Islam Dilecehkan, Masihkah Pemimpin Dunia Diam?



Oleh. Lilik Yani (Muslimah Peduli Umat)

Sungguh kejam, zionis semakin arogan. Sebegitu takutnya pada umat Palestina, hingga harus menggunakan bom nuklir untuk memusnahkannya? Siapa yang kalah jika demikian? Berapa biaya akan dikeluarkan, berapa senjata akan dipersiapkan, umat Palestina tak pernah ada ketakutan. 

Keimanan umat Palestina menancap begitu dalam. Bukan Palestina yang bermasalah, tapi pemimpin umat, akankah terus memilih diam melihat arogansi zionis yang sudah di luar nalar, melampaui batas naluri kemanusiaan?

Dilansir dari antaranews.com - Hamas mengecam keras pernyataan anggota Kongres AS Randy Fine yang menyerukan penggunaan bom nuklir di Jalur Gaza. Kelompok perlawanan Palestina tersebut menyebut pernyataan itu "hasutan" untuk melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.

Seruan oleh politikus AS dari partai Republik itu dinilai Hamas melanggar hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa.
Kelompok itu menekankan bahwa seruan Fine tersebut menghasut publik untuk menggunakan senjata pemusnah massal terhadap lebih dari 2 juta warga sipil Palestina di Jalur Gaza. Hamas juga menyatakan bahwa seruan "mengerikan" itu tidak akan melemahkan perjuangan Palestina, tetapi "lagi-lagi mengungkap wajah asli" Israel dan "para pendukungnya." (24/5/25).

Pernyataan itu menjadi bukti nyata bahwa umat Islam mendapatkan penghinaan luar biasa ini. Namun betapa mirisnya pemimpin negeri muslim justru diam saja, tak terdorong untuk menunjukkan pembelaan atas agamanya ini. Mereka tetap bergeming demi menjaga kekuasaannya, padahal Gaza sungguh telah dihancurkan sedemikian rupa. Mereka makin kuat pengkhianatan nya di dunia.

Pembantaian Zionis di Palestina Makin Brutal, Dunia Diam

Kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, pada awal Maret lalu memperingatkan tentang konsekuensi dari kebungkaman dunia internasional yang terus-menerus tentang kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina, termasuk pemindahan paksa dan pembongkaran rumah-rumah di kamp-kamp pengungsi di seluruh Tepi Barat yang diduduki.

Hamas mendesak PBB dan lembaganya untuk mengambil tindakan segera dan efektif untuk menghentikan pelanggaran hukum internasional yang terus-menerus dan mengerikan oleh zionis. Hamas menggambarkan tindakan Israel sebagai "pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan kejahatan perang terang-terangan yang dilakukan di hadapan dunia."

Kelompok itu juga mengecam operasi militer Israel di Tepi Barat dan "teror sistematis" terhadap warga Palestina, menyebutnya sebagai "upaya putus asa dan sia-sia untuk mematahkan semangat perlawanan."

Otoritas Palestina telah memperingatkan bahwa serangan itu merupakan bagian dari rencana yang lebih luas oleh pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat dan mendeklarasikan kedaulatan atasnya, yang dapat menandai berakhirnya solusi dua negara.

Negara-negara Arab Juga Tidak Bertindak

Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese pernah terang-terangan menyebut Israel melakukan pembersihan etnis Palestina di Tepi Barat. Dia juga mengecam negara-negara Arab yang tidak berani melawan tindakan rezim Zionis tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, pejabat PBB tersebut menggambarkan apa yang terjadi di Tepi Barat dan posisi negara-negara Arab sebagai hal yang mengejutkan. Ia menyatakan keterkejutannya atas klaim tentang keterbatasan kemampuan negara-negara Arab untuk bertindak. Situasi saat ini memberikan kesempatan penting untuk menyatukan suara Arab dalam membela Palestina, daripada hanya berbicara tentang membangun kembali Gaza, bahkan ketika “genosida terus berlanjut”.

Beberapa negara Arab berkonspirasi melawan Palestina. Dia menunjukkan bahwa seluruh dunia tahu Israel berusaha mengendalikan apa yang tersisa dari Palestina, mengulangi di Tepi Barat apa yang telah dilakukannya di Gaza, karena ingin semua warga Palestina meninggalkan tanah mereka. Sementara itu, negara-negara Arab dan masyarakat internasional tidak melakukan apa pun.

Etika Peperangan dalam Islam

Gambaran kerusakan dan kekejaman di Gaza menunjukkan buruknya sistem hidup hari ini yang tak memuliakan manusia sebagai makhluk terbaik ciptaan Allah. Sistem yang tega membunuh bayi-bayi yang tak berdosa ini jelas tidak layak memimpin dunia dan mengatur hidup manusia.
Islam menghormati nyawa manusia, bahkan dalam peperangan sekalipun, Islam memerintahkan untuk berlaku baik dan menjaga nyawa penduduk sipil serta fasilitas umum.

Etika perang dalam Islam menekankan pada perlindungan terhadap jiwa, menjaga kesucian, dan menghindari kekerasan yang tidak perlu. Perang hanya diperbolehkan sebagai bentuk pertahanan diri dari serangan musuh atau untuk menghentikan tindakan kezaliman, dan harus dilakukan dengan cara yang etis dan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. 

Perang sebagai bentuk pertahanan diri. Islam mengajarkan bahwa perang adalah tindakan yang sangat berat dan tidak boleh dilakukan kecuali sebagai bentuk pertahanan diri dari serangan musuh atau untuk menghentikan tindakan kezaliman. 

Batasan-batasan dalam perang:
- Menghindari kekerasan yang tidak perlu: Islam melarang keras tindakan yang melampaui batas, seperti membunuh orang yang tidak berdosa, merusak harta benda yang tidak terkait dengan perang, dan menyiksa tawanan. 
- Perang tidak boleh dilakukan untuk mengejar kesenangan duniawi atau meraih keuntungan pribadi. Tujuan perang adalah untuk menegakkan keadilan dan melindungi umat Islam. 
- Warga sipil, anak-anak, perempuan, dan orang tua harus dilindungi dan tidak boleh menjadi target dalam perang. 
- Tawanan perang harus diperlakukan dengan baik, diberi makan, dan diperlakukan sesuai dengan hukum Islam. 

Fakta yang ada, zionis bukan hanya memerangi dengan senjata, bom, rudal. Semua dalam rangka genosida, agar seluruh warga Palestina habis. Namun tak berhasil, lalu menggunakan cara genosida yang sangat kejam yaitu dibuat lapar berhari-hari hingga banyak anak-anak dan bayi Palestina meninggal dunia 

Genosida dengan Bom Nuklir, Masihkah Dunia Diam Saja?

Kini rencana genosida yang akan dilakukan zionis lebih kejam lagi yaitu dengan bom nuklir seperti yang dulu pernah menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Luar biasa ketakutan zionis pada warga Palestina. Mereka tak punya senjata apa-apa. Mereka dalam kondisi lapar tak berdaya, mengapa sampai merencanakan genosida sekejam itu? 

Dalam kondisi seperti ini, pemimpin dunia juga tak ada yang bergeming untuk empati, simpati, atau peduli. Sungguh ini pelecehan terhadap negara muslim. Bukankah Palestina saudaranya? Apakah hatinya sudah mati rasa karena dicuci otak oleh zionis dan pendukungnya. Sebegitu takutnya kepada zionis hingga tak lagi bisa membedakan saudara dan musuh. Mana yang benar dan mana yang salah. 

Bukannya seharusnya marah, dengan ide brutal genosida bom nuklir ini? Jangan diam membisu tak punya sikap. Bagaimana mungkin jadi pecundang di negeri yang seharusnya kuat dan bisa menolong saudaranya yang tertindas.

Sungguh, harus ada persatuan umat untuk bisa menghadang rencana culas zionis bengis. Jika negara muslim sendiri-sendiri tak punya nyali, sudah saatnya bersatu agar semakin kuat untuk melawan zionis dan para pendukungnya. 

Islam harus bersatu, negara Islam harus kembali bergandengan tangan untuk membela Palestina. Sungguh sangat tidak seimbang jika Palestina yang tanpa senjata harus melawan zionis dengan perlengkapan senjata tempur, apalagi jika ditambah bom nuklir.

Sampai kapan membiarkan saudaranya sendiri tersiksa, teraniaya, terzalimi, oleh zionis kafir yang sudah melampaui batas kemanusiaan. Stop, jangan bekerja  sama lagi dengan zionis. Saatnya bersatu menjadi negara Islam yang kuat dengan menerapkan semua aturan Allah. Hanya dengan tegaknya negara Islam maka kekuatan semakin besar untuk melawan dan mengusir zionis. Sudah saatnya Palestina merdeka dan umat sedunia sejahtera ketika sistem diatur oleh Islam.

Wallahua'lam bissawab





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak