Dunia Bilang, Gaza Baik-Baik saja?



Oleh Nia Yuniati



Penderitaan warga Gaza sampai sat ini masih terjadi meski gencatan senjata telah disepakati Zionis. Warga Gaza yang sebagian besar masih tinggal di tenda-tenda pengungsian diterpa badai banjir di musim dingin, menyebabkan tenda sobek dan roboh. Zionis terus memblokir masuknya material perlindungan seperti tenda dan rumah mobil. Dikutip dari ANTARA Moskow (20/11/25), lebih dari 300 orang di Jalur Gaza tewas akibat tindakan Zionis Israel sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan, kata kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Kondisi ini dibarengi dengan penghancuran rumah dan penutupan penyeberangan Rafah yang terus terjadi, menunjukkan sikap pembangkangan Israel yang terang-terangan.

Krisis yang terjadi di Gaza ini menunjukkan bahwa gencatan senjata bukan solusi karena tidak menghapuskan penderitaan warga Gaza. Selama akar masalah Zionis masih menjajah di Palestina maka penderitaan rakyat Palestina akan terus berulang. Gencatan senjata dianggap sebagai jalan keluar padahal kenyataannya tidak merubah apapun. Blokade tetap diberlakukan, bantuan tetap dibatasi dan warga hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Narasi yang disebarkan Amerika di berbagai media membuat banyak pihak menganggap "Gaza baik-baik saja" padahal kondisi warga Gaza semakin buruk. Solusi yang diberikan Barat tidak bertujuan untuk menyelesaikan penjajahan ini. Semua tidak pernah menghasilkan perubahan nyata tapi malah semakin memperkuat posisi penjajah. Bagi mereka konflik ini memberikan keuntungan politik, ekonomi dan militer. Bahkan Barat memberikan bantuan kepada penjajah berupa logistik dukungan persenjataan. Oleh karena itu selama dunia terus bergantung pada solusi barat maka penderitaan Gaza tidak akan berhenti karena solusi yang mereka berikan hanya dimaksudkan untuk melanggengkan ideologi kapitalisme sehingga penderitaan rakyat Palestina akan terus menerus dan tidak berkesudahan.

Solusi Islam seharusnya menjadi pegangan para pemimpin negeri-negeri Muslim. Karena solusi Islam sifatnya menyeluruh, mendasar, dan sesuai dengan jati diri mereka sebagai umat yang dipandu wahyu. Dalam hal ini Islam seharusnya menjadi pegangan utama.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَفَحُكْمَ الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ

"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 50)

Ayat ini menegur keras kaum muslimin agar tidak mengambil aturan selain aturan Allah. Islam juga menegaskan bahwa penjajahan di Gaza akan tuntas dengan jihad fisabilillah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَا تِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَا تِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 190)

Palestina sudah memerangi kaum penjajah tetapi kekuatan yang tidak seimbang belum menghantarkan kepada kemenangan. Di sinilah pentingnya kebutuhan kaum Muslimin terhadap Khilafah. Khilafah adalah sebuah institusi politik yang merupakan junnah (perisai) bagi seluruh umat Islam. Khilafah adalah mekanisme nyata yang akan menghapus segala bentuk penjajahan atas warganya.

Namun solusi hakiki ini tidak akan lahir begitu saja, ia harus harus diperjuangkan melalui dakwah Islam Ideologi. Dakwah yang menjelaskan bahwa Islam bukan hanya ibadah ritual semata tetapi sistem kehidupan lengkap yang mencakup politik, ekonomi, pertahanan dan hubungan internasional, menerapkan Islam secara kaffah dibawah naungan Negara Khilafah. Solusi hakiki persoalan Palestina adalah dengan jihad dan Khilafah karena hanya pemimpin yang lahir dari aqidah Islam yang memandang penjajahan harus dihapuskan. Umat akan kembali memiliki pelindung.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak