Solusi Gaza : Butuh Persatuan Ummat




Oleh : Elis Irma Ratnasari



Tinggal menghitung bulan usia pertempuran Gaza akan menjadi dua tahun jika masih dengan nasib yang sama. Kondisi makin memprihatinkan, penjajah zionis secara terang benderang membidik warga sipil. Selain serangan yang massif dilakukan, pembunuhan secara tak langsung pun dijalankan. Mereka jaga semua perbatasan, agar tak ada satupun bahan makanan masuk sehingga warga Gaza perlahan mati kelaparan.

Kengerian hidup di Gaza bagai menjemput kematian tiap waktu, namun dunia seolah tidak punya solusi untuk masalah ini. Bahkan diamnya dunia, seolah pertanda persetujuan dengan semua yang ada.

Berbagai aksi besar solidaritas Gaza di belahan dunia terus memenuhi jalan jalan. Hubungan diplomatik dengan negara Zionis pun satu per satu diputus oleh negara. Namun, pergerakan ini masih belum mampu menghentikan kekejaman penjajah terhadap saudara kita.

Penjajah Zionis Hanya Pantas Dilawan dengan Bahasa Perang

Sejak zaman Rasulullah, kaum Yahudi yang berusaha dipercaya namun akhirnya berkhianat. Sama halnya dengan kondisi di Palestina, mereka datang sebagai tamu yang berharap belas kasih tuan rumah. Namun, kepercayaan yang diberikan tuan rumah akhirnya berujung pengkhianatan dengan perampasan tanah dan pengusiran.

Dari sana, kita belajar bahwa tidak ada solusi selain apa yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah, melakukan perlawanan fisik bahkan pada sampai pembersihan.

Yang membedakan, zaman Rasulullah di pimpin oleh beliau langsung sebagai pemimpin kaum Muslimin. Hari ini kita terpecah belah, tanpa kepemimpinan yang menyatukan kekuatan kaum Muslimin.

Bahkan negara negara tetangga yang berdekatan pun tidak mengirimkan pasukannya.

Negri Kaum Muslimin Belum Cukup Mampu Melawan Penjajah Zionis dan Sekutunya, Benarkah?

Belum adanya pergerakan dari negri Kaum Muslimin kecuali sedikit, tentu patut dipertanyakan. Banyak yang menganalisis, karena untuk kemanan kondisi rakyat negarnya dan bahkan sampai pada ketidakmampuan persediaan senjata dan lainnya untuk melawan zionis yang dipasok langsung oleh negara adidaya seperti AS.

Memang kita akui, hari ini kondisi kaum Muslimin terpuruk. Termasuk dalam teknologi persenjataan, tak aneh jika banyak pertimbangan dipikirkan sebelum melakukan penyerangan.

Sebagai contoh, hari ini tidak ada satupun di negeri Muslim yang secara independen mempunyai industri permesinan. Semuanya masih tergantung dengan negara negara kafir.

Namun, kita mempunyai sumberdaya manusia yang cerdas dan sumberdaya alam yang mendukung hingga akhirnya InsyaAllah bisa cepat secara independen membangun industri yang mendukung peperangan secara optimal.

Selain itu, kita harus percaya meski dengan kondisi yang serba kurang asalkan kita dipersatukan sambil terus mengokohkan keimanan, InsyaAllah pertolongan Allah akan turun dengan cepat. Sudah seharusnya kita belajar dari berbagai kasus peperangan dimasa lalu, kaum Muslimin seringkali kalah dalam jumlah dan alat tempur. Tapi dengan izin Allah dimenangkan.

Hari ini, InsyaAllah kita pun bisa seperti itu. Semoga Allah segera satukan kaum Muslimin dalam satu kepemimpinan, bersama melawan musuh yang bengis dan kejam. InsyaAllah, Fajar kemanangan akan segera datang dan saudara kita di Palestina pun benar benar berada dalam kebebasan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak