Oleh: Linda Maulidia,S.Si
Lagi, warga Palestina harus merayakan Idul Adha di bawah situasi ancaman dan penyerangan tentara Israel. Pada hari pertama Iduladha, Jumat (6/6/2025) lalu, serangan udara dan penembakan Israel di berbagai wilayah Gaza juga menyebabkan 33 warga Palestina kehilangan nyawa. (Beritasatu.com, 7/6/2025)
Sedikitnya 17 warga Palestina dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu (7/6/2025) dini hari waktu setempat, bertepatan dengan hari kedua perayaan Iduladha, imbas serangan udara dan tembakan militer Israel di wilayah selatan Jalur Gaza, terutama di daerah Khan Younis dan Rafah.
Sebelumnya, otoritas militer Israel mengeluarkan larangan bagi warga Palestina di Jalur Gaza untuk mendekati pusat-pusat distribusi bantuan. Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan di platform X, menyampaikan bahwa penutupan pusat distribusi dilakukan untuk keperluan renovasi, reorganisasi, dan peningkatan efisiensi. Demikian dilansir dari Antara. (Beritasatu.com, 4/6/2025)
Hingga hari ini Palestina masih menjadi sasaran genosida penjajah Zionis Yahudi, bahkan bayi=bayi yang masih merah yang tak memiliki dosa. Bagi Zionis, dosa mereka adalah karena mereka bayi Muslim keturunan Palestina. Zionis juga menjadikana kelaparan sebagai senjata untuk membunuh secara pelan-pelan generasi Palestina. Bahkan di hari raya serangan pun tak berkurang
Mirisnya, negara-negara besar dunia diam. Bahkan Penguasa muslim juga hanya sibuk retorika tanpa tindakan nyata dnegan mengirimkan pasukan untuk mengusir penjajah. Mereka diam meski rasa kemanusiaan terkoyak. Padahal rasa itu adalah rasa fitrah bagi manusia, untuk menolong sesamanya, apalagi bayi yang lemah tak berdaya
Matinya rasa kemanusiaan sesungguhnya menunjukkan matinya sifat dasar manusia. Dan ini adalah buah kapitalisme yang mengagungkan nilai materi dan rasa superior disertai dengan kebencian atas manusia lainnya. Kekejaman yang begitu rupa tak mengusik Nurani para pemimpin muslim. Nasionalisme yang lahir dari Barat pun menghalangi untuk bersikap adil pada muslim palestina. Tak ada seorang penguasa negeri muslim pun yang membebaskannya dengan kekuatan senjata, meski umat sudah menyerukan jihad. Jihad tak mungkin terwujud tanpa adanya seruan negara. Dan model negara hari ini tak mungkin menyerukan jihad, apalagi mereka justru bergandengan tangan dengan penjajah Yahudi.
Satu-satunya Solusi
Dahulu, Palestina adalah bagian dari Daulah Khilafah, Daulah kaum Muslimin. Palestina adalah tanah Kharajiyyah, milik seluruh kaum muslimin. Palestina pertama kali dibebaskan pada era Khalifah Umar Bin Khattab R.A. Kaum muslimin-lah yang membebaskan Palestina, sehingga status Palestina tidak boleh hanya dimiliki oleh bangsa Palestina, melainkan harus dikembalikan kepada pemiliknya yaitu kaum Muslimin
Kita juga perlu menegaskan, bagi kita Palestina bukan semata-mata masalah kemanusiaan, tetapi masalah agama. Sebabnya, berdasarkan syariah Islam, kaum Muslim tidak boleh membiarkan hidup umat Islam dimana pun, termasuk di Palestina. Haram membiarkan pengusiran kaum Muslim dari tanahnya sendiri, membiarkan kerangka rumah-rumah tempat tinggal, termasuk masyarakat rumah sakit dan sekolah sekolah. Dalam Islam ada kewajiban tegas untuk mempertahankan tanahnya sendiri dan memerdekakan saudara-saudaranya yang ditindas.
Islam telah memerintahkan untuk memerangi siapapun yang memerangi kaum Muslim dan mengusir kaum Muslim dari tanah-tanah mereka. Allah SWT telah menegaskan izin Palestina dilakukan dengan cara nyata memerangi penjajahan Yahudi dan negara-negara mendukung entitas Yahudi. Allah SWT berfirman (yang artinya): Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian (TQS al-Baqarah [2]: 190).
penjajahan yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi terhadap tanah kaum Muslim. Untuk solusi ini hanya bisa diselesaikan dengan mengusir dan melenyapkan entitas penjajah Yahudi ini dari Bumi Palestina. Untuk itu jihad fi sabilillah adalah kewajiban syariah Islam. Namun, perlu juga kita pahami bahwa yang dihadapi oleh umat Islam terkait Palestina ini bukanlah hanya entitas penjajah Yahudi dengan jumlah penduduk sekitar 7 juta orang, tetapi juga negara-negara imperialis Barat seperti Inggris yang melahirkannya dan Amerika Serikat yang kokoh untuk menjaganya.
Ditambah lagi dengan para penguasa dunia Islam, terutama penguasa Arab. Mereka justru menjaga eksistensi kolonial Yahudi ini dengan normalisasi. Mereka secara politik juga mendorong menggerakkan tentara-tantara kaum Muslim.
Di sinilah letak penting mengapa kita harus memperjuangkan Kembali Khilafah Islam 'alaa minhaaj an-nubuwwah Seruan jihad hanya mungkin dikumandangkan oleh khilafah. Oleh karena itu, umat harus berjuang menegakkan khilafah. Tegaknya khilafah tak mungkin terwujud ketika umat masih hidup dalam naungak kapitalisme sekularisme
Upaya menegakkan Khilafah membutuhkan kepemimpinan jamaah dakwah ideologis yang konsisten menyerukan tegaknya Khilafah. Jamaah ini akan membangun kesadaran umat, dan menunjukkan jalan kemuliaan bagi umat. Umat sudah seharusnya menjawab seruan jamaah dakwah ini dan berjunag Bersama menjemput nashrullah Wallahua'lam
Tags
Opini