Bullying? Salah Siapa?

Oleh Mirna


Bullying mungkin salah satu penyebab kematian menimpa para pelajar di Indonesia, selama beberapa tahun terakhir kasus pembullyan marak terajdi dikalangan remaja khususnya pelajar, bahkan dari Tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pelaku bullying bisa menjadi perundung sekaligus pembunuh. Jikapun tidak membunuh pelaku bullying dapat mendorong korban untuk melakukan bunuh diri, karena frustasi dan mentalillnes karena terus menurut dirundung dan diperlakukan tidak baik.

Bullying adalah bukti betapa mental-mental penjajah menjadi tuan rumah dalam diri pelaku. Sementara korban adalah jajahan, yang bertarung pada dua kondisi apakah bertahan atau justru berakhir pada kematian. Memang tidak semua korban bullying berakhir meninggal dunia, kadang ada juga yang berhasil bebas namun masih dibayang-bayangi oleh trauma akibat perundungan yang dialaminya. Namun ada juga yang dengan kesadaran penuh bisa bangkit dan menjadi lebih baik, memaafkan setiap kelemahan yang dulu menjadi penyebab ia dibullying hingga menjadi inspirasi bagi orang sekitarnya. Bisa dikatakan iman adalah kunci utama bagaimana korban bullying menjalani hidupnya apakah ia memilih menyerah dan bunuh diri atau bangkit namun di bayangi trauma terus menerus atau bahkan menjadi pribadi baru yang luar biasa dan menginspirasi.

Bullying adalah Tindakan kejam yang seringkali terjadi karena lalainya lingkungan, lalainya orang tua, lalainya sekolah, lalainya Masyarakat, hingga pada tahap paling puncak lemahnya kendali pemerintah dalam perkara penanganan keselamatan ummat. Semua kelalailan ini bermuara pada terbentuknya pribadi yang lemah iman, kurang Pendidikan agama, tidak paham aturan agama, sampai bahkan tidak peduli pada ketentuan siksa neraka. 
Padahal dalam Islam, nyawa (ruh) adalah anugerah Allah yang memiliki nilai sangat tinggi dan berada di kekuasaan-Nya. Nyawa dipandang sebagai kesatuan dengan jasad, dan terpisahkannya nyawa dari jasad berarti kematian. Islam melarang keras menghilangkan nyawa tanpa hak dan menjadikannya sama dengan membunuh seluruh umat manusia, sementara menyelamatkannya setara dengan menyelamatkan seluruh umat manusia, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Maidah ayat 32. 
Islam memandang setiap orang adalah saudara, sehingga jika satu saja ada yang terancam jiwanya maka semua ummat islam akan merasakkannya. Begitu tingginya penghargaan terhadap nyawa dalam Islam, sampai-sampai hukum bagi pelaku pembunuhan adalah sama, bunuh dengan bunuh. Jika saja sistem yang dipakai di negeri-negeri sekuler saat ini adalah sistem Islam maka tentu tidak akan ada kasus bullying karena ketatnya aturan dalam islam. Sejak dini dalam keluarga keimanan ditanamkan dengan kuat, dijelaskan nilai penting dari kehidupan yang ALLAH berikan, sehingga dalam kecil kemungkinan lahirnya jiwa-jiwa kasar bermental penjajah dan jiwa-jiwa Lelah bermental terjajah. Wallahu’alam bisswab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak