliau menghadapi serangan, cacian, fitnah, serta tekanan dari kaum Quraisy. Namun Allah tidak hanya memberikan kesulitan, tetapi Allah juga memberikan kemudahan dengan memilih orang-orang terbaik untuk menemani dakwah Rasullullah seperti Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Shiddiq, dan Bilal bin Rabah, lima orang pertama yang masuk ke dalam Islam.

Pada mulanya, sebagian orang beranggapan bahwa Nabi adalah orang yang hilang akal, penyihir yang memisahkan antara anak dengan orang tuanya dan kaum dengan pengikutnya. Namun orang-orang terpilih justru semakin yakin bahwa yang dibawa Rasulullah adalah kebenaran yang datang dari Tuhan pencipta manusia, yang memutus semua batas dan aturan zalim yang dibuat oleh manusia, menghilangkan perbudakan, melebur semua kelas kesukuan, menghapus riba yang pada saat itu menjadi budaya jahiliyah, menjadikan wanita hanyalah komoditas yang kedudukannya sama dengan barang yang bisa dijual atau ditukar, atau bahkan dianggap sebagai kehinaan hingga dikubur hidup-hidup. Lalu Islam datang dengan cahaya yang memuliakan wanita dan kemuliaan aturan manusia lainnya.

Ketika dakwah semakin berkembang, kebencian orang kafir juga semakin besar. Setelah berbagai rayuan dan tipu daya tidak lagi diindahkan, maka lahirlah ancaman. Ancaman bahkan datang dari keluarga dekat Rasulullah sendiri, dari pamannya dan penduduk tempat ibunya Rasulullah berasal, seperti di Thaif. Tidak cukup dengan hinaan, Nabi dan para sahabat pernah mengalami kekerasan fisik sampai kaki Rasulullah berdarah ketika berkunjung ke kota Thaif, bahkan peristiwa ini terjadi setelah pemboikotan selama tiga tahun, masa terpanjang yang sangat menderita bagi kaum muslimin. Pada masa itu kaum muslimin terus mendapat penyiksaan dan penderitaan luar biasa.

Tidak sedikit sahabat yang mengalami siksaan fisik hingga syahid, seperti keluarga Yasir. Sumayyah binti Khayyat adalah sahabat wanita pertama yang gugur syahid. Ketika ujung tombak panas masuk ke tubuhnya, Rasulullah berkata, “Wahai Ummi Yasir, bersabarlah. Janji Allah untukmu adalah surga.” Beliau menjawab, “Wahai Rasulullah, aku telah melihat surga di hadapanku.”

Keimanan para sahabat tidak pernah gentar. Mereka tetap teguh berada di jalan Allah sampai dipanggil kembali kepada-Nya.

Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah, kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga.”
(QS. Ali ‘Imran: 200)

Kekuatan Islam bertambah setelah Umar bin Khattab masuk Islam. Rasulullah menyadari bahwa kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas. Maka beliau mendidik para sahabat di rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam untuk membentuk pemikiran, kepribadian, dan kesiapan berdakwah.

Gerak dakwah pun menjadi urat nadi kaum muslim. Lahir muslim-muslimah yang taat, kuat, dan siap berkorban waktu, tenaga, harta, serta jiwa raga untuk agama ini. Sehingga Islam sampai kepada seluruh manusia. Dakwah adalah darah kehidupan, penghantar manusia menuju cahaya. Sementara akidah adalah jiwanya.

Karena itu penting adanya pasukan dakwah yang tangguh, bermilitansi tinggi, seperti Bilal bin Rabah, keluarga Yasir, Mush‘ab bin Umair, dan sahabat-sahabat terbaik lainnya.

Dalam misi hidup yang panjang ini, seorang mukmin harus memahami bahwa tujuan hidup sebenarnya adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana firman-Nya:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzāriyāt: 56)

Ibadah kepada Allah adalah amal yang memberikan manfaat paling besar di dunia dan akhirat. Ganjaran paling agung adalah diizinkan untuk melihat wajah Allah yang mulia.

Maka kita harus senantiasa memperbaiki niat, mengikuti syariat, dan melakukan amal baik yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Salah satu amal yang tetap mengalir adalah ilmu yang bermanfaat.

Inilah ladang besar yang bisa dimanfaatkan selama waktu masih ada: menjadi mukmin yang kuat, perempuan pengemban dakwah yang amanah, dan terpercaya dalam menyampaikan kebenaran.

Perjuangan hari ini adalah perjuangan merubah peradaban dan tatanan kehidupan. Maka bersabarlah dengan kesabaran yang indah dan berjuanglah dengan perjuangan yang indah, sampai namamu ditulis dengan tinta emas peradaban bahwa dirimu adalah seorang pejuang peradaban Islam.

Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(QS. Muhammad: 7)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak