Pengangguran, Mengancam Generasi




Oleh: Essy Rosaline Suhendi



Tagar Indonesia Gelap yang dulu sempat mencuat sepertinya memanglah benar. Pasalnya, data dari IMF menemukan, bahwa saat ini Indonesia menduduki peringkat pertama jumlah pengangguran terbanyak se-ASEAN. (www.kompas.com, 30/04/25)

Bahkan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengkhawatirkan. Sebab menyatakan jumlah pengangguran bergelar sarjana pada tahun 2024 tembus 842.378 orang. (www.cnbcindonesia.com, 01/05/25)

Nelangsa, jika memang generasi saat ini terancam pengangguran massal. Yang katanya Indonesia akan mendapat bonus demografi, namun justru malah berujung kecemasan karena lapangan kerja susah didapat.


Dampak Sistem Buruk

Janji para penguasa sebelum menjabat, nyatanya tidak dapat dibuktikan, karena lapangan kerja yang luas ternyata bukan untuk rakyat sendiri. Sebab yang membuka lapangan pekerjaan tersebut adalah para kapital, yakni pihak swasta atau pengusaha.

Begitulah wajah seorang penguasa dalam sistem sekularisme kapitalisme. Sistem sekularisme kapitalisme adalah sistem yang memisahkan agama dengan kehidupan dan asas yang diterapkan dalam peraturan hanyalah asas kepentingan.

Oleh karenanya sangatlah wajar, jika lapangan pekerjaan sulit didapat di negeri sendiri, tapi di satu sisi banyak tenaga kerja asing yang mengais rezeki di sini. Impian generasi yang berharap dapat mendapatkan pekerjaan yang baik karena gelar yang didapat pun pupus tak terwujud.

Selain itu, sistem sekularisme kapitalisme merestui sumber daya alam negeri dikuasai oleh swasta dan asing. Walhasil, mereka para kapital bersenang-senang di tengah penderitaan rakyat yang sedang berjuang hanya demi mendapat sesuap nasi.

Sangatlah tak pantas, jika sistem sekularisme kapitalisme dipertahankan dalam suatu negeri. Maka dari itu, Allah Swt. memiliki sistem kehidupan yang sempurna untuk manusia, yakni sistem Islam.


Islam, Sistem Sempurna

Negara yang menerapkan sistem Islam akan mengatur seluruh aspek kehidupan meliputi politik, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan dan termasuk ekonomi berdasarkan aqidah Islam. Aqidah Islam menjadi dasar atas setiap peraturan yang diterapkan, maka asas yang berdiri di dalamnya adalah hukum syara' bukan untung rugi.

Islam juga mengatur pengelolaan sumber daya alam. Rasulullah Saw bersabda:

اَلْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْمَاءِ وَالْكَلإِ وَالنَّارِ وَثَمنَهُ حَرَامٌ

Artinya: Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput dan api; dan harganya adalah haram. (HR. Ibnu Majah)

Maknanya, tiga hal tersebut termasuk SDA menjadi tanggung jawab negara untuk mengelolanya lalu hasilnya dikembalikan pada seluruh warga negara. Negara dilarang memperjualbelikan atau menyewakan SDA kepada individu atau swasta.

Selain itu, negara juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan seluruh warganya. Sehingga negara akan membuka lapangan pekerjaan bagi setiap kepala keluarga sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

Dengan demikian, negara akan menjamin per kepala mendapatkan semua hak nya dan kebijakan yang diterapkan pun bukanlah aturan yang bertentangan dengan Islam atau yang menyengsarakan rakyat.

Sudah seyogyanya, kita umat Islam menginginkan Islam diterapkan dalam kehidupan, sebagaimana dulu di masa kekhalifahan Islam. Saat itu Islam mampu mewujudkan peradaban yang bersinar dan menjadi pusat peradaban karena manusia yang memimpinnya adalah seorang Khalifah yang hanya takut kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Masyaallah, semoga bisyarah Rasullullah Saw segera terwujud yaitu tegaknya khilafah 'ala minhaj yang kedua. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang artinya:

“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan yang zalim. Ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Kemudian Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi, dan Al-Bazzar)

Wallahu'alam bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak