Balita Terbakar Tanpa Pengawasan Kok Bisa?


Oleh : Epi Lisnawati, MPd 


Viral dan memilukan, tiga orang balita tewas terjebak kebakaran di rumahnya. Tragedi ini terjadi di Jalan Suprapto, Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kendari Sulawesi Tenggara, pada hari Selasa 6 Mei 2015. Kebakaran terjadi sekitar pukul 14.21 Wita. Saat kejadian tiga anak balita tersebut ditinggal tanpa ada orang dewasa yang mendampingi, ibu korban keluar rumah untuk membeli makanan bersama teman prianya (detikSulsel.com, Kamis 8 Mei 2025).

Sungguh mengenaskan kondisi tiga balita yang menjadi korban tewas dalam kebakaran tersebut, sementara satu korban lainnya masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Dua korban pertama ditemukan tewas terpanggang di dalam lemari pakaian dalam kondisi berpelukan, sementara satu korban lainnya sempat dirawat sebelum akhirnya meninggal.

Anak-anak adalah makhluk kecil yang belum sempurna akalnya sehingga perlu ada orang dewasa yang mendampinginya. Kurangnya pengawasan orang tua atau orang dewasa lainnya yang dapat dipercaya akan beresiko terjadinya sesuatu yang membahayakan nyawanya karena anak-anak belum dapat memahami konsekuensi atau resiko perbuatannya.

Tragedi ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan menitipkan anak kepada tetangga, kerabat, ataupun tempat penitipan anak. Namun saat ini banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh orang tua ketika akan menitipkan anak pada orang lain. Diantaranya keamanan anak karena saat ini kejahatan seksual marak terjadi dan dilakukan oleh orang-orang terdekat anak dan juga biaya. 

Saat ini ketika kita hidup dalam sistem kapitalis sekuler, ikatan antar keluarga semakin longgar dan kemiskinan yang menimpa keluarga. Hubungan antar keluarga atau tetangga hanya sebatas manfaat sehingga semuanya distandarkan pada materi. Masyarakat yang individualis, tidak peduli dengan lingkungan juga semakin menambah susahnya saling tolong menolong antar sesama. Jika orang tua ingin menitipkan anaknya ke tempat penitipan anak tentu membutuhkan biaya yang besar. 

Disamping itu saat ini faktanya banyak ibu-ibu yang belum memahami tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua ataupun ibu. Maka mereka belum mampu mengurus keluarga karena berbagai faktor. Akibatnya terjadi disfungsi keluarga karena minimnya ilmu. Apalagi sampai saat ini tidak ada pendidikan menjadi orang tua.

Kondisi ini disebabkan oleh sistem kehidupan yang mengatur masyarakat hari ini berlandaskan sistem sekuler kapitalisme. Kehidupan sekuler membuat masyarakat memisahkan agama dari kehidupan. Pandangan-pandangan hidup termasuk nilai perbuatan tidak dilandaskan pada syariat. Sistem kapitalisme sekuler ini menjadikan orientasi hidup manusia pada materi. 

Asas perbuatan manusia pun dibangun dengan berlandaskan materi sehingga tolong menolong tanpa pamrih sulit ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor anak-anak tidak memiliki jaminan keselamatan. Sementara jika kehidupan masyarakat diatur oleh sistem dari Allah yakni Islam, anak-anak akan mendapatkan jaminan keselamatan tersebut.

Dalam Islam ketika manusia melakukan suatu perbuatan tujuannya untuk mendapatkan rida Allah. Maka ketika salah satu dari kerabat membutuhkan bantuan, kerabat yang lain akan berupaya untuk meringankan beban kerabat tersebut. Mereka akan memberikan bantuan semampu mereka. Bantuan ini diberikan dengan tulus dan ikhlas hanya mengharap rida Allah. 

Demikian pula hubungan dengan tetangga diniatkan untuk kebaikan dan keharmonisan hubungan antar sesama muslim. Maka saat ada tetangga yang membutuhkan bantuan, tetangga yang lain akan ikhlas membantu tanpa pamrih. Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Amr ra bahwa Nabi saw bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya" (HR at-Tirmidzi). 

Ketika syariat Islam yang dijadikan tolok ukur perbuatan, maka aktivitas tolong-menolong antar saudara ataupun tetangga terealisasi dengan benar. Islam menumbuh suburkan semangat kebaikan, saling menasehati dan melindungi. Sikap ini lahir dari pancaran keimanan. Lingkungan yang dibangun atas dasar akidah Islam akan menjadikan hubungan antar individu menjadi suatu hubungan yang tulus dan penuh dengan semangat tolong-menolong. 

Sebagaimana firman Allah;  “ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” ( QS Al Hujurat ayat 10).

Menurut Islam salah satu hak anak yang wajib dipenuhi oleh orang tua yaitu hak untuk mendapatkan perlindungan dan penjagaan. Allah Swt juga telah mengingatkan orang tua agar selalu melindungi dan menjaga diri, khususnya anak dan istrinya dari siksa api neraka (QS At-Tahrim : 6).

Alhasil dengan penerapan Islam keamanan anak-anak akan lebih terjaga. Maka ketika syariat Islam yang sempurna itu diterapkan secara kafah, Insyaallah keberkahan akan tampak pada kehidupan manusia. Jaminan kehidupan yang aman dan tentram dalam naungan rida Allah akan terwujud. 
Wallahu’alam Bissawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak