Bunuh Diri Anak Sekolah Meningkat, Awas Generasi Kolaps



Oleh : Linda Maulidia, S.Si


Masalah mental yang menimpa remaja kini semakin memprihatinkan. Pada Oktober 2025, terdapat tiga kasus bunuh diri yang dilakukan remaja belasan tahun. Di Sukabumi, Jawa Barat, seorang remaja perempuan berusia 14 tahun mengakhiri hidupnya diduga gara-gara mendapat kekerasan verbal dari teman-temannya. Dua kasus bunuh diri lainnya terjadi di Sawahlunto, Sumatra Barat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 25 anak di Indonesia bunuh diri sepanjang tahun 2025. (bbc.com, 3/11/2025)

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (30/10/2025), mengungkapkan data mengkhawatirkan dari program pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang menunjukkan lebih dari dua juta anak Indonesia mengalami berbagai bentuk gangguan mental. Data ini diperoleh dari sekitar 20 juta jiwa yang sudah diperiksa.

Bunuh diri adalah puncak dari gangguan kesehatan mental. Gangguan mental adalah buah berbagai persoalan yang terjadi, mulai dari kesulitan ekonomi, konflik orang tua termasuk perceraian, hingga tuntutan gaya hidup, bulliying dan sebagainya. Hal ini akibat penerapan sistem kapitalisme. Tatanan ini menjadikan generasi mengelu-elukan kebebasan dan memandang kebahagiaan dari sisi materi semata. Berbagai faktor tersebut termasuk faktor non klinis yang mempengaruhi gangguan mental. 

Solusi Islam

Islam sangat mengecam pelaku bunuh diri dan memberikan sikap yang tegas. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-nisa [4] : 29).
Dalam ayat diatas telah jelas diterangkan bahwa Islam melarang manusia untuk melakukan bunuh diri. Allah maha penyayang kepada hambanya, oleh karena itu kita dilarang untuk berputus asa dari rahmat-Nya. Bunuh diri dalam Islam merupakan dosa yang besar dan paling buruk.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat” (HR. Bukhari no. 6105, Muslim no. 110).
Langkah-langkah komprehensif untuk memutus rantai masalah mental remaja yakni, pertama, menanamkan akidah Islam sejak dini.  Dengan akidah yang kuat, akan terbentuk generasi yang memahami tujuan hidupnya sebagai hamba Allah Taala, yaitu beribadah dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. 
Hal ini juga menjadi prinsip yang wajib dipahami oleh seluruh keluarga muslim karena orang tua adalah guru pertama anak-anaknya. Selain itu.negara juga akan menyediakan fasilitas pembinaan bagi orang tua untuk melakukan tugas pendidikan dan pengasuhan sesuai dengan aqidah Islam.

Kedua, penerapan pendidikan yang berbasis akidah Islam. Kurikulum pendidikan Islam memiliki kemampuan untuk menghasilkan siswa yang kuat iman, kuat mental, dan cerdas akal, seperti yang ditunjukkan oleh sejarah Islam. Negara akan memfasilitasi pendidikan yang bertujuan untuk membangun syakhsiyah Islam. Dengan demikian, mereka akan memiliki bekal untuk menjalani kehidupan dan menyelesaikan masalah dengan cara Islam.

Ketiga, Jaminan negara atas kebutuhan rakyat. Negara dalam Islam akan memastikan bahwa rakyatnya hidup dengan aman. Negara yang menerapkan arturan Islam secara kaffah ini disebut dengan khilafah, dengan dorongan iman para penguasa akan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap individu. 
Negara akan menetapkan kebijakan ekonomi yang akan memungkinkan banyak tenaga kerja laki-laki bekerja. Hal ini akan menjadikan peran ayah dan ibu dalam keluarga dapat diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pokok yang dijamin oleh negara.

Seluruh solusi di atas hanya dapat diwujudkan dengan penerapan syariat Islam secara sempurna dalam kehidupan. Terwujudnya seluruh pilar yang bersandarkan akidah Islam akan mampu mewujudkan generasi berkualitas dan kuat mental serta berkepribadian Islam. Wallahua'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak