Oleh: Ummu Rofi
(Aktivis Muslimah)
Kehidupan para buruh saat ini sedang tidak baik-baik saja. Wajib bagi negara menjadi garda terdepan dalam pengurusan para buruh. Namun di sistem saat ini kehidupan buruh tidak sejahtera. Berbeda buruh di sistem Islam dijamin kesejahteraannya oleh Khalifah.
Bahwa pada tanggal 1 Mei 2025 telah diperingati Hari Buruh Internasional (May Day), di Monas dengan 200 ribu buruh sejabodetabek. Di sana pun hadir Pak Presiden Prabowo Subianto dan mengatakan bahwa akan ada wacana pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional dan Satgas PHK. Ketua dari Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) mengatakan "ketika dibentuk harus dititikberatkan pada proteksi dan penecagahan PHK, tidak sebatas perkara teknis pesangon." (news.detik.com, Sabtu, 03-05-2025)
Disadur dari detik.news, sabtu, (03-05-2025), Dewan Kesejahteraan Buruh dan Satgas PHK. Menurutnya, "Walaupun suara serikat buruh dan masyarakat sipil sudah sering disuarakan, namun sering kali tidak didengarkan oleh pemerintah. Ia mempertanyakan apakah Dewan dan Satgas ini akan benar-benar memiliki peran yang signifikan atau hanya sekadar memberi rekomendasi yang tidak diindahkan, dikatakan oleh Koordinator Dewan Buruh Nasional KASBI, Nining Elitos."
Setiap tanggal 1 Mei diperangati hari buruh internasional, ditetapkan sebagai hari perjuangan para kelas pekerja, hari buruh juga dipelopori oleh Barat yang bernama Patter McGuire dan Matthew Maguire dari Paterson, New Jersey 1872. Hari buruh ada di dalam sistem kapitalisme. Alih-alih agar para pekerja hidup dengan sejahtera, namun tetap saja kehidupan para pekerja tidak sejahtera.
Melihat kondisi terkini, sudah abad ke 21. Pertanyaan yang mendasar untuk dijawab: Apakah kondisi buruh saat ini sudah sejahtera dibandingkan dengan yang sebelumnya?
Kesenjangan yang Tersistem
Ironi yang menyakitkan adalah bahwa buruh—penggerak utama roda ekonomi—masih harus bergelut dengan kesejahteraan yang semu, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi tahunan Indonesia per April 2025 berada di angka 1,95%. Walaupun tampak moderat secara makro, tapi kenyataan di lapangan menunjukkan daya beli buruh justru terus turun. Kenaikan harga bahan pokok, biaya transportasi, serta kebutuhan pokok lainnya menghimpit ruang pendapatan keluarga buruh.
Menaiknya biaya pendidikan kisaran rata-rata 10–15% per tahun dalam satu dekade terakhir, jauh melampaui rata-rata kenaikan upah minimum yang stagnan di kisaran 2–4% per tahun, inflasi medis di Indonesia telah mencapai 19% menurut laporan Manulife 2025 dan alhasil layanan kesehatan berkualitas semakin sulit dijangkau bagi buruh.
Sebab Akibat Buruh Tak Sejahtera
Saat ini fenomena “working poor” (bekerja namun tetap miskin) makin marak. Telah dicatat bahwa 58,7% penduduk Indonesia yang berkerja berada di ambang kemiskinan menurut Bank Dunia, bahkan sistem ekonomi kita gagal menyediakan jaring pengaman yang kuat bagi buruh, justru memfasilitasi konsolidasi kekayaan oleh segelintir elite bisnis.
“Kaum buruh hanya memiliki tenaga mereka dan mereka menjualnya untuk bertahan hidup", tulis Marx. Benar realitas buruh saat ini dipaksa tenaganya untuk bertahan hidup, dikarenakan sistem yang diterapkan detik ini yakni kapitalisme. Kapitalisme hanya menjanjikan, tapi mengkhianati.
Menurut laporan Oxfam pada tahun 2025, saat ini 1% orang terkaya di dunia menguasai hampir 45% kekayaan global. Sementara itu mayoritas buruh di dunia masih terjebak dalam pekerjaan informal tanpa perlindungan sosial yang memadai.
Buruh di dalam kapitalisme hanya di eksploitasi tenaga kerjanya, hanya sekedar atasan dan bawahan. Mengurangi modal sekecil-kecilny mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Itulah sistem ekonomi kapitalisme, asasnya materi bukan lagi mencari keberkahan di dalamnya.
Maka buruh tak sejahtera karena sistem bukan karena rakyat itu males, dan lain-lain. Namun dengan bekerja saja masih tak sejahtera, apalagi tidak bekerja nelangsa kehidupan rakyat saat ini. Alhasil utopis sejahtera dalam sistem kapitalis. Sebaliknya akan selalu menderita, dan menderita para buruh dalam sistem kufur ini.
Sistem kapitalis yang diemban negara saat ini, seharusnya negara bertanggung jawab atas kehidupan rakyatnya, dari sandang, pangan dan papan. Tidak boleh melepas tangan kepada individu dan perusahaan semata. Yang ada menjadikan kesenjangan yang tersistem.
Islam Menyejahterakan Kaum Buruh
Sistem Islam sistem yang memiliki aturan sempurna. Dalam aspek pekerja pun Islam mengatur, karena seorang Khalifah bertanggung jawab untuk meriayah rakyatnya. Islam melindungi para pekerja dengan meriayahnya. Ketika bekerja tetap kurang, Khalifah akan bertanggung jawab.
Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, aspek kesehatan, pendidikan, ekonomi, keamanan, dan lain-lain. Pendidikan, kesehatan itu tanggung jawab negara untuk mengurusnya dan memberikan kepada rakyatnya secara percuma. Maka para pekerja di sistem Islam pun tidak memiliki beban berat bagi para orang tua.
Islam memandang hubungan antara para pekerja dan pengusaha sebagai mitra pengusaha. Yang keduany saling tolong-menolong, di mana Allah Swt jelaskan dalam Al-Qur'an “Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS Al-Maidah [5]: 2). Sedangakan sistem kapitalis memandang pekerja sebatas sebagai faktor produksi, sehingga hubungan pekerja dan pengusaha bersifat eksploitatif.
Kehidupan para pekerja di dalam sistem Islam ditetapkan ijarah (upah) itu ditentukan atas dasar manfaat yang diberikan. Bukan dari harga barang dan jasa atau dengan upah minimum. Ketika rakyat itu sudah bekerja namun tetap miskin, negara akan bertanggung jawab memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Dan ketika ada yang tidak bekerja Khalifah akan memberikan pekerjaan rakyat yang tidak bekerja. Namun memberikannya sesuai keahliannya, misal rakyat tersebut bisanya bertani, maka Khalifah akan memberikan lahan dan modal untuk bertani. Ada kisah pada masa Rasulullah, sahabat tersebut tidak memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Lalu, Rasulullah memberikan sebuah kapak yang digunakan untuk mencari kayu dan hasilnya dijual.
Dalam sistem yang sudah diterapkan 14 abad lamanya. Keniscayaan sebuah kesejahteraan akan terwujud nyata di dalam kehidupan seluru rakyatnya. Di karenakan aturan yang diterapkan sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Di mana aturan Allah Swt. menurunkan keberkahan di dalamnya. Allah Maha Pengatur (Al-Mudabbir), Maha Pencipta (Al-Khaliq). Alhasil Islam hadir untuk kemaslahatan umat manusia.
Maka sudah saatnya kaum muslimin kembali kepada sistem Islam yang akan menyejahaterakan kaum pekerja dan seluruh umat manusia dalam naungan Islam kaffah.
Wallahualam bissawab
Tags
Opini
