Oleh: Julia Ummu Adiva Farras
Tepat di bulan Kemerdekaan banyak kebijakan pemerintah membuat masyarakat merasa kecewa, geram, hingga sesak didada. Mulai dari kenaikan gaji DPR yang cukup fantastis disambut dengan tarian yang menghebohkan bahkan keluar kata-kata yang tidak baik atau kurang bijak sebagai seorang pemimpin kepada rakyatnya. Belum lagi pajak yang kian meroket di semua lini yang sungguh mencekik rakyat, sedangkan kesenjangan di khalayak ramai sangat jauh ketimpangannya.
Maka sungguh masyarakat pun tidak tinggal diam dengan kondisi yang serba dilematik, gimana tidak? Karna semua aspek kehidupan sangat amat terasa makin menghimpit. Alhasil Aksi demonstrasi buruh digelar serentak pada Kamis, 28 Agustus 2025, di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Ribuan buruh turun ke jalan untuk menyuarakan berbagai tuntutan terkait kesejahteraan dan kebijakan ketenagakerjaan.
Aksi ini berjalan dengan damai dan tertib, tepat di depan gedung DPR. Kemudian aksi ini diambil alih oleh Mahasiswa hingga berakhir ricuh dan memakan korban yakni ojol, Affan Kurniawan. Dikutip dari beritassatu.com, 29/08/2025
Lagi dan lagi rakyat selalu menjadi korban dibalik setiap kebijakan pemerintah, asap tidak akan menyebar ketika tidak ada api yang menyulut. Maka huru hara yang di buat oleh penguasa setidaknya membuka mata dan pemikiran kita bahwa negeri ini sedang tidak baik-baik saja. Sebagai seorang muslim yang cerdas diam bukanlah hal yang tepat ketika melihat kemungkaran dan kedzaliman merajalela.
Dalam sebuah hadits, diceritakan, dari Abu Sa’id al-Khudriy Ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.”
Hadits tersebut memberikan gambaran bagaimana Allah telah mewajibkan kepada umat muslim untuk senantiasa melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Aktifitas ini tidak boleh ditinggalkan kecuali kaum muslim ingin mendapatkan azab dari Allah.
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak niscaya Allah akan mengirimkan siksa-Nya dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. Al-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi)
Untuk itu, seorang muslim tidak diperbolehkan hanya berdiam diri saat melihat begitu banyak kedzaliman yang terjadi di hadapannya. Apalagi bila kezaliman itu menimpa saudaranya, agamanya dan negeri ini. Sebab kaum muslimin itu ibarat satu tubuh. Jika satu bagian tubuh sakit maka bagian yang lain turut merasakan.
Begitu pula ketika kebijakan yang dibuat penguasa menyimpang tidak sesuai dengan hukum syara maka harus ada ghirah yang muncul untuk bersuara. Sebab hukum Allah dan Rasul-Nya jelas lebih utama.
Ulama karismatik Buya Hamka pernah berkata, “Jika ghirah telah hilang dari hati, gantinya hanya satu, yaitu kain kafan tiga lapis. Sebab kehilangan ghirah sama dengan mati.”
Abu Ali Ad-Daqaq rahimahullah mengatakan:
ُ مَنْ سَكَتَعَن ِالْحَقِّفَهُوَ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ
Artinya: "Siapa yang diam saja, tidak menyatakan Al-Haq (kebenaran), maka dia adalah setan bisu." (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 2/20)
Ketika ghirah dalam diri membisu bahkan membeku saat menyaksikan kedzaliman-kedzaliman yang terus terjadi, maka kain kafanlah pakaian yang cocok untuk dikenakan, karena sejatinya ia tak ubahnya seperti mayat hidup.
Maka sudah seharusnya masyarakat melek dan mengerti bahwa hukum yang dilegalkan oleh penguasa sejatinya bukan bersumber dari pembuat hukum yakni Allah. Itu semua lahir dari sistem kufur yang berasas sekulerisme yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. Maka standar hukum yang dibuat lagi lagi karna asas manfaat bukan lagi apakah Allah ridho atau tidak. Apakah membawa kemaslahatan umat atau tidak.
Saatnya kaum muslimin bangkit, bahwa berharap dengan sistem Demokrasi hanyalah ilusi, bahkan kegaduhan terus yang akan dirasakan. Sudah seharusnya negeri ini kembali kepada syari'at Islam yang menyejahterakan karna langsung dari sang Khaliq.
Yuk jangan berdiam diri, terus berisik menyuarakan kebenaran, menyampaikan opini umum tentang Islam bahwa solusi yang menuntaskan problematika umat saat ini tidak lain ialah Islam dibawah institusi khilafah.
Wallahu’alam bisshawab[].
Tags
Opini